Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), parade fashion termegah
Banyuwangi kembali digelar, Sabtu 12 November 2016. Mengangkat tema The Legend of Sritanjung Sidopekso, karnaval megah ini akan menghadirkan ratusan talent
yang memperagakan ragam busana tokoh legenda Banyuwangi yang ditampilkan dalam
balutan desain kontemporer.
Presentasi para talent yang akan mengikuti parade BEC 2016 (sumber : Humas Bwi) |
Banyuwangi Ethno Carnical merupakan salah satu dari 53 even rangkaian Banyuwangi Festival 2016. Even ini menjadi salah satu even budaya besar yang telah menjadi ikon pariwisata daerah dan paling ditunggu-tunggu masyarakat. BEC kali ini juga akan dimeriahkan oleh kehadiran Puteri Pariwisata 2016 Dhika Faradhiba.
"Kami terus konsisten mengeksplorasi budaya kami.
Banyuwangi Ethno Carnival pun kami gelar secara tematik tiap tahunnya dengan
berpijak pada budaya lokal. Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat
Gandrung, barong Using, Seblang, adat Kemanten Using tahun ini yang kami
persembahkan adalah kisah legenda asal mula Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas.
Anas menambahkan parade ini sengaja digelar dalam bentuk
karnaval kontemporer untuk menjembatani tradisi dan budaya moderen. Karnaval,
lanjut dia, diyakini banyak pihak sebagai cara mengemas acara yang paling
disukai masyarakat.
"Bedanya, tema karnaval yang kami angkat adalah tradisi
lokal masyarakat Banyuwangi. Contohnya tahun ini yang sengaja mengangkat
legenda asal mula Banyuwangi. Di awal acara nantinya, akan disuguhkan fragmen
yang mengisahkan legenda Putri Sri Tanjung," ujar Anas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, MY Bramuda mengatakan, tema BEC 2016 "The Legend of Sritanjung
Sidopekso" ini mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh pada legenda asal mula
nama Banyuwangi yakni Putri Sritanjung, Patih Sidopekso dan Raja Blambangan
Prabu Sulah Hadi Kromo.
Bramuda mengatakan, legenda ini merupakan kisah tentang
kesetiaan seorang Sri Tanjung, istri patih Sidopekso. Namun kesetiaan itu
berubah menjadi bencana karena sang suami Patih Sidopekso mendapatkan cerita
bohong dari Sang Raja Sula Hadikromo yang rupanya jatuh cinta pada Putri
Sritanjung. Raja itu mengatakan bahwa Sri Tanjung jatuh cinta kepada sang Raja.
Patih Sidopekso pun langsung murka sampai membunuhnya.
Sebelum dibunuh, Sri Tanjung sempat mengatakan bahwa apa yang didengar suaminya
adalah fitnah. Bila tidak terjadi apa yang dituduhkan, Sri Tanjung bersumpah
bahwa jasadnya akan mengeluarkan bau harum.
"Untuk membuktikan kesetiannya, Putri Sritanjung pun
rela dibunuh yang sebelumnya juga meminta jasadnya dibuang ke sungai. Dan
ternyata, setelah dibuang ke sungai, keluar bau wangi dari sungai tersebut. Itu
lah asal mula nama Banyuwangi muncul, yang berarti air yang harum," jelas
Bramuda.
Bramuda melanjutkan, perhelatan BEC ini akan diselenggarakan
di Jalan Veteran, Banyuwangi, area seputar Taman Blambangan. Sebanyak 160
talent akan memeragakan busana modifikasi tiga tokoh sentral dalam legenda,
Putri Sritanjung, Patih Sidopekso dan Raja Blambangan Prabu Sulah Hadi Kromo.
Dalam legenda, Putri Sritanjung digambarkan sebagai seorang
wanita berparas cantik yang halus tutur kata dan sikapnya. Pada perhelatan BEC
nanti, sosok Sritanjung akan ditampilkan dalam balutan busana seorang putri
lengkap dengan selendang dan mahkota yang dihiasi untaian bunga melati.
"Meskipun semua busana para tokoh legenda didesain
dengan modifikasi dan penambahan ornamen namun ada pakem yang tidak boleh
berubah sebagai ciri khas dari masing-masing tokoh. Misalnya kostum Putri
Sritanjung akan tetap menggambarkan sosok seorang putri yang elegan dengan
untaian bunga," ujar Bramuda.
Selanjutnya, Patih Sidopekso dalam BEC akan ditampilkan
sebagai seorang patih kerajaan yang kuat dan tangguh. Dalam balutan
dominasi warna merah dan hitam, kostum akan menampilkan kekuatan karakternya.
Selain itu, kostum juga akan dilengkapi dengan aksesoris senjata sebagai simbol
seorang pemimpin prajurit.
Sementara itu Raja Sulah Hadi Kromo akan ditampilkan dalam
balutan busana yang menampilkan sosok seorang raja yang gagah. Dalam BEC,
kostum raja didesain dalam busana kebesaran berupa jubah kerajaan yang
dilengkapi dengan mahkota dengan dominasi warna biru.
Pada hari pelaksanaan, parade BEC akan diawali dengan tarian
Gandrung Kolosal. Selanjutnya disambung dengan fragmen cerita Legenda
Banyuwangi.
Sebelum fragmen, di barisan awal BEC 2016 dibuka barisan 150
BEC Cilik dengan kostum yang menggambarkan keberagaman flora dan fauna di jaman
kerajaan Blambangan.
Dilanjutkan parade talent utama Bec. Mereka akan
berlenggak-lenggok memamerkan busananya dengan iringan musik secara live oleh
para pemusik tradisional Banyuwangi dan musisi modern.
"Akan ada juga penampilan BEC dari warga asing. Selain
kostum tokoh utama, BEC 2016 akan diisi parade kostum bamboo handycraf
khas Gintangan. Di parade ini, mereka akan tampil dengan kostum dari anyaman
bambu yang dikreasikan menjadi fasyen yang unik. Tentunya akan menambah semarak
acara," kata Bramuda.
Sebagai closing parade, Putri Pariwisata Indonesia 2016
Dhika Faradiba, dan runer up I dan II Putri Indonesia 2016 juga turut berparade
dengan membawakan kostum barong dan gandrung.
Agar tidak ketinggalan, datanglah lebih awal. Karnaval ini
akan dimulai Sabtu (12/11) pukul 13.00 WIB, dari panggung raksasa BEC Jalan
Veteran, dan berjalan mengelilingi kota sejauh dua setengah kilometer.
Rute yang dilalui karnaval : Start Taman Blambangan - Jalan
Veteran – Susuit Tubun – Masjid Agung Baiturrahman – PB Soedirman – Jl. A Yani
dan finish di depan kantor pemkab. (Humas Bwi)
Rute karnaval BEC 2016
0 komentar:
Posting Komentar