Banyuwangi Festival 2017 atau B-Fest 2017 siap digelar. Rangkaian jadwal kegiatan yang terangkum dalam kalender tahunan Banyuwangi Festival, untuk tahun ini menampilkan lebih banyak even festival dibandingkan tahun sebelumnya.
Banyuwangi Festival 2017 secara resmi dirilis Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (25/1) di desa Banjar, Kecamaan Licin Banyuwangi. Jadwal lengkap Banyuwangi Festival 2017 dapat dilihat dibagian bawah.
Bersamaan dengan pembukaan B-Fest, digelar pula Festival Sedekah Oksigen dan Festival Jeding Rijig (toilet bersih) sebagai even pembuka di tempat yang sama.
Seperti diketahui, Banyuwangi Festival adalah acara rutin tahunan yang menampilkan beragam pertunjukan seni budaya dan sekaligus mengangkat potensi wisata Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi Festival merupakan agenda tetap setiap tahun yang sudah berlangsung selama 6 tahun sejak digelar pertama kali pada 2010 lalu.
Dari waktu ke waktu Banyuwangi Festival selalu menunjukkan peningkatan, baik dari segi kuantitas maupun keragaman acara. Secara penyelenggaraan pun semakin terorganisir dengan baik. Setiap even dapat dituntaskan sesuai jadwalnya.
Bahkan mulai tahun 2017 Pemkab Banyuwangi ingin menyuguhkan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada pada tahun-tahun sebelumnya.
Banyuwangi Festival 2017 tetap akan menyajikan event besar yang telah menjadi ikon daerah, seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September) Banyuwangi Ethno Carnival (11 November), Festival Gandrung Sewu (8 Oktober), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September), dan Jazz Ijen (6-7 Oktober).
Selain itu, ada deretan event anyar yang diharapkan akan menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi. Di antaranya adalah Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September) dan Festival Bambu (12-13 Mei).
Untuk komunitas berbagai pencinta olahraga air, Banyuwangi Festival 2017 juga menyiapkan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus), serta Banyuwangi Ijen Green Run (23 Juli) untuk para penggemar olahraga lari.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni), Seblang (30 Juni & 5 September), Tumpeng Sewu (24 Agustus), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober).
Beragam produk pertanian dan perikanan unggulan Banyuwangi ditampilkan melalui Agro Expo (13-20 Mei), Festival Durian (20 Mei), dan Fish Market (3 Oktober). Pecinta durian pasti sudah bersiap berburu Durian Merah yang menjadi buah khas Banyuwangi.
Pertunjukan tersebut nantinya akan menampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal yang dimiliki oleh Banyuwangi. Tidak hanya tarian Gandrung, tapi juga semua seni dan budaya lokal yang ada di desa-desa.
Selain menjadi atraksi wisata, pertunjukan seni yang digelar setiap hari ini menjadi media unjuk kebolehan para siswa sekolah se-Banyuwangi. Karena mereka inilah yang akan dilibatkan sebagai pengisi pertunjukan seni dan budaya daerah.
Wisatawan bisa datang ke Rumah Kreatif di Jalan Ahmad Yani no. 97 Banyuwangi, yang letaknya di samping Disperindag Banyuwangi. Setiap malam mulai pukul 19.00-21.00 WIB selama setahun penuh akan ditampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal yang dimiliki oleh Banyuwangi. Tidak hanya tarian Gandrung, tapi juga semua seni dan budaya lokal yang ada di desa-desa.
Banyuwangi Festival 2017 memang festival yang padat agenda, penuh kreativitas dan kaya warna-warni budaya khas daerah Banyuwangi.
Banyuwangi Festival 2017 secara resmi dirilis Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (25/1) di desa Banjar, Kecamaan Licin Banyuwangi. Jadwal lengkap Banyuwangi Festival 2017 dapat dilihat dibagian bawah.
"Banyuwangi Festival kami hadirkan tiap tahun ibarat rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, mulai seni dan budaya, kekayaan alam, dan kreativitas rakyat. Berbagai even anyar terus kami sajikan karena rakyat Banyuwangi terus berkreasi mengeksplorasi potensi dan talenta seni budayanya. Tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakat," kata Anas.
Agenda Banyuwangi Festival 2017 memang lebih padat. Jika Banyuwangi Festival 2016 mengusung 58 even, maka pada gelaran Banyuwangi Festival 2017 ada 72 even dalam berbagai kategori yang bakal disuguhkan untuk masyarakat lokal dan para wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi sepanjang tahun.
Banyuwangi Ethno Carnival, salah satu andalan Banyuwangi Festival. Tahun 2017 membawakan tema Majestic Ijen. (foto by Franky Marcellinus Triawan) |
Selain itu, ada deretan event anyar yang diharapkan akan menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi. Di antaranya adalah Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September) dan Festival Bambu (12-13 Mei).
Salah satu strategi Banyuwangi untuk menarik wisatawan
adalah dengan memberi ruang bagi komunitas-komunitas. Rangkaian agenda
disiapkan untuk menampung berbagai komunitas yang ada.
