Jazz Ijen Banyuwangi 2015 Untuk Kemanusiaan - Bagaimana rasanya nonton musik jazz di ketinggian lebih 2000 meter diatas permukaan laut? Apa hasilnya jika musik jazz dikolaborasikan dengan Shalawat? Inilah yang terjadi dalam pagelaran musik jazz Ijen Banyuwangi 2015 yang berlangsung pada Sabtu, 22/8/2015. Kalau umumnya penikmat musik jazz lekat dengan kelompok kaum elit berjas keren dan digelar di gedung tertutup, di sini nonton jazz di alam terbuka dengan nuansa yang jauh dari kesan formil ditemani dinginnya hawa pegunungan. Sebagian penontonnya bahkan mereka yang akan dan baru turun mendaki Gunung Ijen! Ibarat kata, dinginnya cuaca coba dihangatkan dengan balutan musik yang ritmis dan rancak.
Masih dalam rangkaian kegiatan Banyuwangi Festival 2015, kali ini Pemkab Banyuwangi menghadirkan acara musik jazz bertajuk kemanusiaan yang digelar di kawasan pegunungan Ijen yang mempunyai ketinggian 2443 m diatas permukaan laut. Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata. Selain untuk memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi unggulan Banyuwangi, acara yang tidak menarik tiket alias gratis ini juga sebagai ajang kemanusiaan. Selain pengumpulan dana untuk aksi kemanusiaan, penyelenggara mengadakan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi para penambang belerang yang sehari-harinya beraktivitas di Gunung Ijen.
Meskipun gratisan, ini bukan pagelaran musik kelas murahan, karena yang hadir adalah musisi jazz nasional macam Kerispatih, Andre Hehanusa dan Lita Tia. Termasuk kelompok musik etnik lokal, Lalare Orkestra.
Jazz Ijen Banyuwangi 2015
diwarnai dengan alunan salawat atau pujian-pujian untuk Nabi Muhammad
SAW dalam paduan jazz dan musik etnik lokal yang dimainkan oleh Lalare Orkestra,
yang seluruh personelnya adalah anak-anak Banyuwangi.
Suasana dingin lereng Gunung Ijen menjadi hangat tatkala 'Bidadari' melantun lembut. Andre Hehanusa berhasil mengajak ribuan penonton ikut bersenandung. Selain Bidadari ia juga membawakan Kuta Bali, Ku Tau Engkau Begitu dan sebuah lagu baru All About Love.
"Saya happy bisa main di Banyuwangi. Alamnya indah, warganya ramah. Saya ingin ke sini lagi untuk liburan," ujar Andre sesuai tampil.
TERKUMPUL DANA KEMANUSIAAN RP 350 JUTA
Masih dalam rangkaian kegiatan Banyuwangi Festival 2015, kali ini Pemkab Banyuwangi menghadirkan acara musik jazz bertajuk kemanusiaan yang digelar di kawasan pegunungan Ijen yang mempunyai ketinggian 2443 m diatas permukaan laut. Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata. Selain untuk memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi unggulan Banyuwangi, acara yang tidak menarik tiket alias gratis ini juga sebagai ajang kemanusiaan. Selain pengumpulan dana untuk aksi kemanusiaan, penyelenggara mengadakan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi para penambang belerang yang sehari-harinya beraktivitas di Gunung Ijen.
Meskipun gratisan, ini bukan pagelaran musik kelas murahan, karena yang hadir adalah musisi jazz nasional macam Kerispatih, Andre Hehanusa dan Lita Tia. Termasuk kelompok musik etnik lokal, Lalare Orkestra.
