Banyuwangi Green Ijen 2017, lomba lari lintas alam yang
memadukan antara olahraga dan wisata berlangsung sukses. Tak kurang dari 500
pelari terlibat didalamnya. Mereka datang dari wilayah Banyuwangi, luar kota
sampai luar negeri, seperti Prancis, Rusia, Jerman dan Kenya. Termasuk sejumlah pelari trail profesional. Para pelari
tersebut menyusuri hijaunya panorama alam di kaki Gunung Ijen sambil menikmati
suguhan tradisi lokal Banyuwangi.
Panorama alam yang dilewati peserta Banyuwangi Ijen Green Run 2017 (via https://twitter.com/kumparan) |
Sebelum memulai start dari rest area Jambu, desa wisata Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, para
peserta diajak melakukan senam pagi, dilanjutkan menikmati suguhan tarian khas
Banyuwangi. Bahkan peserta juga melakukan ritual minum air dari kendi yang melambangkan kesehatan dan kekuatan selama berlari.
Dipimpin oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, lomba lari
di alam bebas (trial run) ini pun dibuka resmi pada pukul 07.15 WIB. Ratusan
peserta semburat menapaki rute lari yang diikutinya.
Banyuwangi Ijen Green Run 2107 ...Find Your Adventure Run ..Destinasi Bwi Ok Banget pic.twitter.com/GwbYStWLmr— Choiril Ustadi Y (@ChoirilYudaw) 22 Juli 2017
Ada tiga kategori jarak tempuh dalam Banyuwangi Ijen Green
Run 2017, yaitu 5 km, 15 km dan 27 km. Peserta lomba 27 km mengawali start,
diikuti peserta 15 km dan terakhir peserta dengan rute 5 km.
Untuk tahun 2017, lintasan yang disiapkan pemkab Banyuwangi
memang lebih menantang.
Selain melintasi trek yang berbatu dan bertanah liat, pelari
juga dihadapkan tantangan rute tanjakan di kilometer kedua hingga keenam.
Peserta menyusuri rute dengan beragam kondisi medan, mulai
dari bukit, hutan, sungai, perkebunan kopi dan cengkeh hingga persawahan.
Bahkan untuk peserta yang mengikuti lomba 15 km dan 27 km,
ada tanjakan yang memiliki sudut elevasi 95,6 derajat, yang disebut Tanjakan
Patah Hati.
Cukup menantang, karena jalannya tanah dan licin dengan
kemiringan yang cukup tajam. Untuk melewati tanjakan yang berjarak sekitar 30
meter tersebut, peserta dibantu seutas tali sebagai pegangan agar tidak
terjatuh.
Benar-benar bikin patah hati melewati tanjakan ini, kata
seorang peserta.
Namun disisi lain, pemandangan alam disekitar gunung Ijen
yang memukau memberikan sensasi sendiri bagi para peserta.
Banyuwangi Ijen Green Run yang berkonsep sport tourism ini terbukti
menjadi sarana efektif untuk mendatangkan wisatawan, terutama
komunitas-komunitas tertentu.
Setidaknya ada dua keuntungan yang didapat dari even ini. Pertama,
peserta sekaligus wisatawannya datang, dan otomatis menginap serta belanja di
Banyuwangi. Kedua, destinasi wisatanya, yaitu Kawah Ijen, ikut terangkat
promosinya.
Karena itu, Pemkab Banyuwangi bertekad mentradisikannya.
Untuk event serupa di tahun 2018, Bupati Anas menjanjikan
trek yang lebih seru. Menurutnya, masih ada keindahan alam dari Lereng Ijen
yang belum tersentuh.
"Kita akan siapkan rute yang lebih menantang dan keren
dari tahun ini. Kawasan Gunung Ijen masih menyimpan banyak pesona untuk
disuguhkan bagi para pelari. Nantikan saja, saya jamin lebih seru," ujar
Anas seperti dilansir dari portal Kumparan.com.
Tunggu tahun depan ya!
Ada ritual minum air kendi sebelum lomba (via Detik.com) |
Tarian Gandrung ikut menyemarakan Banyuwangi Ijen Green Run 2017 (via https://twitter.com/donkardono) |
Menjelang lomba lari dibuka (via https://twitter.com/kominfosandibwi) |
Tanjakan patah hati (via https://twitter.com/kumparan) |
Peserta melewati tanjakan patah hati .. yang penting jangan patah hati untuk ikut even berikutnya ya bro. (via Kompas.com) |
Salah satu medan yang harus dilalui peserta (via Kumparan.com) |
Medali bagi peserta (via https://twitter.com/kumparan) |
Finish Banyuwangi Ijen Green Run 2017 (via streaming Banyuwangikab.go.id) |
Bpt @a_azwarnas ikut lari setelah brngkatkan Ijen Green Run @wawanyadmadi @p50_guntur @agus_bwi13 @sulihtiyono3 @banyuwangi_kab @ir_mujiono pic.twitter.com/LweEZ6iDGW— PakdeTree (@trihumas) 23 Juli 2017
0 komentar:
Posting Komentar