Di penghujung 2015, pariwisata Kabupaten Banyuwangi mendapat
berkah. Inovasi pengembangan pariwisata yang dilakukan Pemkab Banyuwangi mendapat
apresiasi dari The United Nations World Tourism Organization (UNWTO).
Organisasi PBB untuk pariwisata tersebut memasukkan Banyuwangi sebagai salah
satu nominator UNWTO Awards for Exellence and Innovation in Tourism untuk
kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan".
Banyuwangi menjadi nominator bersama tiga negara lainnya, yaitu Medellin
(Kolombia), Kenya, dan Puerto Rico.
Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berhasil memikat pihak
penyelenggara penghargaan. Para finalis dalam ajang ini disaring dari 109
program lainnya yang digagas oleh negara-negara anggota UNWTO, yang saat ini
beranggotakan 157 negara, 6 anggota asosiasi, dan 480 anggota afiliasi dari
sektor swasta, lembaga pendidikan, dan otoritas pariwisata.
Sebagai nominator, Pemkab Banyuwangi diberi kesempatan untuk
memaparkan kebijakannya pada 18 Januari 2016 mendatang dalam acara 12th UNWTO
Awards Forum di Madrid, Spanyol. Para pemenang dan runner-up masing-masing
kategori akan dimumkan pada 20 Januari mendatang bersamaan dengan pelaksanaan
Madrid international Tourism Trade Fair.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY
Bramuda mengatakan, di Madrid ia akan memaparkan strategi Pemkab Banyuwangi dan
kunci suksesnya membangun pariwisata. Mulai dari bagaimana daerah
mengidentifikasi potensi wisata yang dimilikinya, menjaga kearifan lokalnya,
hingga bagaimana pengembangan pariwisata bersama stakeholder dilakukan.
Dalam empat tahun terakhir, sektor pariwisata di Kabutapen
Banyuwangi, terus menggeliat.
Salah satu yang menjadikan andalan dalam mendongkrak
perkembangan pariwisata Banyuwangi adalah dicanangkannya program ekoturisme.
Ekoturisme merupakan konsep wisata yang menyajikan kondisi
di suatu daerah secara apa adanya dengan memperhatikan daya dukung dan
konservasi lingkungan yang berkelanjutan. Konsep ekotursime yang diterapkan
Pemkab Banyuwangi berpatokan pada dua hal, yaitu budaya dan keindahan alam.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Pemkab Banyuwangi
bahkan telah melakukan berbagai perbaikan, mulai dari infrastruktur, destinasi,
sarana dan prasarana, hingga kemasan promosi yang menarik. Tak hanya itu,
Pemkab Banyuwangi juga telah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
dan bisa bersaing secara global. Salah satunya melalui penyelenggaraan kursus
bahasa asing gratis berbasis desa. Kursus ini diikuti oleh dari 2.600 warga
pada tahun 2015.
Sektor pariwisata terbukti ikut membantu menggerakkan
ekonomi warga. Tak heran, pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen
dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi
bisa menembus Rp 38 juta.
Sebagai kota yang menerapkan konsep digital society pertamadi Indonesia, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memang sangat serius dalam
memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan berbagai informasi melalui situsnya.
Hal ini terlihat dari begitu lengkapnya informasi tentang pariwisata Banyuwangi
yang ada di situs resmi Pemkab Banyuwangi.
Deskripsi tentang destinasi wisata, seni, budaya, dan kekayaan lainnya yang
dimiliki Banyuwangi tersaji dalam bentuk tulisan, foto, maupun video. Bahkan di
salah satu kanalnya terdapat fitur untuk melakukan tur virtual di Pendopo Banyuwangi. Tur ini diberi nama 'Banyuwangi 360' seperti dapat dinikmati dibawah ini. (Banyuwangikab.go.id, Cnnindonesia.com)
0 komentar:
Posting Komentar