Festival Buah Lokal - Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai salah satu daerah
penghasil komoditas pertanian di Jawa Timur, diantaranya adalah buah-buahan.
Bahkan beberapa diantara produk pertanian Banyuwangi sudah menembus pasar
ekspor, seperti kelapa, manggis, dan semangka. Banyuwangi juga dikenal sebagai
lumbung beras nasional.
Selain memberikan dorongan pada pelaku usaha pertanian agar
terus meningkatkan produktivitasnya, Pemkab Banyuwangi berkomitmen untuk
melakukan penguatan petani hortikultura dengan memproteksi komoditas buah lokal
seiring maraknya serbuan buah impor yang masuk ke Indonesia. Di Banyuwangi ada
kebijakan, semua PNS dilarang menyajikan
buah impor dalam setiap acara dan wajib menyajikan buah lokal.
Tekad Pemkab Banyuwangi dalam mengembangkan dan melindungi
buah lokal Banyuwangi, sekaligus mengajak masyarakat gemar mengkonsumsi buah
lokal juga diwujudkan dengan penyelenggaraan Festival Buah Lokal di Taman Blambangan Banyuwangi.
Buah naga, salah satu buah unggulan Banyuwangi. |
Dalam festival yang diadakan selama 7 hari (28/3-3/4 2015)
tersebut, sebanyak 36 stan buah menjajakan berbagai komoditas hortikultura
buah-buahan khas Banyuwangi, seperti durian, semangka, melon, rambutan, pisang,
buah naga, jeruk, jambu biji, dan belimbing. Ada juga hortikultura sayuran,
seperti cabai dan tomat. Dan tak ketinggalan juga durian merah yang memiliki
cita rasa legit dan manis. Selain durian merah, durian lokal sebangsa durian
kasur, bokor, lei, dan durian bajul juga ditampilkan dalam festival ini.
Festival tersebut mendapat sambutan meriah baik dari para
pelaku usaha maupun dari masyarakat luas, termasuk mereka yang datang dari
berbagai kota lain. Bahkan ada wisatawan luar negeri yang sengaja datang khusus
untuk menghadiri festival buah Banyuwangi.
Aneka buah-buahan yang disediakan gratis. |
Pengunjung berebut buah durian. |
Selain menawarkan buah dan sayuran dengan harga yang jauh
lebih murah dari harga pasar, pengunjung berkesempatan makan durian gratis. Pada
saat pembukaan festival ini, ratusan durian lokal yang disusun pada potongan
bambu menyerupai gunungan itu untuk diberikan gratis kepada pengunjung. Tak
pelak terjadi rebutan diantara pengunjung yang memadai Taman Blambangan. Dalam
sekejap durian tersebut sudah berpindah tangan.
Pengunjung festival juga berkesempatan memborong buah dengan
harga yang miring. Manggis, yang biasanya dijual Rp 13.000 per kilogram, di
festival ini dijual Rp 9.000. Begitu pula jambu kristal yang biasanya 1
kilogram Rp 20.000, di festival hanya Rp 15.000. Durian merah yang biasanya
dijual Rp 200.000-Rp 300.000 per buah bisa diperoleh dengan harga Rp 100.000-Rp
200.000. Pengunjung benar-benar dimanjakan dengan pesta buah lokal yang murah
meriah.
Strategi pemkab Banyuwangi menyelenggarakan 3 event
sekaligus, yaitu Festival Buah Lokal, Festival Kuliner Sego Tempong dan
Banyuwangi Art Week dalam waktu dan tempat yang bersamaan, benar-benar ide yang
sangat jitu.
Ibaratnya jurus three in one, dengan sekali gebrakan
berbagai tujuan bisa tercapai. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
mengatakan, festival ini diharapkan bisa menjadi sarana promosi buah lokal asal
Banyuwangi dan mendongkrak pendapatan petani buah. “Selain meningkatkan nilai
jual dan keuntungan pedagang buah, festival ini digelar sebagai ajang belajar
melayani pembeli dengan penyiapan packaging (kemasan) yang baik,” ujar Anas.
Secara tak langsung, masyarakat dididik lebih mengenal
potensi dan mencintai buah lokal. Sekaligus event tersebut memperkuat branding
Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu tujuan wisata kuliner yang akan menjadi
daya tarik wisata baru Banyuwangi.
Kini ada alasan lain untuk datang ke Banyuwangi selain
keindahan alamnya, yaitu kulinernya.
festival yang menarik ya.. terimakasih infonya
BalasHapushttps://kulitmanggisku.com