Fashion Recycle - Pada umumnya kertas bekas dibuang begitu saja karena dianggap
tidak bernilai. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena di Banyuwangi
kertas bekas disulap menjadi busana fashion yang bernilai seni. Sebagai bagian
dari kepedulian terhadap lingkungan yang bersih, Pemkab Banyuwangi menyelenggarakan
Festival Fashion dari bahan daur ulang. Limbah daur ulang dipilih sebagai bahan
dasar fashion karena selama ini tak banyak masyarakat yang memahami cara
memanfaatkan sampah. Padahal dengan sentuhan seni, ternyata sampah bisa menjadi produk
baru yang memiliki nilai lebih.
Ratusan model cilik hingga dewasa berlenggak- lenggok membawakan busana berbahan barang bekas. Meskipun dari bahan-bahan bekas, busana yang dibawakan para model ini tetap terlihat keren. Secara kreatif mereka merancang pakaian berbentuk kupu-kupu, atau putri kipas dengan sanggul menjulang. Tidak hanya busana, semua ornamen yang digunakan terbuat dari bahan bekas. Seperti meja undangan yang terbuat dari ban bekas, tenda menggunakan bambu yang ditutup paranet, dan hiasan tenda terbuat dari pernak-pernik gelas air mineral.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, atraksi ini bukan sekadar parade fesyen. "Ini lebih pada upaya mengirim pesan penting tentang bagaimana bahan yang tidak terpakai bisa digunakan kembali," katanya.
Anas ingin agar acara fesyen ini menginspirasi dan menarik anak muda untuk berkreasi dengan bahan daur ulang. Tujuan utama dari Festival Green & Recycle Fashion ini adalah mengelola dan mengurangi volume sampah, namun dikemas dengan cara kreatif dan inovatif. Dengan begitu diharapkan lebih banyak warga Banyuwangi yang berkontribusi dalam mengurangi volume sampah.
Melalui gelaran yang bertajuk Festival Green & Recycle Fashion Week, ditampilkan parade fashion yang memanfaatkan limbah daur ulang
menjadi pakaian yang ready to use. Bahan daur ulang yang ditentukan seperti 70
persen kertas dan 30 persen bahan lain. Untuk kertas bisa kertas koran atau
sejenisnya. Bahan lainnya bisa memanfaatkan plastik atau kain perca.
Festival Green & Recycle Fashion yang baru pertama kali digelar
ini berlangsung di Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (14/3/2015) dan merupakan rangkaian acara
Banyuwangi Festival 2015.
Ratusan model cilik hingga dewasa berlenggak- lenggok membawakan busana berbahan barang bekas. Meskipun dari bahan-bahan bekas, busana yang dibawakan para model ini tetap terlihat keren. Secara kreatif mereka merancang pakaian berbentuk kupu-kupu, atau putri kipas dengan sanggul menjulang. Tidak hanya busana, semua ornamen yang digunakan terbuat dari bahan bekas. Seperti meja undangan yang terbuat dari ban bekas, tenda menggunakan bambu yang ditutup paranet, dan hiasan tenda terbuat dari pernak-pernik gelas air mineral.
Langit yang mendung tidak menyurutkan aksi para peserta untuk menampilkan bakat dan pakaian dengan rancangan terbaik masing-masing. Keindahan dan keunikan busana yang dikenakan para peserta tersebut membuat ratusan pasang mata tidak ingin melewatkan. Meskipun hanya tampil sesaat, para peserta Green and Recycle Fashion Week itu menyulap kertas bekas menjadi busana yang bernilai seni. Alhasil parade fashion show yang unik ini mampu menyedot ribuan penonton yang membanjiri amfiteater di Pantai Boom.
Sehari sebelumnya, juga digelar fashion on the street di
depan kantor Pemkab Banyuwangi. Tema yang diangkat masih sama yakni fashion
recycle tapi pesertanya adalah para karyawan Pemkab Banyuwangi, instansi vertikal tim
penggerak PKK dan perwakilan ibu-ibu dasawisma. Yang menarik, peragaan fashion
ini berlangsung malam hari memanfaatkan trotoar dan jalan raya sebagai media parade.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, atraksi ini bukan sekadar parade fesyen. "Ini lebih pada upaya mengirim pesan penting tentang bagaimana bahan yang tidak terpakai bisa digunakan kembali," katanya.
Anas ingin agar acara fesyen ini menginspirasi dan menarik anak muda untuk berkreasi dengan bahan daur ulang. Tujuan utama dari Festival Green & Recycle Fashion ini adalah mengelola dan mengurangi volume sampah, namun dikemas dengan cara kreatif dan inovatif. Dengan begitu diharapkan lebih banyak warga Banyuwangi yang berkontribusi dalam mengurangi volume sampah.
0 komentar:
Posting Komentar