Upaya ini ditempuh mengingat tahun ini Banyuwangi
menargetkan kunjungan 3,5 juta wisatawan domestik, dan 75.000 wisatawan
mancanegara.
Salah satu komunitas yang memiliki jaringan dan jumlah
anggota yang besar adalah komunitas penggemar olahraga. Maka berbagai even
olahraga yang dikemas sebagai Sport Tourism disiapkan untuk mereka.
Seperti untuk memenuhi hasrat komunitas sepeda, tahun ini
Banyuwangi menggelar dua even, Banyuwangi International BMX pada 22-23 April
dan balap sepeda Internasional Tour de Banyuwangi Ijen, yang telah menjadi ikon
Banyuwangi, pada 27-30 September.
Untuk komunitas berbagai pencinta olahraga air, Banyuwangi Festival 2017 juga menyiapkan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus), serta Banyuwangi Ijen Green Run (23 Juli) untuk para penggemar olahraga lari.
Selain olahraga, Banyuwangi juga menampung pecinta musik
jazz. Seperti Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September), Jazz Ijen (6-7
Oktober), dan Student Jazz (25-26) Agustus.
Diluar jazz, masih ada festival musik seperti Festival Angklung
Caruk Pelajar (24-25 Februari), Marching Band Festival (29 April) dan Lalare Orchestra Concert (22 Juli). Kelompok kesenian orkestra asli Banyuwangi ini pada tahun 2016 pernah meraih
penghargaan Heritage and Culture dari
PATA (Pasific Asia Travel Association).
Banyuwangi Festival yang digelar setiap tahun bukan hanya
untuk mendongkrak sektor wisata, tetapi sekaligus upaya untuk mewadahi dan
menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi. Salah satunya melalui Festival
Tekonologi Inovatif (19-22 Juli) yang memamerkan karya-karya teknologi inovatif
dari anak-anak muda Banyuwangi.
Di bagian lain, Banyuwangi Festival juga menjadi wadah bagi
pemberdayaan anak muda dan ekonomi masyarakat.
Tampilnya even-even baru yang menjadi wadah bagi kreativitas
anak muda dan mendorong sektor ekonomi kreatif akan menyemarakkan Banyuwangi
Festival 2017. Seperti Festival Video Kreatif (26 Juli) yang menampilkan
potensi tiap desa, Festival Film Pendek (25 November), dan Banyuwangi Painting & Photography
(4-10 Desember).
Potensi ekonomi kreatif desa ditampilkan dalam Festival
Bambu Gintangan (12-13 Mei) dan Festival Dandang Sewu (4-5 Agustus) yang
menyajikan kreasi di sentra produksi alat masak.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni), Seblang (30 Juni & 5 September), Tumpeng Sewu (24 Agustus), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober).
Untuk menjawab tantangan lapangan kerja yang kian kompetitif
sekaligus menciptakan jiwa kewirausahaan di kalangan anak muda dihadirkan
Banyuwangi Goes to Entrepreneur (1-30 April) dan Job Fair (6-8 September).
Untuk semakin menggugah minat generasi muda terhadap
literasi, Banyuwangi juga akan menggelar Festival Sastra (26 -30 April) yang
akan mengajak para pelajar berlomba membaca dan membuat karya-karya sastra.
Selain itu potensi dunia pendidikan di Banyuwangi diperkenalkan melalui
Festival Pendidikan (27 April).
Untuk menunjukkan sebagai daerah penghasil kopi sekaligus
untuk mewadahi para pecinta kopi, Banyuwangi juga menggelar Coffee Processing Festival
(18 Oktober), dan Ngopi Sepuluh Ewu (21 Oktober).
Selain itu, B-Fest 2017 tetap mengangkat tema lingkungan
sebagai wujud kongkrit komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap kelestarian
lingkungan hidup. Ini ditunjukkan melalui Festival Toilet Bersih, Festival
Sedekah Oksigen, dan Festival Kali Bersih & Merdeka Dari Sampah yang
digelar sepanjang tahun.
Banyuwangi Festival 2017 juga akan menjadi ajang istimewa
bagi industri fesyen daerah.
Tahun ini ada 5 pagelaran fesyen untuk memamerkan potensi
desainer daerah, mulai dari ajang Indonesia Fashion Week (4 Februari), Green
& Recycle Fashion Week (25 Maret), Kebaya Festival (22 April), Banyuwangi
Batik Festival (29 Juli), dan Banyuwangi Fashion Festival (14 Oktober).
Melalui festival fesyen tersebut Pemkab Banyuwangi ingin para pelaku industi fesyen Banyuwangi semakin maju, mampu meningkatkan kualitas produknya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.
Melalui festival fesyen tersebut Pemkab Banyuwangi ingin para pelaku industi fesyen Banyuwangi semakin maju, mampu meningkatkan kualitas produknya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.
Bagi pecinta kuliner tentu tidak akan melewatkan Festival
Banyuwangi Kuliner (12 April) dan Festival Kopi (18 Oktober).
