Lingkungan bersih yang bebas dari sampah menjadi idaman
semua orang. Meskipun sulit mewujudkannya, kampung bersih dan bebas sampah
bukan tidak ada. Salah satunya di Banyuwangi.
Kampung Anggur yang berada di lingkungan Kelurahan Kalirejo,
Kecamatan Kabat, Banyuwangi ini, pantas jadi contoh lingkungan yang bersih.
Kampung jl. Anggur yang asri dan bersih (sumber : Merdeka.com) |
Jika umumnya sampah menjadi momok bagi pengelolaan lingkungan, berbeda dengan Kampung
Anggur. Bagi warga setempat, sampah justru menjadi berkah.
Berawal dari sampah, warga di sepanjang Jalan Anggur saat ini benar-benar merdeka dari sampah.
Mereka memanfatkan dan mengelola sampah menjadi sesuatu yang
bernilai plus. Hasilnya, Kampung Anggur pun dikenal sebagai kawasan hijau di
pinggiran kota yang selalu menjadi jujugan juri dan pecinta lingkungan, mulai
tingkat provinsi hingga nasional.
Ketika memasuki kawasan Anggur yang terlihat adalah teduhnya
kawasan ini. Di sepanjang jalan Anggur mulai dari pintu awal hingga di penghujung
gang, berjejer tanaman teduh. Kanan kiri dipenuhi dengan pohon mangga, rambutan
dan tanaman buah lainnya. Selain itu, berbagai jenis bunga juga menjadi
santapan pertama pandangan mata.
Aneka tanaman di sepanjang jalan Anggur (sumber : Merdeka.com) |
Ada yang tumbuh di pot, ada juga yang menggunakan konsep
'Vertcal Garden' yang merupakan salah satu alternatif bagi yang ingin menanam
tanaman di area minimalis, sekaligus sebagai bentuk dari Green Lifestyle.
Hal ini mencerminkan keguyuban dan solidaritas warga Anggur
untuk menjaga lingkungan.
"Tidak mudah untuk membangun lingkungan adem seperti
saat ini, perlu adanya kesadaran dari diri sendiri," kata ketua RT Anggur,
Edy Prayitno.
Kampung Anggur ini sebenarnya adalah nama sebuah jalan di
kawasan perumahan Kalirejo Kabat Banyuwangi. Posisi Jl. Anggur terletak sebelah
kanan jalan raya dari Banyuwangi menuju Jember, dan merupakan pintasan pertama
bagi warga lain yang ingin memasuki kawasan perumahan yang dibangun sekitar
tahun 1996 tersebut.
Kurang lebih 39 KK yang menjadi penghuni Jl. Anggur,
kebanyakan mereka berprofesi sebagai pegawai swasta. Ada juga yang mejadi PNS,
pensiunan dan ada pula yang menjadi dokter.
Adalah Siti Rokhana, warga Jalan Anggur Perumahan Kalirejo
yang dikenal aktif dalam memanfaatkan bahan-bahan daur ulang sebagai kerajinan.
Ia mengaku keahliannya mulai tumbuh saat mengikuti program-program lingkungan.
"Awalnya kesulitan saya adalah ide, mau dibuat apa ya
plastik-plastik ini," kata Rokhana mengawali kisahnya saat pertama kali
membuat kerajinan dari plastik sampah.
"Lama-lama setelah ada pelatihan, langsung saya
praktekkan, dan sampai sekarang ini, saya tidak bisa lepas dari membuat
kerajinan. Jadi jangan heran kalau ada sampah plastik di tas saya, koyo wong
edan," sambungnya sambil tertawa.
Berikutnya ibu-ibu di lingkungan Anggur ini membentuk
kelompok Ibu-ibu Dasa Wisma (Dawis) Anggur, sebuah kelompok peduli lingkungan
dan sampah menjadi barang bermanfaat yang dibina oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Banyuwangi melalui program Merdeka Dari Sampah.
Kreativitas warga di Jalan Anggur ini terbangun setelah
mendapatkan apresiasi berupa penghargaan Ijo Royo-royo pada 2008. Waktu itu
mereka diganjar penghargaan dalam hal penghijauan di halaman rumah seperti
penanaman buah dan bunga.
