Berikut ini
sejumlah air terjun di Kabupaten Banyuwangi yang dapat Anda nikmati keindahannya.
AIR TERJUN JAGIR
Air Terjun Jagir atau Karanganyar, merupakan salah
satu tempat wisata menarik yang terdapat di Desa Kampung Anyar, Kecamatan
Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Di sini pengunjung dapat menikmati jernihnya air
sungai yang mengalir dari ketinggian 50 meter. Warga setempat percaya, air yang
mengalir di aliran sungai tersebut mampu menyembuhkan segala macam penyakit.
Air Terjun yang terdapat di lokasi ini ada 3 macam yang bersumber dari 3 mata
air yang berbeda, yaitu Sumber Jagir, Sumber Pawon dan Sumber Buyut Ijah.
Air terjun Jagir |
Suasana yang penuh
dengan kesegaran mampu membawa pengunjung terhanyut dalam kedamaian. Selain itu,
di lokasi tersebut juga terdapat tebing-tebing yang menjulang tinggi, yang
cukup menantang bagi para pecinta olahraga adrenalin, dapat mencoba climbing
disana.
AIR TERJUN SELLO TIRTO
Lokasi Air terjun Sello Tirto berada di wilayah PTPN XII Kebun Pasewaran, yang terletak di desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sekitar 50 km dari kota Banyuwangi. Untuk mencapai lokasi air terjun, pengunjung harus berjalan 100 meter dari tempat pemberhentian terakhir, selanjutnya menuruni jalan setapak.
AIR TERJUN SELOGIRI
Untuk menuju
lokasi Air Terjun Selorejo bisa menggunakan motor trail atau sport, jangan
motor matik mengingat medannya yang berbatu. Jika naik mobil sebaiknya memakai mobil
dengan penggerak empat roda atau four wheel drive (4WD). Jika
terpaksa memang bisa dicapai dengan kendaraan niaga. Tetapi, jangan
sekali-kali menggunakan kendaraan roda empat yang bertipe sedan atau
SUV.
Dari
Banyuwangi kota melewati jalan raya menuju Pelabuhan penyeberangan Ketapang,
menuju ke utara untuk sampai di wilayah Perkebunan Selogiri sejauh 3KM. Setelah
melewati terminal Bus, Anda akan menjumpai papan petunjuk menuju ke Air Terjun
Selogiri, lalu yang mengarah sebuah jalan yang tidak terlalu lebar.
Anda harus
masuk ke gang di sebelah kiri jalan tersebut untuk menuju Perkebunan PTPN
XII Selogiri. Dari jalan raya, Air Terjun Selogiri hanya berjarak 7KM atau
kira-kira ditempuh selama 40 menit dengan mobil. Anda akan memasuki kawasan
hutan dengan mayoritas tanaman kayu jati. Jangan kaget jika di tengah hutan
Anda menjumpai perkemahan tentara, karena memang wilayah tersebut sering
dipakai kegiatan latihan militer.
Setelah
sampai di perbatasan Perhutani, Anda akan menemukan jembatan dengan papan
petunjuk berisi ucapan selamatan datang di Hutan Pendidikan Blok Selogiri.
Lanjutkan perjalanan sampai Anda menjumpai PAL ARBORETUM, yang berarti Anda
sudah berada di lokasi Air Terjun Selogiri.
Dari sini suara gemuruh air terjun terdengar
sayup-sayup, yang menandakan bahwa letaknya sudah tidak jauh lagi. Tidak ada
tempat parkir di tempat tersebut, jadi biarkan kendaraan Anda di pinggir jalan
dan lanjutkan perjalanan sekitar 200m lagi melalui jalan setapak menuju arah Air Terjun Selogiri.