Kemeriahan Jazz Ijen Banyuwangi 2015 (foto : Twitter Banyuwangi_kab) |
Suasana pagelaran musik Jazz Ijen Banyuwangi 2014 (sumber : Beritasatu.com) |
Pada tahun lalu acara serupa pernah digelar, namun berbeda dengan
tahun lalu yang dihelat tepat di kaki Gunung Ijen, kali ini lokasinya di
areal perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Dari tengah kota Banyuwangi, lokasinya lebih dekat. Dari sini pemandangannya lebih
beragam, mulai nuansa perkebunan serta pegunungan, view Selat Bali, dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari. Romantis banget khan! Jadi rugi banget yang tidak nonton. Sudah gratis nonton musik berkelas, bisa menikmati keindahan panorama nan indah, sembari nyeruput kopi atau
jajanan khas Banyuwangi yang sengaja disediakan di sejumlah stan di areal itu. Tak
ketinggalan, di sekitar arena terdapat stan produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM).
Venue Jazz Ijen Banyuwangi 2015 di alam terbuka (foto : Twitter @banyuwangi_kab) |
Penonton Jazz Ijen Banyuwangi telah menunggu sejak sore (foto : Twitter @banyuwangi_kab) |
Makin malam penonton makin menyemut. Seakan tak peduli dinginnya udara yang mencapai 18 derajat Celcius (foto : Kapanlagi.com) |
Lalare Orkestra juga berkolaborasi dengan seni musik
kuntulan khas Banyuwangi. Suara perkusi dari gending khas Suku Using
(masyarakat asli Banyuwang) berpadu dengan suara terbang dan kendang ala seni
kuntulan.
Sedangkan Andre Hehanusa yang membawakan sembilan lagu
andalannya, penampilannya di Jazz Ijen Banyuwangi menjadi saksi kembalinya
musisi yang melejit dengan lagu “Kuta Bali” ini. Andre sempat vakum selama
delapan tahun karena ingin fokus dengan keluarga. “Delapan tahun saya vakum
untuk jagain anak,” kata Andre menyapa penonton.
Sambil menenteng gitar akustiknya, Andre mengajak ribuan
penonton bernostagia dengan lagu-lagu hitsnya di era 1990-an. Penyanyi bernama
lengkap Andre Ronal Benito Hehanusa ini membuka penampilannya dengan lagu
andalan Karena Kutahu Engkau Begitu. “Banyuwangi adalah kota pertama
saya, jadi banyak lagu yang akan saya bawa,” kata Andre yang berbalut sweater
merah dan celana putih.
Suasana dingin lereng Gunung Ijen menjadi hangat tatkala 'Bidadari' melantun lembut. Andre Hehanusa berhasil mengajak ribuan penonton ikut bersenandung. Selain Bidadari ia juga membawakan Kuta Bali, Ku Tau Engkau Begitu dan sebuah lagu baru All About Love.
Saat menyanyikan Kuta Bali itu, Andre mengajak Bupati
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk berduet. "Di Kuta Bali, ku genggam
erat jemarimu, di Kuta Bali cinta Kita..." lantun andre yang diikuti koor
seluruh penonton.
Sebelumnya Andre sempat melontarkan ungkapan yang cantik untuk para penonton agar menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama untuk menghapus perbedaan dan permusuhan. Katanya :
Sebelumnya Andre sempat melontarkan ungkapan yang cantik untuk para penonton agar menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama untuk menghapus perbedaan dan permusuhan. Katanya :
Cinta itu menghapus semua perbedaan. Cinta itu menghapus semua permusuhan. Cinta itu harus dimulai dari Banyuwangi untuk Indonesia.
Duet Bupati Anas dan Andre Hehanusa (foto : Koran-sindo.com) |
Tak melulu dengan lagu jadulnya, Andre menyanyikan lagu All About Love
dari album terbarunya yang berjudul sama. Album berisi tujuh lagu tersebut
telah dirilis April 2015. Album inilah yang menjadi penanda kembalinya mantan
Duta Terumbu Karang ini ke panggung musik.
“Mengapa saya membuat lagu All About Love?” tanya Andre kepada penonton. Pertanyaan itu lantas dijawabnya sendiri, “Karena kecintaan saya pada bangsa ini melebihi segalanya.”
