Pengantin Using (sumber : Twitter.com/banyuwangi_kab) |
Parade BEC dimulai dari Taman Blambangan dengan panggung seluas 10 x 16 meter dan dilengkapi cat walk sepanjang 70 meter.
Pagelaran diawali oleh parade Tari Gandrung kolosal. Setelah itu disambung prosesi ritual adat kemanten Using, yakni perang bangkat. Sebuah ritus adat yang dilakukan dalam acara pernikahan apabila kedua mempelainya adalah anak terakhir atau anak "munjilan".
Ritual perang bangkat ini diawali dengan "padu-paduan" atau sahut-menyahut antarperwakilan keluarga kedua mempelai yang saling meminta agar anak mereka bisa dipersatukan.
Padu-paduan ini akan diakhiri dengan kata sepakat dari kedua keluarga untuk menyatukan mempelai dan diikuti penyerahan uba rampe kepada keluarga pengantin perempuan. Yakni berupa kembang mayang, bantal yang dibungkus dengan tikar dan seekor ayam betina yang tengah mengerami telurnya.
Penonton menyemut di Taman Sritanjung (sumber : Dani Firmansyah, Grup FB Banyuwangi Bersatu) |
Kemudian menyusul di belakangnya parade defile best BEC 2015 yang kemudian diikuti penampilan 37 peserta BEC cilik yang menampilkan kostum pengiring pengantin Using.
Warga asing yang tampil bak penari Gandrung (sumber : Liputan6.com) |
Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Kostum yang dikenakan didominasi warna kuning, orange dan ungu.
Salah satu peserta dengan kostum Sembur Kemuning (sumber : Twitter.com/banyuwangi_kab) |
Peserta dengan kostum Mupus Braen Blambangan (sumber : Idda Rafsanjani, Grup FB Banyuwangi Bersatu) |
Peserta dengan kostum Sekar Kedaton Wetan (sumber : Ida Rafsanjani , Grup FB Banyuwangi Bersatu) |
Pada Banyuwangi Ethno Carnival tahun sebelumnya Banyuwangi mengangkat tema Gandrung dan Barong Using.
Menurut Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, pemilihan tema yang akan diangkat dalam setiap kegiatan akbar budaya Banyuwangi merupakan hasil diskusi dengan sejumlah budayawan dan seniman Banyuwangi.
Hal ini karena mereka dinilai memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang tradisi serta budaya yang berkembang di Banyuwangi.
"Dalam penyusunan temanya kami selalu melibatkan budayawan serta seniman. Selain mereka memiliki pengetahuan lebih, pelibatan mereka ini untuk menjaga norma serta pakem-pakem tradisi setiap atraksi budaya yang akan kami tampilkan. Saat daerah lain getol membawa tema global dalam event budaya lokal, kami justru memperkenalkan budaya lokal ke publik global," tutur Anas.
"Kami terus konsisten mengeksplorasi budaya kami. Banyuwangi Ethno Carnival pun kami gelar dengan tema khusus tiap tahunnya karena budaya lokal kami yang memang sangat kaya. Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat Gandrung dan Barong Using, tahun ini yang kami persembahkan adalah tradisi pengantin Suku Using," katanya.
Untuk tahun berikutnya, panitia telah menetapkan tema Banyuwangi Ethno Carnival 2016 yaitu Legenda Sritanjung-Sidopekso. Dipastikan tema Sritanjung ini akan sangat menarik karena berhubungan dengan legenda asal usul Banyuwangi. Tunggu tanggal mainnya.
0 komentar:
Posting Komentar