Festival Perkusi Banyuwangi 2015 - Untuk kali pertama di Banyuwangi diselenggarakan Festival Perkusi dan Lalare Orkestra yang berlangsung di Gedung Seni Budaya (Gesibu) yang terletak di Taman Blambangan, pada Sabtu 1/8/2015. Ini adalah festival musik tradisional yang dimainkan oleh para musikus cilik. Mungkin banyak yang pernah mendengar istilah Perkusi tapi tidak tahu tepatnya berupa alat musik seperti apa. Perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara
baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara
apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut.
Ada alasan kuat mengapa Pemkab Banyuwangi ngotot mengadakan Festival Perkusi yang merupakan rangkaian kegiatan Banyuwangi Festival 2015. Menurut Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, MY
Bramuda, ide mengadakan festival ini lantaran di kalangan
musisi nasional, musik perkusi Banyuwangi diyakini salah satu yang sangat
berpengaruh di Indonesia. "Budayawan Djaduk Ferianto sangat meyakini perkusi Banyuwangi itu kuat
sekali pengaruhnya di nasional. Pukulan-pukulan perkusi Banyuwangi jadi
rujukan musisi," ujar Bramuda.
Selain itu, event ini digelar juga dengan tujuan untuk terus menumbuhkan dan menjaga keberlangsungan musik trasidional Banyuwangi yang mulai tergerus musik moderen saat ini. Diharapkan dari sini bisa menimbulkan gairah siswa-siswi Banyuwangi untuk melestarikan musik-musik tradisional. Sehingga bisa menjadikan belajar musik tradisional sebagai salah satu muatan lokal di sekolah-sekolah.
Nah, pada Festival Perkusi dan Lalare Orkestra Banyuwangi 2015 ini 100 lare (anak kecil) Banyuwangi dari usia kanak-kanak sampai SMP yang tergabung dalam sebuah grup musik Radhen Pupus akan memainkan berbagai alat musik tradisional seperti angklung, kendang, rebana, gendang, drum dan seruling. Selain juga alat musik modern seperti gitar, harmonika, dan tamborin.
Mereka akan memainkan alat-alat musik tersebut dalam sebuah orkestra. Orkestra itu juga akan diramaikan oleh pesinden cilik andalan Banyuwangi dengan mengangkat lagu-lagu tradisional Banyuwangi. Mereka akan memainkan 12 lagu-lagu khas Suku Osing Banyuwangi yang telah diaransemen, seperti Padang Ulan, Ulan Andhung-andhung, Layangan dan Angklung Caruk. Sejumlah lagu daerah yang baru diciptakan juga akan ditampilkan.
Festival ini diawali dengan lagu Using "Layangan" yang dinyanyikan pesinden cilik Banyuwangi, Diah Safira. Pelajar kelas 1 SMP tersebut membawakannya dengan cantik, lengkap dengan cengkok Usingnya sembari diiringi orkestra lalare (bocah-red). Sontak suasana di Gesibu pun langsung terasa hangat. Berikutnya Diah bersama 5 sinden cilik lainnya berturut turut membawakan 14 lagu lainnya.
Selain memukau warga Banyuwangi, festival perkusi ini juga memikat wisatawan asing yang sedang berlibur di Banyuwangi. "The attraction is so nice. They played well, even they're all kid," kata Ariana Tores asal Spanyol dengan kagumnya.
Di akhir acara, anggota DPD RI Emilia Contessa yang hadir menyumbangkan suara emasnya dengan membawakan Ulan Andung-andung dan Isun Lare Osing yang diiringi lalare orkestra.
(Gatra.com)
Festival Perkusi Banyuwangi 2015 (sumber : Gatra.com) |
Selain itu, event ini digelar juga dengan tujuan untuk terus menumbuhkan dan menjaga keberlangsungan musik trasidional Banyuwangi yang mulai tergerus musik moderen saat ini. Diharapkan dari sini bisa menimbulkan gairah siswa-siswi Banyuwangi untuk melestarikan musik-musik tradisional. Sehingga bisa menjadikan belajar musik tradisional sebagai salah satu muatan lokal di sekolah-sekolah.
Nah, pada Festival Perkusi dan Lalare Orkestra Banyuwangi 2015 ini 100 lare (anak kecil) Banyuwangi dari usia kanak-kanak sampai SMP yang tergabung dalam sebuah grup musik Radhen Pupus akan memainkan berbagai alat musik tradisional seperti angklung, kendang, rebana, gendang, drum dan seruling. Selain juga alat musik modern seperti gitar, harmonika, dan tamborin.
Mereka akan memainkan alat-alat musik tersebut dalam sebuah orkestra. Orkestra itu juga akan diramaikan oleh pesinden cilik andalan Banyuwangi dengan mengangkat lagu-lagu tradisional Banyuwangi. Mereka akan memainkan 12 lagu-lagu khas Suku Osing Banyuwangi yang telah diaransemen, seperti Padang Ulan, Ulan Andhung-andhung, Layangan dan Angklung Caruk. Sejumlah lagu daerah yang baru diciptakan juga akan ditampilkan.
Festival ini diawali dengan lagu Using "Layangan" yang dinyanyikan pesinden cilik Banyuwangi, Diah Safira. Pelajar kelas 1 SMP tersebut membawakannya dengan cantik, lengkap dengan cengkok Usingnya sembari diiringi orkestra lalare (bocah-red). Sontak suasana di Gesibu pun langsung terasa hangat. Berikutnya Diah bersama 5 sinden cilik lainnya berturut turut membawakan 14 lagu lainnya.
Selain memukau warga Banyuwangi, festival perkusi ini juga memikat wisatawan asing yang sedang berlibur di Banyuwangi. "The attraction is so nice. They played well, even they're all kid," kata Ariana Tores asal Spanyol dengan kagumnya.
Di akhir acara, anggota DPD RI Emilia Contessa yang hadir menyumbangkan suara emasnya dengan membawakan Ulan Andung-andung dan Isun Lare Osing yang diiringi lalare orkestra.
(Gatra.com)
0 komentar:
Posting Komentar