“Mengapa saya membuat lagu All About Love?” tanya Andre kepada penonton. Pertanyaan itu lantas dijawabnya sendiri, “Karena kecintaan saya pada bangsa ini melebihi segalanya.”
Jazz Ijen 2015 ditutup oleh penampilan Kerispatih dengan
melantunkan sejumlah tembang hits -nya. Lagu-lagu hits yang sempat booming,
seperti 'Bila Rasaku ini Rasamu', 'Aku Harus Jujur' memberikan sentuhan
romantis yang makin menghangatkan malam di Kaki Ijen.
Penampilan Kerispatih dalam Jazz Ijen Banyuwangi 2015 (foto : Kapanlagi.com) |
TERKUMPUL DANA KEMANUSIAAN RP 350 JUTA
Jazz Ijen Banyuwangi 2015 berjalan lancar dan sukses.
Penonton membludak. Butuh perjuangan ekstra keras untuk mencapai lokasi ditengah kemacetan jalan yang panjang. Penonton harus berjalan kaki berkilo meter dari tempat parkir. Hawa dingin yang menusuk disekitar lokasi pertunjukan juga tidak membuat penonton beranjak dari tempatnya hingga akhir acara. Alhasil panitia pun berhasil mengumpulkan dana
untuk kemanusiaan secara spontanitas. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang
langsung memimpin pengumpulan dana sosial disambut antusias penonton yang bukan
hanya pengusaha, melainkan juga ada birokrat dan politisi. Tidak lebih dari
seperempat jam, dana yang terkumpul mencapai Rp350 juta. Sambil mengucapkan
terima kasih, Anas menyampaikan bahwa dana itu akan disalurkan kepada
masyarakat.
"Dana sosial ini akan kami gunakan untuk tambahan
beasiswa para siswa di sekitar kawasan Gunung Ijen ini. Selain itu, juga untuk
membantu berbagai aktivitas masyarakat lainnya, termasuk untuk kesehatan,"
ujar Anas.
Bagi yang tidak sempat nonton langsung, jangan khawatir karena Pemkab Banyuwangi juga mengadakan Live Streaming pagelaran Jazz Ijen Banyuwangi 2015. Hasilnya bisa dinikmati dalam 2 video berikut ini. Selamat menyaksikan.
Dalam agenda Banyuwangi Festival 2015, pagelaran Jazz Ijen
ini merupakan satu rangkaian even jazz
yang akan digelar selanjutnya, yakni Jazz Pantai di Pantai Boom Banyuwangi pada
12 September 2015 mendatang.
Jadi di Banyuwangi ada pagelaran jazz gunung dan jazz
pantai, semua sama menariknya dan mampu menyedot ribuan penonton. Masyarakat Banyuwangi
bukan hanya multi etnik, namun juga memiliki selera musik yang majemuk. Musik
tradisional maupun musik modern, bisa diterima oleh masyarakat Banyuwangi, seperti dikatakan orang nomer satunya :
(sumber : Beritasatu.com, Detik.com, Tempo.co, Koran-sindo.com)"Kami konsisten untuk memasukkan pagelaran jazz ke dalam agenda tahunan sebagai salah satu identitas musik yang ada dan hidup di Banyuwangi selain musik daerah yang juga terus kita dorong eksistensinya," kata Anas.
Bagi yang tidak sempat nonton langsung, jangan khawatir karena Pemkab Banyuwangi juga mengadakan Live Streaming pagelaran Jazz Ijen Banyuwangi 2015. Hasilnya bisa dinikmati dalam 2 video berikut ini. Selamat menyaksikan.
Jazz Ijen Banyuwangi part 1.
Jazz Ijen Banyuwangi part 2.
Excellent, what a blog it is! This website gives valuable
BalasHapusinformation to us, keep it up.
Here is my weblog ... Antonietta Khounborine