Jadwal atau agenda Banyuwangi Festival 2018 telah dirilis dan siap digelar. Total ada 77 acara yang dikemas dalam "Top 77 Calender of Event Banyuwangi Festival" yang akan mengeksplorasi beragam seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang akan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.
Ada acara yang khusus membidik kaum wanita dan pria, ada yang ditujukan untuk kelompok usia tertentu (anak-anak, remaja, dan dewasa), ada yang sengaja didesain seusai minat khusus (seni, budaya, fashion, sport), selain festival yang ditujukan untuk mendongkrak potensi lokal.
Tahun ini jadwal Bfest baru dimulai pada bulan Februari, meskipun mundur tapi dengan waktu persiapan lebih lama dan perencanaan yang lebih matang, acaranya terbukti lebih padat dari tahun sebelumnya. Insya Allah Banyuwangi Festival 2018 lebih berbobot.
Agar tidak salah memilih event, buat kamu yang berencana berwisata ke Banyuwangi sekaligus menyaksikan acara festival sesuai dengan minat dan selera, berikut admin Banyuwangi Bagus sampaikan jadwal Banyuwangi Bagus 2018 sekaligus gambaran umum untuk setiap acara.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL FEBRUARI 2018
05 Februari 2018FESTIVAL TOILET BERSIH
Disebut juga Festival Jeding Rijig, festival ini mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan toilet, sekaligus untuk meningkatkan kualitas infrastruktur penunjang atau amenitas pariwisata di Banyuwangi. Praktiknya merupakan lomba kebersihan toilet antar sekolah dan instansi se Banyuwangi yang berlangsung sepanjang tahun. Penilaian di setiap lokasi dilakukan secara diam-diam dan mendadak.
Penilaian Festival Toilet Bersih pada salah satu lokasi oleh tim juri. (via Twitter.com) |
05 Februari 2018
FESTIVAL SEDEKAH OKSIGEN
Sedekah oksigen adalah gerakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan menanam pohon sebanyak mungkin serta penanaman kembali sejumlah lahan kritis. Tujuan festival ini untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan hijau, sehingga menghasilkan udara yang bersih dan segar. Tahun ini pelaksanaannya ditempatkan di Kecamatan Singojuruh.
09-13 Februari 2018
T&T FESTIVAL
Alias Festival Kalilo Tempe dan Tahu yang dilangsungkan di Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi. Festival ini menampilkan pameran produk tahu dan tempe di kawasan Kalilo, yang merupakan salah satu sentra produksi tahu dan tempe di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu juga ada pameran kuliner khas setempat. Setelah festival akan diadakan pasar setiap sore, sehingga siapapun yang akan membeli oleh-oleh berbahan baku tahu dan tempe bisa membelinya.
Untuk tahun 2018, panitia pelaksana festival membranding dengan Tempe Mongkleng dan Tahu Buto. Tempe Mongkleng adalah tempe yang dibuat dengan diameter 12 cm, panjang 2 meter sebanyak 5 lonjor. Sedangkan Tahu Buto adalah tahu yang berukuran kurang lebih 80 cm yang membutuhkan kedelai sebanyak 100 kg.
10 Februari 2018
FESTIVAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Difabel)
Sejak tahun 2014 Kabupaten Banyuwangi mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif, yang memberi kesempatan pendidikan kepada semua
anak, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk bisa belajar
di sekolah yang sama, mempelajari mata pelajaran yang sama dan mengikuti semua
kegiatan di sekolah tanpa ada diskriminasi. Ini diperkuat dengan aturan hukum.
Banyuwangi telah mempunyai Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2017 yang mewajibkan sekolah umum untuk menerima siswa berkebutuhan khusus di setiap rombongan belajar (rombel) tiap tahun.
