Wajah pendopo sebelum dan sesudah renovasi. |
Tadinya tampilan
Pendopo Sabha Swagata tidak berbeda dengan pendopo di daerah lain. Memiliki
pagar tembok yang tinggi melingkari pendopo, membentuk sebuah batas nyata
antara penguasa dan rakyat. Selain itu terdapat bangunan yang kotor dan kumah
serta berbau pesing di salah satu bagiannya.
Ketika Abdullah
Azwar Anas menjadi Bupati Banyuwangi pada 2010, mulailah dilakukan pembenahan. Satu
langkah awal Bupati Anas adalah membongkar pagar tembok pendopo dan
menggantinya dengan gundukan tanah dan bunga pisang-pisangan. Atap pendopo juga mengalami perubahan,
dibarengi penataan taman di sekitar pendopo. Secara filosofis, kata
Anas, pembongkaran itu menghapus jarak antara birokrat dan masyarakat. Ia berkeinginan agar pendopo bukan
lagi menjadi tempat angker bagi masyarakat untuk berkunjung.
Untuk mewujudkan
impiannya membangun pendopo Sabha Swagata dengan konsep yang ramah lingkungan,
Anas tak segan melibatkan sejumlah arsitek papan atas, diantaranya Adi
Purnomo, Andra Matin, Yori Antar, Budi
Pradono, serta Ahmad Djuhara. Hasilnya pun mengubah wajah pendopo Banyuwangi
menjadi asri dan tampak menarik.
Musala unik yang mengadaptasi gerakan Salat. |
Lantai musala terbuat dari kayu. |
Lantai musala terbuat dari kayu.Dilihat dari luar, bangunan ini tampak asimetris namun berdesain minimalis modern. Ini adalah musala yang dibangun untuk menggantikan musala lama, Babur Rahmah yang terletak di bagian belakang pendopo.
Bentuk asimetris dari musala tersebut rupanya menggambarkan bentuk bangun ruang 3 dimensi yang mengadaptasi gerakan sujud pada salat. Bagian lantainya juga terbuat dari kayu, dengan tikar dan lemari untuk mukena dan Al Quran.
Musala dikelilingi parit yang berisi ikan koi. |
Jalan setapak menuju musala juga didesain sedemikian rupa. Saat malam, deretan lampu di jalan tersebut akan menyala sehingga pemandangan pun makin apik.
Bagian belakang pendapa menjelma menjadi sebuah lanskap hijau yang unik. Rerumputan menghampar. Pohon-pohon juga berdiri. Ada mangga, kelengkeng, sawo kecik, belimbing wuluh, palem, asam jawa, hingga kopi –salah satu komoditas kebanggaan Banyuwangi. Ada pula pohon kepel yang langka yang merupakan hadiah dari Keraton Jogjakarta pada awal abad ke 19.
Pohon besar disamping timur |
Pohon-pohon itu
memang dipertahankan. Sebab, dalam merenovasi kompleks pendapa, Anas
mewanti-wanti agar tidak ada sebatang pohon pun yang ditebang. Tidak ada
setangkai pun yang dipindah dari tempatnya. "Pembangunan yang harus
menyesuaikan alam. Membangun harus bisa merangkul alam,”tutur Anas.
GUEST HOUSE BERBUKIT ALA BUNKER
Persis di belakang musala terdapat Green House, alias guesthouse beratap rumput yang tampak seperti bunker bawah tanah. Green House ini punya 6 kamar utama, ruang makan, dan dapur bersih. Bangunan keren ini dirancang oleh arsitek kenamaan lainnya dari Indonesia, yakni Adi Purnomo
Ada dua bangunan ramah lingkungan (green house) di dalam pendopo tersebut, yang bila diamati dari luar akan terlihat seperti sebuah taman. Yang pertama green house yang berada di barat dari bangunan utama Pendopo. Green house ini sebenarnya merupakan sebuah guest house yang digunakan tempat menginap para tamu penting. Dan bangunan green house kedua berada di timur bangunan utama pendopo. Bangunan yang ini berfungsi sebagai tempat rapat, kantor atau sekretariat kegiatan.