AIR TERJUN KALONGAN
Desa Pesucen, di Kecamatan Kalipuro sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa di bidang wisata alam. Salah satunya adalah Air Terjun Kalongan. Air terjun Kalongan yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter ini, pernah mengalami masa jaya di era 1980 hingga 1990 an, dimana air terjun ini menjadi jujugan bagi warga lokal. Tempat wisata yang dibuka sejak 1980 itu memiliki keindahan yang alami, airnya sangat jernih dan dingin, dikelilingi perbukitan di sekitarnya. Di lokasi wisata ini terdapat kolam pemandian yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Sebuah bendungan dibangun di bawah Kalongan yang memanfaatkan potensi sumber air yang melimpah. Bendungan ini dimanfaatkan untuk air minum di wilayah Kalipuro dan sekitarnya. Namun sangat disayangkan, dalam perkembangannya, karena ketiadaan modal yang cukup, air terjun itu kini tak terawat.
AIR TERJUN KALIBENDO
Desa Pesucen, di Kecamatan Kalipuro sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa di bidang wisata alam. Salah satunya adalah Air Terjun Kalongan. Air terjun Kalongan yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter ini, pernah mengalami masa jaya di era 1980 hingga 1990 an, dimana air terjun ini menjadi jujugan bagi warga lokal. Tempat wisata yang dibuka sejak 1980 itu memiliki keindahan yang alami, airnya sangat jernih dan dingin, dikelilingi perbukitan di sekitarnya. Di lokasi wisata ini terdapat kolam pemandian yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Sebuah bendungan dibangun di bawah Kalongan yang memanfaatkan potensi sumber air yang melimpah. Bendungan ini dimanfaatkan untuk air minum di wilayah Kalipuro dan sekitarnya. Namun sangat disayangkan, dalam perkembangannya, karena ketiadaan modal yang cukup, air terjun itu kini tak terawat.
Air Terjun Kalongan di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro. |
AIR TERJUN KALIBENDO
Air Terjun Kalibendo memiliki ketinggian sekitar 10 M dan berada di dalam kawasan Agro Wisata
Kalibendo, yang terletak di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Jaraknya sekitar 15KM dari kota Banyuwangi ke arah barat daya, satu arah dengan
lokasi wisata Gunung Ijen. Di kawasan Kalibendo ini terdapat perkebunan karet,
kopi dan cengkeh.
Untuk menuju lokasi Air Terjun Kalibendo, dari pusat kota Banyuwangi perjalanan diarahkan ke Terminal
Sasak Perot di Desa Bakung, Kecamatan Glagah. Selanjutnya lurus ke arah barat hingga tiba di pertigaan Patung Barong di Desa
Banjarsari. Dari pertigaan ini mengambil arah lurus melintasi Desa
Kemiren hingga desa Tamansuruh. Selanjutnya perjalanan diteruskan beberapa
menit hingga masuk Desa kampung anyar.
Pintu masuk Perkebunan Kalibendo |
Setelah masuk gerbang PT Perkebunan kalibendo dan membayar
tiket yang relatif murah, kendaraan
dapat diparkir di tempat yang disediakan di depan gedung pertemuan. Dari
sini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak,
melewati lapangan sepakbola, perkebunan cengkeh dan pohon bendo. Jalannya
sangat menanjak dan melewati puluhan anak tangga, sehingga cukup menguras
tenaga. Sebaiknya pengunjung jangan datang dalam keadaan perut kosong.
Anak tangga menuju Air Terjun Kalibendo |
Selanjutnya akan tiba di sungai dengan jembatan di
atasnya. Di pinggir sungai ini banyak ditemui beberapa warung yang
menyediakan makanan dan minuman. Pengunjung biasanya mandi atau turun di sungai
ini, terdapat kamar ganti baju di tempat ini. Namun harus hati - hati karena
banyak lintah nya.
Jembatan bambu |
Setelah menyeberangi jembatan kayu selebar 1 m di atas
sungai tersebut tampak menghampar perbukitan dan tanaman heterogen.
Dari jembatan tersebut perjalanan diteruskan (masih melewati
jalan setapak) di sepanjang tebing di sisi atas sungai, sejauh kurang
lebih 300 m ke arah barat hingga tiba di sungai lagi. Dan akhirnya ikuti
aliran sungai tersebut dengan menyusurinya hingga bertemu dengan tikungan
sungai yang dikelilingi tebing. Di balik ujung sungai bertebing itulah lokasi
air terjun nya.