Ada 200 sekolah inklusif di Banyuwangi, yaitu sekolah umum yang menerima semua penyandang disabilitas. Setiap sekolah minimal harus menerima 5 siswa di setiap bombelnya. Di setiap sekolah tersebut disiapkan guru dengan kualifikasi tertentu untuk mendampingi mereka, juga fasilitas-fasilitas yang aksesibel bagi mereka.
Komitmen terhadap ABK ini terus diwujudkan melalui dengan berbagai kegiatan yang memfasilitasi kiprah para penyandang
disabilitas. Salah satunya melalui Festival Anak Berkebutuhan khusus atau
difabel.
Festival anak berkebutuhan khusus untuk menumbuhkan paradigma baru bagi anak difabel. (via Jpnn.com) |
Festival ini menjadi ajang unjuk keterampilan dari anak-anak
penyandang disabilitas dengan menampilkan berbagai bakat kepada publik. Festival
difabel ini juga menjadi bagian dari rehabilitasi berbasis masyarakat. Semua
berbaur menjadi satu dengan kemasan festival yang menggembirakan.
Lewat festival ini Pemkab Banyuwangi ingin menanamkan paradigma
bahwa anak-anak difabel tidak harus dikasihani, tapi harus mendapatkan
perhatian dan kesempatan yang sama. Di sini mereka bisa menujukkan hal
tersebut, dan masyarakat bisa menyaksikan kemampuan terbaik mereka.
Festival ini bila merujuk tahun-tahun sebelumnya, diadakan di Pendopo Sabha Swaga Blambangan, Kabupaten Banyuwangi. Tidak banyak festival yang diadakan di pendopo, selain festival ABK dan Festival Santri saja. Ini dapat dianggap sebagai suatu keistimewaan, mengingat pendopo merupakan tempat tinggal resmi bupati Banyuwangi dan tempat dimana bupati menerima tamu-tamu resmi dan penting kabupaten.
LIDER ADVENTURE FESTIVAL (Susur Sungai)
Baru pertama kali diadakan tahun ini, berupa kegiatan menyusuri sungai sampai ke air terjun Lider yang memiliki ketinggian sekitar 70 meter. Festival susur sungai ini terbuka untuk umum dan pelajar. Lokasi start di Lapangan Lider.
17 Februari 2018
FESTIVAL ANGKLUNG CARUK
Festival ini dua grup kesenian saling beradu kepiawaian dalam menabuh angklung. Mereka akan saling berhadap-hadapan dan saling melempar lagu. Grup yang yang tidak bisa memainkan lagu yang dilemparkan, dianggap kalah.
Festival angklung caruk (via Timesindonesia.co.id) |
Festival Angklung Caruk sebagai bagian pelestarian seni dan budaya Banyuwangi. Agar tidak hilang digerus jaman dibutuhkan kaderisasi, karena itu anak-anak muda Banyuwangi sebagai pewaris budaya itu sendiri harus dikenalkan pada kesenian khas daerahnya. Penyelenggaraan Angklung Caruk dipusatkan di Gesibu, Taman Blambangan.
24 Februari 2018
DRUMBAND ETHNIC FESTIVAL
Festival ini menampilkan pertunjukan drum band yang menggabungkan alat musik modern dengan alat musik dan kesenian tradisional seperti angklung, suling, kendang, dan saron.
Festival drumband ethnik Banyuwangi 2017 (via Merdeka.com) |
24 Februari
BANYUWANGI CULTURE EVERYDAY
Sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya Banyuwangi, maka setiap malam akan ditampilkan atraksi kesenian yang bisa dinikmati oleh warga lokal maupun turis. Acara ini berlangsung di Taman Blambangan. Setiap malam akan menampilkan beragam kesenian dari grup dan sekolah di seluruh wilayah Banyuwangi.
