Wisata Banyuwangi - Sebanyak 1771 Ancak diarak keliling kota Banyuwangi dalam
acara Festival Ngarak 1771 Ancak
yang menjadi ajang puncak hari jadi ke 243 Kabupaten Banyuwangi, 18/12/2014.
Festival ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang terangkum dalam
agenda Banyuwangi Festival yang
digelar oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengembangkan kepariwisataan Banyuwangi.
Dalam Festival Ngarak Ancak yang baru pertama kali diadakan ini, Ancak tersebut diarak melewati ruas jalan protokol sambil diiringi musik hadrah, kuntulan dan berbagai tetabuhan. Dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi, pria berbaju serbahitam dan perempuan berkebaya khas Using membawa nampan dari pelepah pisang berisi nasi dan lauk pauk. Rombongan arak-arakan tersebut dibagi menjadi dua, dari arah selatan dan utara, kemudian bertemu tepat di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Ancak pun diletakkan berjajar dalam lima baris sepanjang 300 meter. Warga yang turut hadir spontan duduk mengitari ancak- ancak di hadapan mereka.
Dalam Festival Ngarak Ancak yang baru pertama kali diadakan ini, Ancak tersebut diarak melewati ruas jalan protokol sambil diiringi musik hadrah, kuntulan dan berbagai tetabuhan. Dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi, pria berbaju serbahitam dan perempuan berkebaya khas Using membawa nampan dari pelepah pisang berisi nasi dan lauk pauk. Rombongan arak-arakan tersebut dibagi menjadi dua, dari arah selatan dan utara, kemudian bertemu tepat di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Ancak pun diletakkan berjajar dalam lima baris sepanjang 300 meter. Warga yang turut hadir spontan duduk mengitari ancak- ancak di hadapan mereka.
Sebanyak 1771 Ancak di arak keliling kota Banyuwangi dengan diiringan musik tradisional khas Banyuwangi. |
Seusai melantunkan doa bersama, warga pun serentak menyantap
hidangan di atas ancak di depan mereka. Suasana pun menjadi ramai dan riuh saat
warga saling berbagi nasi dan lauk, tak ubahnya pemandangan dalam sebuah
kenduri akbar.
Para pejabat dan masyarakat lebur menjadi satu. Pemerintah Banyuwangi ingin membangkitkan semangat gotong royong dan kebersamaan melalui ancak untuk membangun Banyuwangi. |
MAKNA ANCAK
Ancak tidak lain adalah tumpeng dalam pengertian umum. Dalam
bahasa Osing, bahasa asli Banyuwangi, tumpeng biasa disebut ancak. Nasi Tumpeng
Banyuwangi ini tidak berbentuk kerucut melainkan datar.
Ancak terbuat dari pelepah pisang yang dikemas menjadi
bentuk bujur sangkar. Ini merupakan representasi dari empat penjuru mata angin
(utara, selatan, timur dan barat). Sedangkan bagian tengah pelepah pisang yang
diberi anyaman bambu dan diletakkan sebuah nasi tumpeng beserta lauk pauk,
seperti pecel pitik, orem-orem tahu tempe dan telur atau daging bumbu merah,
disebut "pancer limo". Biasanya Ancak disuguhkan pada saat
Maulid dan Isra' Mi'raj.
Proses pembuatan ancak. |
Dalam festival ngarak ancak, terdapat 1771 Ancak yang diarak
keliling kota. Mengapa 1771 Ancak? Ancak yang berjumlah 1.771 buah itu sesuai
tahun peristiwa pertempuran rakyat Banyuwangi melawan Belanda yang terjadi di
wilayah Rowo Bayu, Kecamatan songgon, pada 18 Desember 1771. Dalam pertempuran
yang disebut Puputan Bayu itu, rakyat Banyuwangi mengerahkan kekuatan
besar-besaran. Tanggal itulah yang kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi
Kabupaten Banyuwangi.
Menurut pemerhati budaya Banyuwangi, Aekanu, "Makna
ancak adalah perlambang bahwa manusia dipengaruhi oleh berbagai hawa nafsu.
Kemudian ada "Pancer limo" yang melambangkan keesaan Tuhan yang akan
mengingatkan manusia agar tak salah langkah.”
Ancak sendiri bagi masyarakat Banyuwangi mengandung filosofi
sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan masyarakat yang cukup kuat. Satu
ancak, dikelilingi sekitar 4 hingga 6 orang. Mereka bergotong royong
menghabiskan makanan. Saat menikmati ancak, mereka bertukar ancak. Mereka tidak
memakan ancak yang dibuatnya sendiri. Apa
pun makanan yang didapat, tak peduli lauknya, mereka tetap akan menyantapnya
dengan ikhlas. Ini menunjukkan wujud solidaritas dan menerima atas rejeki yang
ditetapkan oleh sang Khalik.
Dalam tradisi masyarakat Banyuwangi, ancak biasanya dibuat
untuk acara syukuran kampung. Namun sekarang ancak dipakai untuk syukuran hari
jadi kabupaten, sekaligus diangkat menjadi salah satu wisata budaya andalan Kabupaten
Banyuwangi untuk menarik wisatawan dalam kemasan Festival Ngarak Ancak.
0 komentar:
Posting Komentar