Air Terjun Kalibendo. |
AIR TERJUN ANTOGAN
Air Terjun Antogan terletak di Dusun Krajan, Desa Bunder, Kecamatan Kabat . Air
terjun ini memiliki ketinggian 7 meter dengan pemandangan sekitar yang masih
alami. Pepohonan yang rindang disertai suara gemericik air
membuat suasana terasa berbeda berada di tempat ini.
Anak-anak
dan orang dewasa bisa mandi atau sekadar bermain air yang bening.
Warga juga menyewakan ban untuk pelampung dengan tarif terjangkau. Jika
merasa lapar dan haus, pengunjung dapat menikmati bakso atau makanan lain yang
terdapat di sekitar lokasi air terjun.
Air terjun Antogan |
AIR TERJUN DESA SEGOBANG
Perbukitan di Desa Segobang, Kecamatan Licin,
Banyuwangi, tak hanya dikenal memiliki view lereng Gunung Ijen
yang menawan. Kawasan tersebut ternyata juga memiliki beberapa
air terjun alami yang sangat eksotik. Selama ini, air terjun di
daerah tersebut jarang dikunjungi warga. Salah satu penyebabnya,
belum ada akses jalan yang memadai menuju lokasi tersebut.
Ada beberapa jalur alternatif menuju air
terjun tersebut. Namun, semua jalur harus ditempuh dengan berjalan
kaki sekitar 30 menit. Titik terdekat yang bisa dijangkau kendaraan
roda empat dan sepeda motor berjarak dua kilometer lebih dari air
terjun. Dari pertigaan tong di Desa Segobang, kita bisa
berbelok ke timur sekitar satu kilometer.
Selanjutnya, akan ada lagi persimpangan
kecil. Nah, dari situ kita belok ke selatan dan mengikuti jalan
tersebut hingga belokan ke timur sejauh 300 meter. Begitu ada jalan
yang agak lebar di depan toko dan bekas pasar dadakan, di sanalah
kendaraan diparkir. Di lokasi parkir itu ada jalan setapak ke arah
selatan. Di sana sama sekali tidak ada tulisan atau petunjuk
arah menuju air terjun. Namun, kita bisa mengandalkan
warga setempat untuk minta penjelasan petunjuk arah menuju grojogan
(air terjun).
Dari jalan setapak yang menurun di kawasan
persawahan itulah perjalanan hiking dimulai. Kita akan menyusuri
jalan setapak dengan pemandangan sawah bertingkat atau
teras siring. Sesekali ada bukit dengan tanaman khas hutan tropis di
tepi sungai. Jalannya pun berkelok-kelok dengan ramai iringan kicau
burung dan suara serangga. Sesekali terdengar suara gemuruh kiling
(baling-baling bambu berukuran besar) yang dipasang warga di pucuk pohon. Suaranya
menderu mirip suara pesawat yang akan tinggal landas.
Sepanjang jalan, kita akan menyeberangi dua sungai
kecil dengan titian bambu. Untuk menyeberangi sungai itu,
kita harus melangkah tanpa ragu tapi tetap hati-hati.
Sebab, bila terpeleset sedikit, kita bisa jatuh terjungkal
menghantam bebatuan di sungai tersebut. Meski jalannya berkelok-kelok
dan naik-turun, tapi sesekali kita akan berpapasan dengan petani
setempat. Kita bisa menanyakan arah air terjun kepada mereka.
Setelah melintasi dua bukit kecil dan menyeberangi
dua sungai, kita akan melewati hamparan sawah terassiring kembali.
Nah, pada sungai yang ketiga setelah terassiring tersebut, kita akan
kembali mendengar aliran sungai. Di sungai itulah grojogan itu berada.
Deru air yang menghunjam di air terjun tersebut terdengar dari jarak
beberapa ratus meter. Kita tinggal mencari sendiri jalan turun
ke sungai di kawasan air terjun tersebut.
Namun, menuruni tebing itu bukan hal yang mudah.