Banyuwangi memiliki banyak kelompok kesenian baik di sekolah maupun umum. Kekayaan budaya ini yang akan ditampilkan dalam Banyuwangi Culture Everyday. |
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL MARET 2018
3-4 Maret 2018
FESTIVAL JARANAN BUTO
Jaranan Buto adalah salah satu kesenian dari Kabupaten Banyuwangi yang menggunakan properti kuda buatan, namun berwajah raksasa atau buto. Sedangkan para pemainnya mengenakan tata rias menyeramkan layaknya seperti raksasa bermuka merah, mata besar, taring tajam, rambut panjang dan gimbal. Kesenian ini sepintas mirip dengan kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang atau Tari Jathlan.
Festival ini melibatkan tim yang berasal dari sanggar seni, kelompok seni dan grup jaranan buto se Kabupaten Banyuwangi. Festival ini berlangsung di Lapangan Kecamatan Jajag.
10-11 Maret 2018
BANYUWANGI RACE PHOTO COMPETITION
Merupakan lomba foto tingkat nasional dengan total hadiah Rp 43 juta, dengan peserta dari kalangan umum dan pelajar. Tahun ini mengambil tema "Desa Adat Osing Kemiren" dengan menampilkan juri kehormatan Mr Antonio Blanco dan Mr Eko.
16 Maret 2018
FESTIVAL BALAGANJUR
Merupakan pagelaran kesenian pawai arak-arakan ogoh-ogoh yang diadadakan di daerah Banyuwangi. Balaganjur sendiri berasal dari kata Bala yang berarti pasukan dan Ganjur yang berarti berjalan. Jadi Balaganjur, yang kemudian menjadi Baleganjur, adalah suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan, yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan.
Pelaksanaan festival Balaganjur berlangsung di Kecamatan Purwoharjo, dimana masyarakatnya banyak yang beragama Hindu.
Merupakan pagelaran kesenian pawai arak-arakan ogoh-ogoh yang diadadakan di daerah Banyuwangi. Balaganjur sendiri berasal dari kata Bala yang berarti pasukan dan Ganjur yang berarti berjalan. Jadi Balaganjur, yang kemudian menjadi Baleganjur, adalah suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan, yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan.
Pelaksanaan festival Balaganjur berlangsung di Kecamatan Purwoharjo, dimana masyarakatnya banyak yang beragama Hindu.
Salah satu penampilan kesenian Baleganjur Desa Ringan Agung Banyuwangi (via youtube) |
17 Maret 2018
FESTIVAL IMLEK
Menampilkan pagelaran yang merupakan kolaborasi pertunjukan kesenian tradisional Tionghoa dan masyarakat Suku Osing Banyuwangi, diantaranya parade Barong dan Barongsai. Pasti seru!
Menampilkan pagelaran yang merupakan kolaborasi pertunjukan kesenian tradisional Tionghoa dan masyarakat Suku Osing Banyuwangi, diantaranya parade Barong dan Barongsai. Pasti seru!
24 Maret 2018
GREEN & RECYCLE FASHION WEEK
Festival dengan konsep merdeka dari sampah yang melibatkan peserta pelajar maupun umum. Setiap peserta diwajibkan membuat busana yang menggunakan bahan dari daur ulang, dengan komposisi bahan dari plastik 40 persen, kertas 40 persen, sisanya dari bahan lain sebagai aksesoris. Festival Green & Recycle Fashion ini berlangsung di Gedung Gesibu Banyuwangi.
Festival dengan konsep merdeka dari sampah yang melibatkan peserta pelajar maupun umum. Setiap peserta diwajibkan membuat busana yang menggunakan bahan dari daur ulang, dengan komposisi bahan dari plastik 40 persen, kertas 40 persen, sisanya dari bahan lain sebagai aksesoris. Festival Green & Recycle Fashion ini berlangsung di Gedung Gesibu Banyuwangi.