Tahun ini festival kuliner mengangkat Pecel Pithik, salah
satu kuliner khas masyarakat Suku Osing Banyuwangi. Kuliner khas Banyuwangi
diangkat agar makin dikenal dan wisatawan bisa bertamasya rasa di depot-depot
Banyuwangi.
Demikian juga dengan komunitas-komunitas lainnya seperti urban
farming, pecinta wayang dan lainnya juga telah disiapkan berbagai even.
Lengkap!
TIADA HARI TANPA AGENDA KESENIAN DI BANYUWANGI
Melengkapi agenda Banyuwangi Festival, sepanjang tahun 2017 di
Banyuwangi bakal meriah, karena setiap hari akan digelar kegiatan seni dan
budaya.
Banyuwangi Festival 2017 memang tidak digelar setiap hari, namun
wisatawan yang datang setiap saat ke Banyuwangi dijamin tidak akan garing.
Kapan pun wisatawan yang datang ke Banyuwangi masih bisa menyaksikan pertunjukan budaya dan seni
asli Banyuwangi yang digelar 365 hari tanpa putus di tengah kota Banyuwangi. Atraksi ini
untuk melengkapi kegiatan Banyuwangi Festival (B-Fest) yang berlangsung
sepanjang tahun, mulai Januari sampai Desember 2017.
Pertunjukan di Rumah Kreatif Banyuwangi (sumber : Twitter.com/banyuwangi_mall) |
Pertunjukan tersebut nantinya akan menampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal yang dimiliki oleh Banyuwangi. Tidak hanya tarian Gandrung, tapi juga semua seni dan budaya lokal yang ada di desa-desa.
Selain menjadi atraksi wisata, pertunjukan seni yang digelar setiap hari ini menjadi media unjuk kebolehan para siswa sekolah se-Banyuwangi. Karena mereka inilah yang akan dilibatkan sebagai pengisi pertunjukan seni dan budaya daerah.
Penonton pertunjukan seni di Rumah Kreatif Banyuwangi (sumber : Twitter.com/banyuwangi_mall) |
Wisatawan bisa datang ke Rumah Kreatif di Jalan Ahmad Yani no. 97 Banyuwangi, yang letaknya di samping Disperindag Banyuwangi. Setiap malam mulai pukul 19.00-21.00 WIB selama setahun penuh akan ditampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal yang dimiliki oleh Banyuwangi. Tidak hanya tarian Gandrung, tapi juga semua seni dan budaya lokal yang ada di desa-desa.
Banyuwangi Festival 2017 memang festival yang padat agenda, penuh kreativitas dan kaya warna-warni budaya khas daerah Banyuwangi.
Ayo ke Banyuwangi, Banyuwangi Festival 2017 siap menyambutmu
sepanjang tahun.
Ayo ke Banyuwangi, sekali datang kamu pasti ingin kembali!
JADWAL LENGKAP BANYUWANGI FESTIVAL 2017
Jadwal lengkap Banyuwangi Festival 2017. |
#updated
Banyuwangi Festival 2017 Resmi Dimulai
Agenda wisata tahunan Banyuwangi Festival 2017 resmi dirilis
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (25/1) di tengah hamparan sawah di
Desa Banjar, Kecamatan Licin Banyuwangi.
Di atas panggung sederhana dari jerami dan bambu dengan latar
para petani yang sedang menanam padi, serta iringan harmoni angklung paglak,
Banyuwangi Festival 2017 yang mengusung 72 even secara resmi dimulai.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, launching
B-Fest 2017 sengaja digelar di desa dan di tengah sawah karena orientasi B-Fest
adalah untuk kemajuan desa.
“Tahun ini, pengembangan Banyuwangi Festival sengaja kami
arahkan ke desa, kami ingin mengambil spirit desa dan para petani yang tidak
kenal lelah, pantang menyerah di cuaca apapun. Kami ingin semangat ini
menular ke dalam penyelenggaraan Banyuwangi Festival,” kata Bupati Anas.
Desa Banjar dipilih sebagai lokasi peluncuran, karena Desa
ini mewakili desa-desa di Banyuwangi yang telah tumbuh semangat kemandirian dan
giat berinovasi. Bahkan, warga desa Banjar tahun lalu mampu menggelar sebuah
festival yang berangkat dari adat setempat yakni Osing Culture Festival yang
mengangkat potensi gula nira dan nasi lemang.
"Pemilihan desa Banjar karena selalu ada inovasi baru
dari desa ini dan semoga menjadi contoh desa-desa lain untuk meniru semangat
dari desa Banjar. Masyarakat desa harus bangga dengan desanya," jelasnya.
Pembukaan Banyuwangi Festival 2017 dilakukan bersama oleh para petinggi di Banyuwangi (foto : Ira Rachmawati, Bwi medsos) |
Bupati Azwar Anas membuka Banyuwangi Festival 2017 (sumber : Beritalima.com) |
0 komentar:
Posting Komentar