Sebab, selain memiliki kemiringan cukup tajam, kondisi tanah di
kawasan tersebut licin. Apalagi, titik-titik air percikan air
terjun yang lembut membuat tanah di kawasan tersebut
subur ditumbuhi lumut yang licin. Sambil menikmati segarnya air
terjun, kita juga bisa mandi dan bermain air di grojogan tersebut.
Kedalaman air di sekitar air terjun tersebut tidak
melebihi 1,5 meter. Untuk orang dewasa, kedalaman tersebut relatif
aman untuk berenang. Situasi segar dan pemandangan yang menarik serta
alami bisa mengobati rasa lelah setelah berjalan kaki menyusuri
beberapa tanjakan di jalan setapak.
Grojogan besar itu bukanlah satu-satunya air terjun di
Desa Segobang. Berjarak sekitar satu kilometer ke arah timur laut
dari lokasi pertama, terdapat pula air terjun yang tak kalah eksotis.
Untuk menuju lokasi kedua tersebut, kita harus
kembali menyusuri pematang sawah. Setelah melewati
hamparan sawah, kita akan turun ke aliran sungai yang
berbeda dengan aliran grojogan besar sebelumnya.
Lagi-lagi,
untuk menuju sungai tersebut kita harus menuruni tebing yang cukup
licin dengan derajat kemiringan yang tajam.
Kawasan
di bawah air terjun tersebut mungkin kurang nyaman untuk berenang.
Banyak bebatuan, dan kedalaman airnya belum diketahui.
Pemandangan
air terjun yang satu ini tak kalah eksotik, walaupun debit air tak sebesar
air terjun sebelumnya, tapi jauh lebih tinggi. Mungkin ketinggian air
terjunnya melebihi 15 meter, atau bahkan 20 meter.
AIR TERJUN LIDER
Air Terjun Lider berada di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon. Ketinggian air
terjun ini mencapai 80 meter.
Lokasinya
masih perawan, karena berada di pelosok desa. Untuk
menjangkaunya, pengunjung harus menempuh jarak 45 kilometer (Km)
dari Kota Banyuwangi. Air terjun ini berada di kawasan hutan
lindung petak 74, Blok Lider.
Jangan
heran, apabila pemandangannya didominasi hutan dengan pepohonan
nan hijau dan bebatuan di dasar kolam airnya. Karena
kejernihan airnya, maka bebatuan itu tampak jelas di dasar kolam.
Untuk
mencapai lokasi Air Terjun Lider, pengunjung
bisa menempuh melalui dua rute, yakni dari Desa Jambewangi, Kecamatan
Sempu atau Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon. Dari Desa Sumber
Arum, jaraknya dari perkampungan sekitar 8 km. Sedangkan dari Desa
Jambewangi sekitar 15 km.
Air terjun Lider |
AIR TERJUN SELENDANG ARUM
AIR TERJUN GIRI ASIH
Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.
Air Terjun Giri Asih letaknya di atas air terjun Selendang Arum.Untuk mencapainya lumayan sulit karena harus melewati sawah-sawahan dan turun kebawahnya curam. Di sekitar air terjun banyak tanaman sayur selada. Karena itu keberadaan air terjun setinggi 25 meter tersebut tidak asing bagi warga sekitar. Pengelolaan air terjun ini dilakakukan oleh Karang Taruna setempat.
AIR TERJUN TELUNJUK DEWA RAUNG
Air terjun yang satu ini memang bentuknya agak unik. Sekilas, air terjun ini seperti jari telunjuk orang dewasa. Sehingga orang-orang kemudian menyebutnya sebagai Air Terjun Telunjuk Dewa Raung. Tambahan Dewa Raung itu sebagai simbol jika lokasi air terjun itu berada di lereng Gunung Raung. Air terjun yang diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 20 meter ini lokasinya di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Air Terjun Selendang Arum yang letaknya berada di lereng Gunung Raung, aliran Sungai
Badeng, tepatnya di Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon ini, memiliki
ketinggian 30 meter. Air terjun ini tergolong masih baru dikenal oleh
masyarakat. Penemunya adalah Sugiono, salah satu staf Desa Sumberarum pada
tanggal 31 Agustus 2013. Selain pesona keindahan alaminya, air terjun ini juga
bisa memacu adrenalin para pengunjung pada saat melewati tebing tebingnya yang
tinggi.