Festival busana berbasis bahan daur ulang banyak diminati kalangan remaja Banyuwangi (via Twitter) |
31 Maret 2018
FESTIVAL KARYA TARI
Pagelaran seni budaya yang dimeriahkan oleh hampir seluruh sanggar tari yang ada di Banyuwangi, yang bertujuan untuk menjaga, mengkreasi dan menciptakan karya seni baru agar ciri khas budaya dan seni Banyuwangi tetap langgeng. Pecinta dan penikmat seni tari khususnya wajib hadir. Acara ini berlangsung di Gedung Gesibu Banyuwangi.
Pagelaran seni budaya yang dimeriahkan oleh hampir seluruh sanggar tari yang ada di Banyuwangi, yang bertujuan untuk menjaga, mengkreasi dan menciptakan karya seni baru agar ciri khas budaya dan seni Banyuwangi tetap langgeng. Pecinta dan penikmat seni tari khususnya wajib hadir. Acara ini berlangsung di Gedung Gesibu Banyuwangi.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL APRIL 2018
04-06 April
BANYUWANGI UNDERWATER FESTIVAL
Festival ini merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem laut. Selain warga lokal banyak juga penyelam dari beberapa daerah yang ikut berpartisipasi sambil menyaksikan langsung keindahan alam bawah laut Banyuwangi
Festival ini merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem laut. Selain warga lokal banyak juga penyelam dari beberapa daerah yang ikut berpartisipasi sambil menyaksikan langsung keindahan alam bawah laut Banyuwangi
07 April
FISHING FESTIVAL
Festival bagi para mancing mania. Lewat festival ini akan dibuktikan langsung betapa melimpahnya kekayaan laut Banyuwangi. Lokasi festival mengambil tempat di Grand Watu Dodol.
Festival bagi para mancing mania. Lewat festival ini akan dibuktikan langsung betapa melimpahnya kekayaan laut Banyuwangi. Lokasi festival mengambil tempat di Grand Watu Dodol.
08 April
BANYUWANGI INTERNATIONAL IJEN GREEN RUN
Kompetisi lari tingkat internasional yang diikuti pelari dari berbagai negara dengan melewati jalur treking yang akan memperlihatkan keindahan alam lereng Gunung Ijen. Festival ini akan berlangsung di Kecamatan Licin.
Kompetisi lari tingkat internasional yang diikuti pelari dari berbagai negara dengan melewati jalur treking yang akan memperlihatkan keindahan alam lereng Gunung Ijen. Festival ini akan berlangsung di Kecamatan Licin.
12-15 April
FESTIVAL BAKUL (Banyuwangi Kuliner) & ART WEEK
Penggemar kuliner akan dimanjakan lewat festival yang akan menampilkan makanan khas Banyuwangi. Setiap tahun selalu mengangkat jenis kulier tertentu dan menghadirkan chef nasional terkenal. Untuk tahun 2018, festival ini dirangkai dengan Banyuwangi Art Week yang berupa pekan seni yang menampilkan pameran seni dan UMKM khas Banyuwangi.
Penggemar kuliner akan dimanjakan lewat festival yang akan menampilkan makanan khas Banyuwangi. Setiap tahun selalu mengangkat jenis kulier tertentu dan menghadirkan chef nasional terkenal. Untuk tahun 2018, festival ini dirangkai dengan Banyuwangi Art Week yang berupa pekan seni yang menampilkan pameran seni dan UMKM khas Banyuwangi.
Chef Juna dihadirkan pada Festival Banyuwangi Kuliner 2017 untuk mempromosikan kuliner khas Banyuwangi, Pecel Pitik (via Banyuwangi.merdeka.com) |
21-29 April
A WEEK IN SONGGON
Festival ini berlangsung selama seminggu penuh dan akan menampilkan semua potensi wisata, budaya maupun kuliner khas Kecamatan Songgon. Beberapa acaranya meliputi festival memanah, festival buah, pagelaran karya, dan sebagainya. Sesuai namanya, festival ini mengambil lokasi di Kecamatan Songgon. Baru kali ini sebuah kecamatan diangkat dan diberi ruang kreasi selama seminggu penuh, hal ini tak lain menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki kecamatan ini.
