Barang bekas sering dipandang sebelah mata dan dianggap
sebagai sampah belaka. Tapi di Banyuwangi barang bekas dinaikkan kelasnya,
bahkan diangkat menjadi tema festival, Green
And Recycle Fashion Week. Dan ini sudah berlangsung selama 3 tahun
berturut-turut.
Banyuwangi ingin memberi contoh bahwa barang bekas bisa
didaur ulang menjadi sebuah karya yang berharga dengan membentuknya menjadi
sebuah busana yang menawan.
Festival busana dari bahan bekas ini sebagai bentuk kampanye
Banyuwangi untuk mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan, khususnya
dalam mengurangi sampah. Fashion dipilih sebagai bentuk kampanye, lantaran cara
ini dianggap menyenangkan dan menarik orang untuk datang.
Dengan cara ini
masyarakat bisa memahami cara memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang.
Misalnya kertas atau plastik yang dianggap sebagai onggokan barang yang tidak
bermanfaat bisa disulap menjadi produk baru yang memiliki nilai lebih dengan
sentuhan seni dan kreatifitas.
Banyuwangi sendiri terus berupaya untuk mengurangi jumlah
sampah yang dikelola masyarakat. Saat ini setiap orang di Banyuwangi
menghasilkan sampah 2,7 kg per rumah tangga, atau sekitar 400 ribu ton sampah
per tahunnya.
Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah tersebut
adalah membiasakan mengolah sebagian sampah tersebut dengan reduce, reuse
and recycle (Mengurangi, Memanfaatkan Kembali, dan Mendaur Ulang).
"Mengubah kebiasaan masyarakat memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Kami tidak akan berhenti untuk terus mengkampanyekan hal ini. Ini upaya kami untuk sumbangsih menciptakan dunia yang lebih baik," kata Bupati Anas.
Festival Festival busana daur ulang 'Green and Recycle Fashion
Week' yang digelar pada Sabtu (25/3/2017), di Gedung Seni Budaya, Banyuwangi
kembali meneguhkan tekad Pemkab Banyuwangi merdeka dari sampah.
Tahun ini Festival Green and Recycle Fashion Week’ mengusung
tema Paper Mixed Plastic. Fashion yang ditampilkan harus memenuhi kriteria yang
ditetapkan yakni terdiri atas 40 persen kertas, 40 persen plastik, dan 20
persen bahan lain.
Untuk kertas bisa dari kertas koran, majalah, atau kertas
lainnya. Untuk plastik bisa dari limbah kemasan shampoo, gelas/botol minuman,
tas plastik hitam/ warna warni, bungkus minuman kopi, bungkus sabun cuci,
bungkus coklat hingga tutup air mineral. Sedangkan material lainnya bisa dari
kayu bekas, kain perca, kancing baju, dan lainnya.
Sebanyak 319 peserta yang berasal dari kalangan pelajar TK
hingga SMA, mahasiswa, serta karyawan instansi pemerintah/ swasta se Kabupaten
Banyuwangi beradu kreativitas menampilkan busana daur ulang terbaik yang akan
dinilai dewan juri.
Penilaian dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu
keindahan motif, originalitas/ keaslian ide, kreativitas/ ketepatan dalam memadupadankan
bahan, serta prosentase bahan baku.
Berikut warna-warni penampilan para peserta Green and Recycle Fashion Week Festival 2017 :
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/ |
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/ |
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/ |
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/ |
Peserta Green and Recycle Fashion Week 2017 via Instagram.com/imrongie |
0 komentar:
Posting Komentar