Dibandingkan air terjun Lider yang juga terletak di
Kecamatan Songgon yang sudah populer, Selendang Arum tidak kalah eloknya,
bahkan ada yang menilai lebih bagus.
Keistimewaan dan keunikan dari air terjun Selendang Arum
terletak pada airnya yang tidak langsung meluncur ke bawah, melainkan mengalir
melewati bebatuan pada dinding tebing yang licin. Ketika sinar matahari menembus
kawasan itu, membuat aliran air di bebatuan licin itu memancarkan kilauan sinar
nan indah dipandang mata. Struktur
bebatuan di air terjun ini terbilang unik dan beda dengan air terjun
yang lain, karena mirip lempengan batu yang berbentuk seperti selendang yang
sedang dijemur, karena itu air terjun tersebut dinamakan Air Terjun Selendang
Arum.
Penemuan air
terjun Selendang Arum tersebut sempat membuat heboh warga sekitar. Bagaimana
tidak, selama ini warga tidak pernah mengetahui keberadaan air terjun tersebut.
Sebab, air terjun tersebut berada di balik rerimbun pohon. Hal itu menyebabkan
air terjun tersebut tidak pernah dijamah warga sekitar. Padahal, tak jauh dari
air terjun tersebut adalah hamparan lahan yang ditanami sayur seladah.
Penemuan air
terjun eksotik itu bermula saat dua perangkat desa mencari lokasi Air Terjun
Delik. Awalnya, Sugiono, kepala urusan kesejahteraan rakyat (Kaus Kesra) desa
setempat, penasaran ingin melihat Air Terjun Delik yang memang sudah dikenal
warga dan akses jalannya mudah.
Setelah
mengetahui Air Terjun Delik, katanya air terjun ter sebut masih belum
cukup untuk ‘’dijual’’ sebagai tempat wisata. Setelah itu, dia
bertanya ke pada para petani seladah barang kali ada air terjun
lain. “Katanya di bawah lagi ada grojokan,” kata Sugiono. Karena
diselimuti rasa penasaran, dia bersama petani tersebut melihat
grojokan yang dimaksud tersebut dari atas. Ternyata, pemandangan air
terjun tersebut cukup potensial.
Akhirnya dia
memutuskan mencari jalan agar bisa sampai di bawah. Karena tidak ada jalur yang
bisa dijangkau untuk menuju lokasi, dia terpaksa turun ke tebing mencari jalan
sendiri. Usaha keras tersebut membuatkan hasil. Dia kaget setelah melihat
keindahan panorama air terjun tersebut.
Penemuan air
terjun baru tersebut diberitakan oleh surat kabar lokal. Dari sini informasi
keberadaan Air Terjun Selendang Arum menyebar. Para pengunjung pun datang
silih berganti setelah membaca berita tentang Air Terjun Selendang
Arum.
Untuk menuju air terjun Selendang Arum, dari Kecamatan Genteng ambil arah menuju ke Gendoh. Setelah sampai di pertigaan Gendok, belok ke kiri lalu lanjutan perjalanan sampai melewati perkebunan cengkeh, lalu Anda akan menemukan pertigaan, belok ke kanan. Sampai di sini Anda bisa bertanya pada penduduk setempat yang Anda jumpai, mereka pasti dengan senang hati menunjukkan lokasi Air Terjun Selendang Arum.
Untuk menuju air terjun Selendang Arum, dari Kecamatan Genteng ambil arah menuju ke Gendoh. Setelah sampai di pertigaan Gendok, belok ke kiri lalu lanjutan perjalanan sampai melewati perkebunan cengkeh, lalu Anda akan menemukan pertigaan, belok ke kanan. Sampai di sini Anda bisa bertanya pada penduduk setempat yang Anda jumpai, mereka pasti dengan senang hati menunjukkan lokasi Air Terjun Selendang Arum.