Festival ini berlangsung selama seminggu penuh dan akan menampilkan semua potensi wisata, budaya maupun kuliner khas Kecamatan Songgon. Beberapa acaranya meliputi festival memanah, festival buah, pagelaran karya, dan sebagainya. Sesuai namanya, festival ini mengambil lokasi di Kecamatan Songgon. Baru kali ini sebuah kecamatan diangkat dan diberi ruang kreasi selama seminggu penuh, hal ini tak lain menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki kecamatan ini.
22 April
BEKISAR BEAUTY CONTEST & CAT SHOW
Festival ini menjadi panggung bagi para pecinta hewan, khususnya Bekisar dan anjing. Penggemar kedua hewan tersebut akan dimanjakan dengan kompetisi yang melibatkan hewan cantik tersebut. Lokasi festival di Stadion Diponegoro yang kubahnya mirip Stadion Alianz Jerman.
Festival ini menjadi panggung bagi para pecinta hewan, khususnya Bekisar dan anjing. Penggemar kedua hewan tersebut akan dimanjakan dengan kompetisi yang melibatkan hewan cantik tersebut. Lokasi festival di Stadion Diponegoro yang kubahnya mirip Stadion Alianz Jerman.
28-29 April
FESTIVAL SASTRA
Festival ini sebagai sebuah penghargaan atas karya sastra dan sastrawan yang ada. Dilangsungkannya Festival Sastra selama dua hari ini menunjukkan tingginya perhatian Pemkab Banyuwangi terhadap penumbuhan minat baca/literasi dan apreasi sastra di kalangan generasi muda Banyuwangi, khususnya para pelajar dan mahasiswa. Terlebih ini bukan pertama kalinya diadakan, karena tahun 2017 pun sudah pernah diselenggarakan.
Bermacam lomba diadakan dalam acara ini, seperti lomba menulis, membaca puisi dll. yang berhubungan dengan karya sastra. Peminat sastra wajib datang ke Desa Kemiren, tempat dilangsungnya festival ini.
Festival ini sebagai sebuah penghargaan atas karya sastra dan sastrawan yang ada. Dilangsungkannya Festival Sastra selama dua hari ini menunjukkan tingginya perhatian Pemkab Banyuwangi terhadap penumbuhan minat baca/literasi dan apreasi sastra di kalangan generasi muda Banyuwangi, khususnya para pelajar dan mahasiswa. Terlebih ini bukan pertama kalinya diadakan, karena tahun 2017 pun sudah pernah diselenggarakan.
Bermacam lomba diadakan dalam acara ini, seperti lomba menulis, membaca puisi dll. yang berhubungan dengan karya sastra. Peminat sastra wajib datang ke Desa Kemiren, tempat dilangsungnya festival ini.
29 April
FESTIVAL KALI BERSIH (Merdeka Dari Sampah Dan Pasar Bersih)
Tekad menjadikan sungai sebagai wajah Banyuwangi diwujudkan lewat Festival Kali Bersih untuk yang kesekian kalinya. Festival ini kembali menunjukkan kuatnya komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap lingkungan yang bersih. Menjadikan sungai sebagai elemen penting dari suatu daerah bukan hal yang mudah dan butuh penanganan secara berkesinambungan. Butuh waktu untuk menumbuhkan kesadaran warga agar berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan yang tercemar dari limbah masyarakat. Kali ini festival Kali Bersih mengambil lokasi di Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Tekad menjadikan sungai sebagai wajah Banyuwangi diwujudkan lewat Festival Kali Bersih untuk yang kesekian kalinya. Festival ini kembali menunjukkan kuatnya komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap lingkungan yang bersih. Menjadikan sungai sebagai elemen penting dari suatu daerah bukan hal yang mudah dan butuh penanganan secara berkesinambungan. Butuh waktu untuk menumbuhkan kesadaran warga agar berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan yang tercemar dari limbah masyarakat. Kali ini festival Kali Bersih mengambil lokasi di Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL MEI 2018
05-16 Mei 2018
FESTIVAL BAMBU GINTANGAN
Festival ini mengangkat potensi Desa Gintangan di Kecamatan Rogojampi sebagai sentra kerajinan bambu. Hasil kerajinan berbahan bambu warga Gintangan sudah menembus pasar nasional, bahkan sudah diekspor ke sejumlah Negara. Rangkaian acara festival ini meliputi pameran kerajinan bambu, pameran kuliner khas Gintangan, pawai budaya dan kostum Gintangan Carnival dan mengenalkan Paket Wisata Bambu Gintangan. Festival ini mengambil lokasi di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi.