Tempat sampah warna-warni yang disesuaikan dengan peruntukannya (sumber : Merdeka.com) |
Dari situ, ada dorongan untuk meningkatkan kesadaran
lingkungan bersama untuk mengolah sampah. Warga akhirnya mengumpulkan sampah
untuk dijual, hingga bisa membuat gudang untuk program bank sampah.
Penghargaan selanjutnya, mendapatkan Green and Clean dari Badan Lingkungan Hidup Banyuwangi pada 2012.
"Setelah dapat green and clean kita semangat tanam di
depan rumah. Buat kerajinan tas dari bungkus kopi, kerajinan koran jadi guci,
vas bunga, taplak dari sedotan, tirai dari sedotan juga. Semangat menanam
bunga, sayuran juga. Ada lombok, merica, daun jeruk," kata Siti Rokhanah,
Sekretaris Dawis Anggur.
Kemudian dari 2013 sampai 2015 mendapatkan penghargaan juara
pertama dari Program Merdeka Sampah tiga tahun berturut-turut.
Hadiah yang didapatkan warga dari DKP Banyuwangi ini dimanfaatkan
warga untuk membeli perlengkapan seperti kerangka besi untuk tanaman rambat,
seperti buah markisa dan anggur.
Dari 30 KK yang tergabung dalam Dawis Anggur, saat ini bisa
memanfaatkan buah-buah tersebut. Seringkali untuk sajian siapapun yang berkunjung
ke sana. "Kalau ada tamu kami buatkan untuk minuman. Markisa ini sangat
segar sekali rasanya," ujar Siti.
Ditambahkan oleh Edi selaku Ketua RT kampung Anggur,
buah-buahan tersebut memang tidak ada yang dijual. Semua warga bisa mengambil.
"Selain rindang, sejuk, kalau ada acara enggak pakai terop. Warga sini
boleh ambil, tanpa dijual," ujarnya.
BANK SAMPAH
Keistimewaan dari lingkungan Anggur Kalirejo adalah adanya manajemen lingkungan yang bersih dari sampah dengan menerapkan pemilahan sampah-sampah organik dan anorganik yang dibuat sebagai pupuk dan kerajinan.
Keistimewaan dari lingkungan Anggur Kalirejo adalah adanya manajemen lingkungan yang bersih dari sampah dengan menerapkan pemilahan sampah-sampah organik dan anorganik yang dibuat sebagai pupuk dan kerajinan.
Semua sampah organik yang berasal dari rumah tangga, mereka
kumpulkan dalam satu komposter untuk diolah menjadi kompos organik.
Sementara itu, sampah-sampah anorganik hasil rumah tangga
pun dikumpulkan, lalu dijual kemudian diproses menjadi kerajinan yang bisa
membantu menambah ekonomi keluarga. Beberapa kerajinan yang dihasilkan dari
daur ulang sampah anorganik tersebut antara lain berupa tas, dompet, baju,
tikar dan lain-lain.
Sebagian hasil kerajinan dari sampah anorganik (sumber : Merdeka.com) |
Selain bersih bagi lingkungan, juga menjadi pupuk untuk
berbagai tanaman depan rumah dan menjadi bahan kerajinan tangan kreatif yang
menguntungkan.
Apalagi saat ini program bank sampah dari hasil rumah tangga
yang dikumpulkan bersama bisa menjadi jaminan untuk peminjaman kebutuhan pokok.
Seperti membeli minyak, baju dan kebutuhan lain.
Dengan kondisi tersebut, tak heran bila lingkungan Anggur
menjadi salah satu wilayah titik pantau Adipura.
Berawal dari sampah, warga di sepanjang Jalan Anggur saat
ini benar-benar merdeka dari sampah.
Siapapun tentu bangga memiliki lingkungan yang hijau dan
bebas dari sampah seperti di lingkungan Kampung Anggur ini.
Ayo belajar dari Kampung Anggur dalam menata lingkungan!
(sumber : Merdeka.com, Jatimtimes.com)
0 komentar:
Posting Komentar