Lomba Ngemek Iwak - Pemkab Banyuwangi punya cara unik untuk membudayakan
budidaya ikan di sawah melalui mina padi. Caranya dengan mengadakan lomba
Ngemek Iwak. Yaitu menangkap ikan dengan tangan kosong.
Sebanyak 500 ribu ikan tombro dan nila beraneka ukuran ditebar
oleh Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Banyuwangi di sawah yang digenangi air. Lokasinya di Desa
Bayu, Kecamatan Songgon, Minggu (12/2/2017). Untuk ikan ukuran besar sengaja
ditebar di sawah yang dijadikan tempat lomba.
Ratusan warga dari berbagai usia ikut beramai-ramai
menyeburkan diri ke sawah, saling berlomba menangkap ikan-ikan tersebut tanpa
menggunakan alat apapun. Kedua tangan yang boleh digunakan untuk menangkap
ikan-ikan itu.
Lumpur sawah bercampur air kubangan membuat suasana lomba
meriah oleh pemandangan para peserta yang berebut ikan belepotan bermandi
lumpur. Hiruk pikuk bercampur gelak tawa warga terdengar sepanjang lomba Ngemek
Iwak ini.
Ikan besar yang berhasil ditangkap ini lalu dibakar atau
digoreng dan dinikmati bersama. Ruang silaturahmi pun tercipta melalui lomba
tersebut.
— DISPERIPANGANBW (@DISPERIPANGANBW) 12 Februari 2017
Melalui lomba Ngemek Iwak ini, Dinas Perikanan dan Ketahanan
Pangan Banyuwangi mendorong warga desa untuk membudidayakan ikan di sawah
melalui mina padi.
Mina (ikan) dan padi, merupakan bentuk usaha tani gabungan (combined farming), yang memanfaatkan
genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan
air tawar.
Jenis tanaman padi yang membutuhkan kubangan air, bisa
dimanfaatkan untuk ditaburi benih ikan. Selain bisa membantu menyuburkan padi,
petani juga bisa panen ikan yang dibudidaya.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memang sedang menggalakkan program
Gema Pamili atau Gerakan Masyarakat
Pangan Mina Lestari. Tujuannya untuk mewujudkan kemandirian pangan hingga
tingkat rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pertanian untuk budi daya ikan
air tawar.
Dalam pemikiran Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas,
pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup
rakyat dan program Gema Pamili merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
fondasi pangan, yakni melalui produktivitas sektor pertanian.
"Produktivitas ini kami giatkan, salah satunya lewat pertanian terpadu, yang dikenal dengan sistem mina padi, yakni memadukan teknik budi daya padi dan peternakan ikan yang dilakuan bersamaan dalam satu sawah," katanya.
"Produktivitas ini kami giatkan, salah satunya lewat pertanian terpadu, yang dikenal dengan sistem mina padi, yakni memadukan teknik budi daya padi dan peternakan ikan yang dilakuan bersamaan dalam satu sawah," katanya.
Selain mina padi, Gema Pamili juga mencakup sistem
diversifikasi lain, seperti mina jeruk
((pemeliharaan ikan bersama jeruk), mina
naga (pemeliharaan ikan bersama buah naga), serta pemanfaatan lahan lain,
termasuk memanfaatkan keramba sungai sebagai tempat budi daya ikan, agar
produktivitasnya meningkat.
Ada enam kecamatan di Banyuwangi - yang dikenal sebagai
sentra penghasil buah jeruk, buah naga dan padi - yang siap untuk melakukan gerakan Gema Pamili
ini, salah satunya Songgon.
Lomba Ngemek Iwak murni inspirasi warga Desa Bayu sendiri, Dinas
Perikanan dan Ketahanan Pangan Banyuwangi hanya membantu bibit ikannya.
Di Desa Bayu di Kecamatan Songgon terdapat kelompok Bayu
Pangan Mina Lestari (Pamili), dengan 50 hektare sawah yang siap untuk budidaya
ikan tawar melalui mina padi.
Selain itu, terdapat 20 hektare sawah yang diproyeksikan
untuk menjadi ekowisata. Nantinya akan dibangun kafe di tengah sawah, agar
bisa menjadi destinasi ekowisata di desa ini.
Di kafe tengah sawah tersebut, selain menikmati hijaunya
sawah, wisatawan juga bisa menangkap ikan dan langsung dimasak.
Dengan cara seperti ini, warga desa setempat memiliki dua
keuntungan. Selain bisa memanen padi, mereka juga bisa memanen ikan untuk
kebutuhan sehari-sehari atau dijual. Ada keuntungan lain, dengan mina padi,
membuat tanaman aman dari serangan hama.
Selain itu, di Desa Bayu yang juga dikenal sebagai kampung
sayur, terdapat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Banyak rumah warga desa
yang ditanami aneka macam sayuran seperti sawi, seledri dan sayuran lain.
Dengan potensi alam yang indah dan seni budaya yang
dimiliki, Kecamatan Songgon pantas menjadi salah satu tujuan
wisata di Banyuwangi.
Anda bisa eksplorasi berbagai potensi wisata Songgon dengan menikmati wisata hutan pinus, berarung jeram di sungai Badeng, menjelajahi wana wisata Rowo Bayu, atau menyusuri berbagai gua yang masih alami.
Kecamatan Songgon juga memiliki wisata air terjun yang menarik, seperti air terjun Lider, Selendang Arum, Giri Asih, Telunjuk Dewa Raung dan Pertemon yang masih butuh penanganan lebih lanjut.
Jangan lupa, Songgon juga merupakan satu dari sedikit sentra durian merah di Banyuwangi. Tahun ini potensi durian merah Songgon masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2017. Catat ya, tanggal 20 Mei 2017 ada Festival Durian Merah Songgon.
Ayo ke Songgon!
0 komentar:
Posting Komentar