Lokasi air terjun Selendang Arum sebetulnya tidak
terlalu jauh, yaitu hanya sekitar 500 meter dari pemukiman warga, namun
medannya memang tidak mudah. Rute yang dilalui adalah jalan setapak.
Praktis, untuk menjangkau lokasi air terjun tidak bisa diakses
semua kendaraan. Pengunjung harus melewati jalan terjal, bebatuan, lalu
menuruni bukit, dan melewati indahnya persawahan. Namun justru ini bisa menjadi
daya tarik tersendiri dan tantangan tersendiri bagi wisatawan. Perjuangan dan
rasa capek untuk mencapai lokasi air terjun akan terbayarkan ketika melihat
derasnya air yang turun dari bebatuan yang
Perjalanan menuju air terjun Selendang Arum akan melewati areal persawahan. |
Selama menempuh jalan setapak, para pengunjung
akan disuguhi panorama indah di sekitar lereng Gunung
Raung. Selain itu, hamparan tanaman sayur selada menjadi bonus
tersendiri. Tidak jauh dari lokasi itu, juga ada air terjun Delik
dengan ketinggian sekitar 25 meter. Selain itu, ada air
terjun lain, yaitu air terjun Sendang yang lokasinya berada
di bawah air terjun Selendang Arum.
Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.
Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.
Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.
Air terjun Giri Asih |
Air terjun yang satu ini memang bentuknya agak unik. Sekilas, air terjun ini seperti jari telunjuk orang dewasa. Sehingga orang-orang kemudian menyebutnya sebagai Air Terjun Telunjuk Dewa Raung. Tambahan Dewa Raung itu sebagai simbol jika lokasi air terjun itu berada di lereng Gunung Raung. Air terjun yang diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 20 meter ini lokasinya di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Air terjun Telunjuk Dewa Raung, bentuknya seperti jari yang menunjuk ke atas. |
Air terjun Teluk Dewa Raung letaknya tidak jauh dari Air Terjun Selendang Arum, Air terjun yang baru di temukan itu juga memiliki keindahan alam yang memesona. Lokasinya dekat jika dibandingkan air terjun Selendang Arum. Namun, para pengunjung harus melewati jalur setapak. Jalan setapak itu ditempuh hanya beberapa menit. Hutan belantara akan memuaskan jiwa petualangan. Tak lama berselang, suara air sudah terdengar. Bahkan air terjun tersebut sudah terlihat dari kejauhan. Dari air terjun Telunjuk Dewa Raung, puncak Gunung Raung tampak lebih dekat.
Para pengunjung akan terkesima dengan pohon beringin
besar di tengah perjalanan. Usia pohon tersebut diperkirakan sudah
ratusan tahun. Pemandangan itu menjadi salah satu daya tarik bagi
wisatawan dari kunjungan menuju ke air terjun Telunjuk
Dewa Raung.
Di balik air terjun ini ternyata terdapat sebuah gua
yang cukup dalam. Belum diketahui kedalaman gua tersebut. Yang juga menarik,
dalam gua itu mengeluarkan mata air. Mata air itu juga alami dan sangat
jernih. Sama dengan air terjun lain, suhu air tetap dingin.
AIR TERJUN TIRTO KEMANTEN
Di kecamatan Kalibaru, yang merupakan wilayah paling ujung barat dari Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan dengan Kabupaten Jember, terdapat air terjun yang indah. Penduduk setempat menyebutnya air terjun Tirto Kemanten. Tirto berarti air, Kemanten artinya penganten. Disebut demikian karena air terjun ini memiliki dua aliran air yang sepintas mirip jejeran pengantin lelaki dan perempuan. Air terjun berketinggian 12 meter ini terletak di areal perkebunan PTPN XII, Dusun Wonorejo, Kecamatan Kalibaru. Dari Stasiun Kalibaru jaraknya hanya 3 Km. Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun ini, mata pengunjung dihibur dengan pemandangan pohon kakao dan persawahan, yang berbatasan langsung dengan pegunungan Gumitir. Ketika tiba di lokasi air terjun, kedatangan pengunjung disambut suara gemuruh air yang eksotis. Hawa dingin yang segar disertai butiran-butiran air beterbangan membuat pengunjung kerasan berlama-lama.
