Ayam kesrut atau orang
Banyuwangi biasa menyebutkan sebagai Uyah
Asem, adalah masakan yang tradisional khas Suku Using. Kuliner berbahan
utama ayam kampung, khususnya ayam kampung muda, yang dimasak dengan kuah segar
dan sedikit bumbu rempah.
Perpaduan rasa gurih kaldu ayam dengan rasa pedas dan
asamnya belimbing wuluh, membuat makanan ini terasa nikmat. Makanan ini
biasanya dihidangkan panas-panas bersama dengan nasi dan sepotong tempe tebal
yang digoreng garing.
Penamaan ayam kesrut, menurut budayawan Banyuwangi, Hasnan
Singodimayan, diambil dari istilah kecrut atau diseruput. Jadi, cara makan ayam
kesrut itu sambil diseruput. Dari sini muncul istilah Ayam Kesrut.
Nah, untuk lebih mempopulerkan ayam kesrut, Pemkab
Banyuwangi sengaja mengangkat tema Ayam
Kesrut dalam Festival Banyuwangi Kuliner 2018. Seperti biasa, ada bintang
tamu chef berkelas nasional yang diundang sebagai bintang tamu sekaligus juri
kehormatan.
Kali ini Farah Quinn, chef seksi yang didapuk untuk
mengendorse kuliner ayam kesrut. Bisa ditebak, kehadirannya membuat festival
semakin semarak.
Menurut Farah, ayam kesrut tergolong makanan sehat karena
tidak melalui proses menggoreng. Selain itu juga mudah dibuat.
Dengan gaya yang lincah Farah Quinn melakukan demo masak
ayam kesrut. Satu persatu bumbu yang akan diracik, dimasak bersama Dani Azwar
Anas, istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang turut mendampingi selama
proses demo berlangsung.
Setelah masakan matang, Farah pun langsung mencicipi. "This
is it. Excellence spicy. Rasa asamnya segar," cetusnya.
"Khusus ayam kesrut dagingnya empuk, kuahnya asem,
pedes, segar, dan enak," tambahnya.
Menurutnya, upaya Kabupaten Banyuwangi dalam mengenalkan
kuliner lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, patut dicontoh daerah
lain.
"Ini bagus menurut saya karena mereka bangga dengan
masakannya sendiri. Apalagi didukung dengan effort kota yang bersih, nyaman
serta didukung oleh keramah-tamahan penduduk yang kuat,” ujarnya.
Gaya Farah Quinn saat melayani pertanyaan penggemarnya. |
Ada pesan menarik yang disampaikan Farah. Ia menyarankan
agar rakyat Indonesia bangga kepada kekayaan potensi nusantara, khususnya
kuliner.
Farah pun mencontohkan keberhasilan negara Peru yang kini
berprestasi' dalam bidang kuliner. Separuh dari '50 best restaurant in the
world 'ada di Peru.
"Lima tahun lalu makanan Peru tidak dikenal, namun kini
kuliner Peru mulai diminati dunia. Ini berkat kegigihan salah satu chef Peru
untuk menumbuhkan kebanggaan kuliner Peru ke masyarakat di sana. Saya kira
Kabupaten Banyuwangi sudah memulainya, salah satunya lewat event Festival
Banyuwangi Kuliner ini,” kata Farah.
Setiap tahun Festival Banyuwangi Kuliner menampilkan tema
kuliner yang berbeda dengan tujuan untuk mempromosikan khazanah kekayaan
kuliner lokal Banyuwangi.
Festival kuliner memang menjadi bagian diplomasi pariwisata
Banyuwangi untuk mengundang kedatangan banyak orang melalui food and
fashion.
"Food and fashion menjadi cara diplomasi pariwisata yang jangkauannya tanpa batas. Ini melengkapi kekuatan pariwisata kami yang terkenal dengan destinasi alamnya. Cara ini terbukti ampuh mendongkrak kunjungan wisatawan kami," ujar Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.
"Food and fashion menjadi cara diplomasi pariwisata yang jangkauannya tanpa batas. Ini melengkapi kekuatan pariwisata kami yang terkenal dengan destinasi alamnya. Cara ini terbukti ampuh mendongkrak kunjungan wisatawan kami," ujar Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.
Kuliner Ayam Kesrut
Di Banyuwangi, ayam kesrut dikenal sebagai salah satu
kekayaan kuliner khas Suku Osing. Karena itu penyebarannya lebih populer di
wilayah yang banyak dihuni komunitas Suku Osing, seperti di Kecamatan Glagah,
Singojuruh dan Rogojampi.
Secara tradisi, ayam kesrut hanya dibuat pada momen tertentu
seperti waktu lebaran atau ritual bersih desa. Pada momen tersebut, biasanya
warga memotong ayam. Bagian tertentu seperti ceker, kepala, leher dan sayap
ayam inilah yang dibikin menjadi menu ayam kesrut.
Seporsi ayam kesrut yang segar. |
Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan lalu dimasukkan dalam rebusan
ayam, lalu tambahkan gula dan garam secukupnya.
Lalu, daging ayam kampung direbus hingga matang. Bumbu-bumbu
yang telah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam rebusan ayam tersebut, ditambah
gula, garam.
Setelah matang dan ayam empuk, ayam kesrut siap dihidangkan dengan
seporsi nasi hangat.
Meski demikian, resep ayam kesrut tersebut memiliki variasi. Ada yang memasak ayam kesrut dengan tambahan bawang merah, kecombrang dan irisan papaya. Ada juga yang menambahkan daun bawang untuk menyegarkan rasa.
Pada resep tradisional ayam kesrut, kecombrang – atau orang Banyuwangi menyebutnya sebagai tanaman Lucu - dipakai untuk menambah aroma harum dan lebih segar masakan.
Soal sebutan ayam kesrut, ada yang menyebutnya sama dengan Uyah Asem. Namun ada yang menganggapnya berbeda, meskipun rempahnya sama. Yang membuat beda, kalau kalau ayam kesrut bumbunya diolah mentah, sedangkan uyah asem bumbunya ditumis dulu.
Ayam Kesrut, salah satu menu yang disajikan Resto Kumarang di Desa Kemiren. |
Menikmati ayam kesrut saat ini tidak sesulit waktu-waktu
sebelumnya, karena sekarang ini menu ayam kesrut banyak ditemukan di
warung-warung di kawasan kota Banyuwangi dan pedesaan di lereng Gunung Ijen. Bahkan
hotel berbintang di Banyuwangi juga menawarkan menu Ayam Kesrut.
Setelah diangkat dalam festival Banyuwangi Kuliner 2018,
bisa dipastikan pamor Ayam Kesrut sebagai satu kuliner khas Banyuwangi
bakal meroket, dan semakin banyak tempat makan yang menyediakannya.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, masakan yang
difestivalkan membuat wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi penasaran untuk
mencicipinya. Hal ini disadari betul oleh para pengelola warung dan rumah makan
Banyuwangi. Jadi pastikan kamu tidak ketinggalan mencoba Ayam Kesrut alias Uyah Asem saat ke Banyuwangi. Pokoke maknyus!
What's Happening i am new to this, I stumbled upon this I've found It positively helpful and it has aided me out loads.
BalasHapusI'm hoping to contribute & assist other customers like its aided me.
Great job.