Banyuwangi Green And Recycle Fashion Week 2016 - Parade peragaan busana dari bahan daur ulang mengawali Banyuwangi Festival 2016, berlangsung di Pantai Boom pada 20 Maret 2016. Sebagai kota yang memproklamirkan diri sebagai kota yang ramah lingkungan, Pemkab Banyuwangi menunjukkan konsistensi kebijakannya yang peduli dengan lingkungan. Salah satunya melalui pagelaran yang bertema Banyuwangi Green And Recycle Fashion Week.
Tujuannya tidak lain ingin menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya recycling life style. Yaitu gaya hidup yang memanfaatkan barang tidak terpakai (sampah) menjadi produk baru yang mempunyai nilai seni dan ekonomi dengan sedikit sentuhan kreativitas. Parade fashion dari bahan daur ulang ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah.
Berikut ini tampilan para peserta pagelaran Green and Recycle Fashion Week 2016 yang bersumber dari pemilik akun Facebook, Agus Santoso.
Tujuannya tidak lain ingin menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya recycling life style. Yaitu gaya hidup yang memanfaatkan barang tidak terpakai (sampah) menjadi produk baru yang mempunyai nilai seni dan ekonomi dengan sedikit sentuhan kreativitas. Parade fashion dari bahan daur ulang ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah.
Kegiatan fashion show dipilih sebagai media agar masyarakat
khususnya anak muda lebih tertarik untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kreasi
daur ulang.
Peragaan busana daur ulang ini sudah digelar dua kali berturut-turut. Setelah tahun lalu mengangkat tema daur ulang kertas, tahun ini temanya tentang daur ulang plastik. Mengapa plastik?
"Plastik menjadi tema utama seiring dengan keinginan kita semua untuk terus mengurangi sampah plastik," ujar Bupati Azwar Anas.
Menurut Anas kegiatan tersebut sengaja digelar di Pantai Boom untuk mengingatkan bahwa ada 8 juta ton sampah plastik di dunia yang terbuang di laut dan Indonesia penyumbang terbesar sampah plastik nomor dua setelah China.
"Plastik menjadi tema utama seiring dengan keinginan kita semua untuk terus mengurangi sampah plastik," ujar Bupati Azwar Anas.
Menurut Anas kegiatan tersebut sengaja digelar di Pantai Boom untuk mengingatkan bahwa ada 8 juta ton sampah plastik di dunia yang terbuang di laut dan Indonesia penyumbang terbesar sampah plastik nomor dua setelah China.
Untuk mengikutinya, ada aturan yang harus diikuti oleh para
peserta. Bahan yang digunakan untuk merancang busana harus menggunakan plastik
sebanyak 70 persen dan 30 persen dari bahan daur ulang lainnya.
Pagelaran busana daur ulang ini diikuti ratusan peserta mulai dari murid TK, mahasiswa dan kalangan umum yang beradu menampilkan hasil kreativitasnya diatas panggung amphitheatre yang terletak di bibir Pantai Boom.
Bukan hanya itu, ornamen yang ada pada dekorasi panggung juga terbuat dari barang-barang bekas seperti tirai cantik berbahan botol bekas minuman kemasan.
Di tenda penonton, kursi yang digunakan terbuat dari tong bekas dan kayu kapal yang sudah tidak terpakai serta meja yang terbuat dari ban bekas. Semua dekorasi daur ulang tersebut merupakan hasil kreasi para ibu dasa wisma dan Karyawan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Banyuwangi.
Di tenda penonton, kursi yang digunakan terbuat dari tong bekas dan kayu kapal yang sudah tidak terpakai serta meja yang terbuat dari ban bekas. Semua dekorasi daur ulang tersebut merupakan hasil kreasi para ibu dasa wisma dan Karyawan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Banyuwangi.
Berikut ini tampilan para peserta pagelaran Green and Recycle Fashion Week 2016 yang bersumber dari pemilik akun Facebook, Agus Santoso.
Panggung pagelaran Green and Recycle Fashion Week 2016 (sumber : Facebook.com) |
0 komentar:
Posting Komentar