AIR TERJUN WATU KURUNG
Air Terjun Watu Kurung tergolong masih baru, karena secara resmi baru ditemukan pada tanggal 1 September 2012 lalu oleh seorang penduduk setempat yang bernama Pak Elok. Air terjun ini tergolong alami karena bersumber dari gunung Raung, para pendaki gunung Raung bisa memanfaatkannya untuk menyegarkan diri sebelum dan setelah melakukan perjalan panjang menuju puncak sejati Raung. Air terjun ini dinamakan Kurung sesuai dengan lokasinya yang dikelilingi oleh tebing-tebing dan bebatuan yang mengelilingi terjun tersebut.
Air Terjun
Watu Kurung terletak sekitar 15 km dari Kecamatan Kalibaru, menuju ke arah
Komplek Petak 14 Kebun Jatirono, Dusun Jati Pasir, Desa Kajarharjo. Sesampainya
di perkampungan terakhir di Jati Pasir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan
kaki sejauh 2,5 km melewati lereng Gunung Raung yang masih sangat asri. Anda
bisa memanfaatkan jasa warga setempat untuk mengantar Anda menuju ke lokasi air
terjun.
Medan jalan menuju Air Terjun Watu Kurung membutuhkan mental
yang kuat dan energi yang cukup besar. Karena pengunjung harus menempuh jalan
setapak menembus hutan Liana dan tumbuhan semak dengan tantangan medan yang
ekstrim. Sesekali pendaki harus merangkak menghadapi jalan yang curam
dan licin.
Di sepanjang lintasan
wisatawan akan menemui beragam jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) terutama
spesies lumut hati ( Marchantia sp.) dan jenis-jenis tumbuhan paku
(Pteridophyta), sehingga sangat cocok untuk dipilih sebagai tempat observasi
lapang bidang kajian ilmu Botani. Meski belum dikenal masyarakat luas, Waterfall
of Watu Kurung boleh dikatakan sebagai surganya para petualang.
Di kompleks Air Terjun Watu Kurung terdapat 3
air terjun sekaligus, yaitu Air Terjun Setaman, Air Terjun Anakan, dan Air
Terjun Watu Kurung.
AIR TERJUN SETAMAN
Lokasinya masih satu komplek dengan Air Terjun Watu Kurung, Kompleks Petak 14 Kebun Jatirono, Dusun Jati Pasir, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Jaraknya sekitar 17 km arah Utara dari Stasiun Kalibaru, menuju perkampungan Jati Pasir yang searah dengan jalur menuju Air Terjun Tirto Kemanten. Setelah sampai di kampung/kompleks yang bernama Petak 14, Anda tinggal bertanya kepada penduduk setempat letak Air Terjun Setaman.
Akses jalan menuju air terjun Setaman berupa jalan makadam/berbatu,
karena memang masih alami. Untuk mencapai
lokasinya dapat menggunakan sepeda motor atau mobil jeep, jaraknya
sekitar 2 km dari perkampungan, dan kendaraan
bisa diparkir di rumah Pak Elok yang merupakan penemu air terjun tersebut.
Demikianlah sekilas tentang wisata air terjun yang berada di Kabupaten Banyuwangi. Diperkirakan masih banyak lagi lokasi air terjun lain yang keberadaannya belum dipublikasikan atau belum diketahui karena terletak di tempat tersembunyi yang sulit terjangkau.
Demikianlah sekilas tentang wisata air terjun yang berada di Kabupaten Banyuwangi. Diperkirakan masih banyak lagi lokasi air terjun lain yang keberadaannya belum dipublikasikan atau belum diketahui karena terletak di tempat tersembunyi yang sulit terjangkau.
makasih min infonya tentang air terjun lengkap banget tp gak saya baca semua soalnya terlalu panjang, tapi overall keren (y)
BalasHapus