Salah satu peserta Festival Bambu Gintangan (via Tribunnews.com) |
12 Mei 2018
FESTIVAL COKELAT
Kecamatan Glenmore yang letaknya di Banyuwangi barat memiliki perkebunan cokelat yang menghasilkan cokelat dengan rasa unik dan berkualitas kelas dunia, namanya cokelat edel. Bijinya berwarna putih, berkadar lemak rendah dan tidak mudah meleleh. Rasa cokelatnya berasa asam buah-buahan, mirip seperti kismis, after taste-nya menghasilkan rasa madu. Mantap, pantas dicoba.
Festival cokelat diawali dengan jalan sehat dan lari 10K dengam mengambil start dari Waduk Wisata Sidodadi dan finish di Doesoen Cokelat Glenmore, diakhiri dengan minum cokelat secara massal. Festival juga mengenalkan paket wisata edukasi cokelat.
12-13 Mei 2018
BANYUWANGI BEACH JAZZ FESTIVAL
Pertama kali acara ini diadakan tahun 2012 untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyuwangi yang jatuh pada tanggal 18 Desember, dengan menghadirkan musisi jazz Syaharani and Queenfireworks dkk yang berkolaborasi dengan komunitas musik etnik Banyuwangi. Setahun kemudian festival mulai diadakan di tepi pantai Boom. Tahun lalu sempat dipindah ke Pantai Cacalan, karena saat itu pantai Boom sedang direnovasi. Tahun ini kembali Banyuwangi Beach Jazz Festival 2018 hadir di Pantai Boom.
Pertama kali acara ini diadakan tahun 2012 untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyuwangi yang jatuh pada tanggal 18 Desember, dengan menghadirkan musisi jazz Syaharani and Queenfireworks dkk yang berkolaborasi dengan komunitas musik etnik Banyuwangi. Setahun kemudian festival mulai diadakan di tepi pantai Boom. Tahun lalu sempat dipindah ke Pantai Cacalan, karena saat itu pantai Boom sedang direnovasi. Tahun ini kembali Banyuwangi Beach Jazz Festival 2018 hadir di Pantai Boom.
26-27 Mei 2018
FESTIVAL HADRAH PELAJAR
Kesenian hadrah merupakan salah satu kesenian khas Islami yang selalu mendapat tempat di hati umat Islam. Seni terbang yang berirama menghentak, rancak dan variatif membuat hadrat menjadi alternativ baru bagi anak muda dalam bermain musik.
Seni hadrah yang berasal dari kota Banjar ini mulai banyak
diminati pelajar dan bahkan menjadi ekskul di sekolah-sekolah, pondok pesantren
maupun sejumlah perguruan tinggi, termasuk di Banyuwangi.
Banyuwangi menyelenggarakan festival hadrah untuk mewadahi
kreativitas pelajar yang bermusik dengan nuansa religi, mengingat potensi
bermusik hadrah di lingkungan pelajar Banyuwangi cukup besar.
Dalam Festival Hadrah Pelajar Sejawa-Bali tahun 2017 lalu
misalnya, sebanyak 52 grup hadrah ikut ambil bagian. Banyuwangi menjadi juara
terbaik, bahkan memboyong 5 grup terbaik hadrah pada semua lima kategori yang
dilombakan. Kamu wajib melihat kehebatan seni hadrah Banyuwangi di festival hadrah yang tahun ini diselenggarakan di Stadion Diponegoro.