Guest house yang terdapat
di dalam pendopo, sebelumnya kumah dan tidak menarik, disulap menjadi tempat
yang indah. Guest house yang merupakan bangunan lama yang terletak memanjang di
sisi barat belakang pendapa itu, bentuknya kamar-kamar berjajar. Meskipun
namanya guest house, kamar-kamar itu tak difungsikan sebagai tempat
menerima tamu. Fungsinya tidak jelas. Ada bagian yang jadi gudang. Pernah juga
jadi mes Persewangi, klub sepak bola milik pemkab. Bahkan ada bagian guest house yang menjadi kandang
ayam!
Guest house sebelum renovasi (kiri) dan sesudah renovasi (kanan) |
Semua itu menjadi
cerita lama. Rumah tamu yang kumuh tersebut sudah dikubur timbunan tanah. Ia
kini menjadi bukit kecil setinggi 5 meter yang ditanami rumput nan hijau. Sekilas
bukit hijau ini tampak seperti bunker bawah tanah, karena di dalamnya terdapat
ruang-ruangan yang diperuntukan bagi
tempat menginap para tamu penting bupati. Jadilah guest house yang beratap
rumput ini tampak seperti bunker bawah tanah. Bangunannya seolah mampu
berkamuflase menjadi taman rumput nan hijau, lengkap dengan pancuran air
otomatisnya. Maka Guest house di pendopo pun berubah menjadi
green house.
Mengimbangi perubahan wajah guest house tersebut, gedung PKK dan Dharma Wanita di bagian timur pendapa pun diubah menjadi ”bukit Teletubbies”. Karena itu, area terbuka hijau di halaman belakang pendopo pun kian luas. Ada dua bukit panjang yang mengapit halaman belakang tersebut. Semuanya berhias rerumputan yang hijau.
Mengimbangi perubahan wajah guest house tersebut, gedung PKK dan Dharma Wanita di bagian timur pendapa pun diubah menjadi ”bukit Teletubbies”. Karena itu, area terbuka hijau di halaman belakang pendopo pun kian luas. Ada dua bukit panjang yang mengapit halaman belakang tersebut. Semuanya berhias rerumputan yang hijau.
Di lereng-lereng
bukit kecil dengan kemiringan 60 derajat itu terdapat cerobong batu dengan
tutup kaca. Mirip sumur pendek berbentuk kotak. Cerobong itulah yang menjadi
lubang cahaya serta lubang hawa bagi kamar-kamar guest house di perut
bukit tersebut. Mirip Teletubbies, karakter gendut-imut dalam film anak-anak,
yang hidup di bawah bukit. Mirip pula dengan para Hobbit dalam film The
Lord of the Rings yang punya rumah-rumah imut dengan pintu melengkung di
bawah gundukan tanah berumput. Bedanya, bunker guest house itu bisa dimasuki lewat lorong cantik dengan
dinding berlapis batu yang menembus perut bukit.
Perut bukit tersebut
menyimpan tujuh kamar utama, dengan perabot cukup mewah bak hotel berbintang.
Di bagian luar kamar terdapat taman mini untuk bersantai. Lalu ada lagi enam
kamar yang lebih kecil, biasanya untuk ajudan atau driver para
pejabat yang menginap. Di antara dinding lorongnya terpasang lukisan reproduksi
bertema perjalanan sejarah Banyuwangi. Lalu di ujung utara ada dapur besar dan ruang makan yang
asri dan interior yang mewah, meja makanya pun di buat dari kayu yang di belah
menjadi 2 dan di haluskan.
Meski berada di
dalam timbunan tanah, kamar-kamar beserta lorongnya sama sekali tidak gelap
atau pengap. Pencahayaan di dalam bangunan sangat terang disaat siang hari.
