Bulan Januari 2018 belum selesai dilalui, Banyuwangi,
Kabupaten yang letaknya paling ujung timur di Pulau Jawa, sudah membuat pariwisata
Indonesia bergairah. Lewat ajang ASEAN Tourism Forum di Thailand, Jumat
(26/1/2018), Banyuwangi meraih penghargaan tertinggi bidang pariwisata tingkat
Asia Tenggara, yaitu ASEAN Tourism Standard Award.
Upaya Banyuwangi meningkatkan kenyamanan berkunjung bagi
wisatawan, terutama dari aspek kebersihan, diapresiasi dengan penghargaan
sebagai kota wisata bersih (Clean Tourist
City).
Bupati Banyuwangi Azwar Anas (tengah) saat menerima penghargaan di forum tertinggi bidang pariwisata tingkat Asia Tenggara. |
Penghargaan dalam kategori kebersihan daerah pariwisata tersebut
diraih setelah bersaing dengan sejumlah kota lain di Asia Tenggara. Penilaiannya
dilakukan secara ketat berdasarkan 108 kriteria.
Dari 108 kriteria itu, Banyuwangi mendapat nilai 87,04
persen. Bukan hanya soal kebersihan saja yang dinilai, tapi juga daya dukung
dan sinergi dalam mewujudkan iklim pariwisata yang nyaman bagi wisatawan.
Termasuk di dalamnya pendekatan partisipasi warga dalam menumbuhkan banyak
destinasi wisata baru.
Penilaian kategori pariwisata yang bersih dan nyaman di
Banyuwangi, dilakukan di titik wisata bahari Bangsring Underwater di Kecamatan
Wongsorejo dan Pantai Grand Watudodol (GWD) Kecamatan Kalipuro yang makin
tertata setelah direnovasi.
Dua destinasi itu dipilih karena komunitas warganya memiliki
visi sama dalam penciptaan lingkungan bersih dan berkelanjutan.
Prestasi ini melengkapi pengakuan internasional terhadap
pariwisata di Banyuwangi, sekaligus
mengulang momen dua tahun sebelumnya. Saat itu pada 20 Januari 2016, Badan
Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) menobatkan Banyuwangi sebagai
kawasan dengan inovasi kebijakan pariwisata terbaik dunia 2016.
Usai menerima penghargaan, Bupati Azwar Anas mengucapkan terima
kasih kepada pelaku pariwisata dan masyarakat di Banyuwangi yang telah menjaga
kebersihan dan kenyamanan destinasi pariwisata.
Anas menilai masyarakat dan terutama komunitas-komunitas
yang mengelola destinasi merupakan lakon utama dalam mewujudkan destinasi yang
nyaman dan bersih.
Di Banyuwangi nilai kesadaran akan kebersihan diterapkan di
hampir semua sektor, dimulai dari hal terkecil, seperti kebersihan toilet. Setiap
tahun Banyuwangi rutin menggelar Festival Toilet Bersih. Upaya merawat kebersihan
juga ditunjukan lewat Festival Kali Bersih.
”Kalau infrastruktur pariwisatanya nyaman dan bersih,
wisatawan happy. Komunitas warga pengelola destinasi semakin sadar tentang hal
ini,” jelas Anas.
Program Jaminan
Sampah
Penghargaan sebagai kota wisata bersih dan nyaman ini
menjadi global standar yang mendorong tekad Banyuwangi untuk terus berbenah.
Untuk terus menjaga tingkat kenyamanan dan kebersihan di
destinasi wisata, Pemkab Banyuwangi akan menerapkan program jaminan sampah.
Secara teknis, nantinya setiap pengunjung akan diberikan
kantong khusus sampah dengan desain khusus. Untuk setiap kantong sampah,
wisatawan harus membayar uang jaminan sebesar Rp 25 ribu.
Ketika nanti pulang, kantong sampah yang berisi sampah masing-masing wisatawan, dikembalikan ke petugas dan uang jaminan tadi dikembalikan lagi.
Untuk tahap awal, program tersebut akan diterapkan di tempat
wisata GWD (Grand Watu Dodol).
Menurut Anas menjaga kebersihan di tempat wisata merupakan
tantangan tersendiri. Dibutuhkan pendekatan khusus baik penjual maupun
wisatawan agar bisa menjaga kebersihan lingkungan.
"Sebenarnya, untuk bisa menjaga kebersihan, tinggal kita gaji sepuluh orang untuk menjadi tenaga kebersihan. Setiap jam mereka akan memunguti kotoran. Tapi, ini tidak mendidik. Perlu dibuat suatu sistem yang bisa menggerakkan wisatawan untuk turut berkontribusi menjaga kebersihan," jelasnya.
Dengan cara edukatif demikian, diharapkan akan memberikan penyadaran kepada wisatawan maupun pengelola wisata di Banyuwangi untuk terlibat menjaga kebersihan.
"Sebenarnya, untuk bisa menjaga kebersihan, tinggal kita gaji sepuluh orang untuk menjadi tenaga kebersihan. Setiap jam mereka akan memunguti kotoran. Tapi, ini tidak mendidik. Perlu dibuat suatu sistem yang bisa menggerakkan wisatawan untuk turut berkontribusi menjaga kebersihan," jelasnya.
Dengan cara edukatif demikian, diharapkan akan memberikan penyadaran kepada wisatawan maupun pengelola wisata di Banyuwangi untuk terlibat menjaga kebersihan.
Anas percaya jika semuanya turut menjaga kebersihan, maka
akan nyaman. Jika berwisata sudah nyaman, maka pengunjung juga akan meningkat. Sehingga
pendapatan pokdarwis dan para pedagang pun akan meningkat.
Ayo, ke Banyuwangi, buktikan kebersihan dan kenyamanan wisatanya. Rasakan keramahan warganya.
0 komentar:
Posting Komentar