28-29 Mei 2018
FESTIVAL PATROL
Festival patrol sengaja digelar dengan tujuan untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang saat ini sudah mulai tergeser akibat perkembangan teknologi. Patrol adalah tradisi kebersamaan yang harus dilestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Banyuwangi mencoba melestarikan tradisi unik yang hanya bisa dijumpai saat Bulan Ramadhan ini melalui Festival Patrol. Festival ini akan dipusatkan di stadion kebanggaan masyarakat Banyuwangi, Stadion Diponegoro.
Festival patrol sengaja digelar dengan tujuan untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang saat ini sudah mulai tergeser akibat perkembangan teknologi. Patrol adalah tradisi kebersamaan yang harus dilestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Banyuwangi mencoba melestarikan tradisi unik yang hanya bisa dijumpai saat Bulan Ramadhan ini melalui Festival Patrol. Festival ini akan dipusatkan di stadion kebanggaan masyarakat Banyuwangi, Stadion Diponegoro.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL JUNI 2018
16 Juni 2018
BARONG IDER BUMI (2 Syawal)
Barong Ider Bumi merupakan ritual yang digelar masyarakat Desa Kemiren di hari kedua lebaran. Tradisi yang sudah berakar ratusan tahun tersebut bertujuan untuk bersih kampung agar terhindar dari bala bencana.
Bagi masyarakat Kemiren, barong dipercaya sebagai makhluk mitologi yang menjaga desa. Barong yang memiliki sayap tersebut diarak oleh warga desa dengan menggunakan baju adat Osing yang dominan warna hitam. Di sepanjang jalan para tokoh adat masyarakat menebarkan uang koin yang dicampur dengan bunga dan beras kuning. Festival ini tentu saja digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
17 Juni 2018
DIASPORA BANYUWANGI
Merupakan acara tahunan yang rutin diadakan oleh Pemkab Banyuwangi dengan mengundang sekitar seribu orang perantau asal Banyuwangi, diajak makan malam dan bersilaturahmi di Pendopo Sabha Swagata bersama Bupati Banyuwangi.
18-22 Juni 2018
SEBLANG OLEHSARI
Seblang adalah upacara bersih desa di Desa Olehsari,
Kecamatan Glagah, yang bertujuan menolak balak yang diwujudkan dalam pementasan
seni sakral "Seblang" yang berbau mistis setiap usai hari raya Idul
Fitri, yang dimulai hari Senin atau Jumat.
Seblang Olehsari dimainkan oleh wanita muda selama 7 hari
berturut-turut dalam keadaan tidak sadar. Diiringi gending yang dimainkan
sejumlah 28 orang dan dinyanyikan oleh beberapa sinden.
24 Juni 2018
PUTER KAYUN LEBARAN KUPAT (10 Syawal)
Merupakan tradisi yang digelar saat memasuki hari ke-10 bulan Syawal. Warga Boyolanggu berkumpul lagu bersama-sama menaiki dokar hias menuju Pantai Watudodol yang jaraknya 15 km.
Merupakan tradisi yang digelar saat memasuki hari ke-10 bulan Syawal. Warga Boyolanggu berkumpul lagu bersama-sama menaiki dokar hias menuju Pantai Watudodol yang jaraknya 15 km.
Tradisi Puter Kayun tahun ini diangkat jadi tema Banyuwangi Ethno Carnival (via Kabarbanyuwangi.info) |
30 Juni-1 Juli
BANYUWANGI INTERNATIONAL BMX
Kompetisi balap sepeda yang telah masuk kalender UCI (Union Cycle International) yang diikuti oleh timnas Indonesia, beberapa negara, dan juga tim lokal. Gelaran ini dilangsungkan di sirkuit BMX Muncar yang bertaraf internasional.