Cahaya yang menerangi bukan dari lampu listrik. Melainkan dari cahaya matahari
yang masuk melalui celah pemecah sinar matahari yang telah direkayasa
sedemikian rupa. Dinding-dindingnya yang dominan putih membuat ruangan kian
terang. Maka, tak perlu ada lampu menyala saat siang hari di bawah tanah
tersebut.
Hebatnya, meskipun
disorot matahari langsung dari atas dan tanpa AC, namun ruangan di bawah tanah
ini udaranya tidak panas. Rasanya nyaman-nyaman aja.
Mengimbangi perubahan wajah guest house tersebut, gedung PKK
dan Dharma Wanita di bagian timur pendapa pun diubah menjadi ”bukit
Teletubbies”. Karena itu, area terbuka hijau di halaman belakang pendopo pun
kian luas. Ada dua bukit panjang yang mengapit halaman belakang tersebut.
Semuanya berhias rerumputan yang hijau. Maka tidak heran, Guest house Kabupaten
Banyuwangi pernah diapresiasi Mark, majalah dunia dalam bidang
arsitektur, edisi Juni-Juli 2013.
Total ada 7 kamar tamu di Green House ini. Masing-masing ditata apik dan penuh furnitur modern. Pencahayaannya masih berasal dari sunroof, sangat hemat listrik! |
Persis di depan tiap kamar, terdapat kamar khusus ajudan
atau asisten. Kamarnya cukup kecil, namun bersih dan nyaman. Hal ini agar para
ajudan bisa langsung mengecek dan menjaga tamu Bupati.
|
Ini adalah salah satu kamar utama di Green House. Dubes AS Robert O Blake pernah menginap di sini pada perayaan Thanksgiving 2014 di Banyuwangi. |
Tiap kamar di Green House punya beranda, masing-masing disekat tembok sehingga privasi terjaga. Beranda tersebut dilengkapi kursi dan meja yang adalah kerajinan asli Banyuwangi. |
Di ujung lorong terdapat area makan yang cukup luas. Ada 2
meja panjang besar yang menghadap langsung halaman penuh rumput hijau. Ruangan
besar ini juga menggunakan pencahayaan alami.
|
Ini adalah dapur bersih yang terhubung langsung dengan area
makan. Waktu Dubes AS, Robert O Blake menghabiskan liburan Thanksgiving, jamuan
makan malam digelar di dua ruangan tersebut.
|
Pintu keluarnya terbuat dari batu-batu alam, dengan lampu di
beberapa titik sehingga tampak dramatis saat malam.
|
Di
tengah halaman belakang pendopo terdapat bangunan menyerupai gazebo yang sangat asri dan sejuk. Tempat ini biasa digunakan untuk bersantai atau mengadakan acara jamuan bagi para tamu Bupati.
Taman yang berada di bagian tengah komplek sangat cantik.
Rumput hijau memenuhi segala penjuru, pohon-pohon menjulang tinggi.
|
Lampu-lampu bulat tersebut menyala saat malam. |
Perayaan Thanksgiving 2014 yang pernah digelar Kedubes AS di halaman Pendopo Sabha Swagata. |
Rumah Dinas Bupati Banyuwangi yang merupakan rumah peninggalan jaman Belanda yang sudah direnovasi. Tampak Asri dan nyaman.
Teras rumah utama Pendopo Banyuwangi. Inilah tempat tinggal Bupati Anas. Turis tidak boleh masuk ke dalamnya, namun bisa berfoto di bagian teras yang cantik. |
Di sisi timur tepatnya di belakang bunker terdapat rumah adat Using, konon rumah ini di bangun supaya para tamu yang berkunjung ke sini tahu bahwa ini merupakan rumah adat Using.
Nah, kalau Anda datang ke ke
Banyuwangi, jangan lewatkan untuk mampir ke rumah dinas bupati Banyuwangi tersebut. Anda
tidak akan menyesal!
0 komentar:
Posting Komentar