Kompetisi balap sepeda yang telah masuk kalender UCI (Union Cycle International) yang diikuti oleh timnas Indonesia, beberapa negara, dan juga tim lokal. Gelaran ini dilangsungkan di sirkuit BMX Muncar yang bertaraf internasional.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL JULI 2018
9 Juli 2018
FESTIVAL KEMBAR
Festival ini diikuti pasangan kembar dari seluruh penjuru Banyuwangi yang berasal dari beragam usia. Mereka bersama-sama mengikuti beragam acara menarik mulai dari lomba selfie, lomba kembar identik dan lomba kembar sehat. Pastinya seru, makanya jangan ketinggalan nonton di Taman Blambangan.
Festival Kembar mempertemukan ratusan orang kembar Banyuwangi, dari anak-anak sampai orangtua (via Banyuwangi.merdeka.com) |
14 Juli 2018
BANYUWANGI FASHION FESTIVAL
Pagelaran busana bergengsi yang diikuti para designer nasional dan lokal, serta para model lokal dari Banyuwangi. Ibu-ibu dan kaum remaja putri pastinya tak akan melewatkan acara ini yang dilangsungkan di Gesibu, Taman Blambangan.
14-21 Juli 2018
BANYUWANGI AGRO EXPO
Pameran pertanian dan peternakan Banyuwangi yang diadakan sekali setahun. Disini kamu bisa menikmati berbagai produk pertanian dan peternakan unggulan Banyuwangi yang bisa dibeli langsung oleh para pengunjung. Selain itu terdapat stand buah lokal yang disediakan untuk dinikmati para pengunjung secara gratis. Acara ini dilangsungkan di area persawahan di depan Samsat jalan Brawijaya, Banyuwangi kota.
Pameran pertanian dan peternakan Banyuwangi yang diadakan sekali setahun. Disini kamu bisa menikmati berbagai produk pertanian dan peternakan unggulan Banyuwangi yang bisa dibeli langsung oleh para pengunjung. Selain itu terdapat stand buah lokal yang disediakan untuk dinikmati para pengunjung secara gratis. Acara ini dilangsungkan di area persawahan di depan Samsat jalan Brawijaya, Banyuwangi kota.
20-21 Juli 2018
FESTIVAL TEKNOLOGI INOVATIF
Lewat festival ini berbagai inovasi berbasis teknologi, hasil kreasi pelajar, mahasiswa dan masyarakat Banyuwangi ditampilkan. Festival ini berlangsung di Taman Blambangan.
Lewat festival ini berbagai inovasi berbasis teknologi, hasil kreasi pelajar, mahasiswa dan masyarakat Banyuwangi ditampilkan. Festival ini berlangsung di Taman Blambangan.
21 Juli 2018
FESTIVAL MEMENGAN & LALARE ORCHESTRA CONCERT
Festival ini menampilkan memengan (mainan) tradisional dan Lalare Orkestra Concert. Ini cara Pemkab Banyuwangi menjaga agar mainan tradisional tidak punah, dengan memberikan panggung bagi anak-anak bermain. Mereka akan bermain aneka permainan jadul sambil berparade dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi menuju Taman Blambangan.
Festival ini menampilkan memengan (mainan) tradisional dan Lalare Orkestra Concert. Ini cara Pemkab Banyuwangi menjaga agar mainan tradisional tidak punah, dengan memberikan panggung bagi anak-anak bermain. Mereka akan bermain aneka permainan jadul sambil berparade dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi menuju Taman Blambangan.
Sedangkan Lalare Orkestra adalah orkestra yang dimainkan anak-anak
yang terdiri dari 100 anak dari berbagai sanggar seni dan daerah di Banyuwangi.
Mereka memainkan alat musik tradisional seperti gendang, rebana, saron,
angklung diiringi para penari yang juga berusia anak-anak. Kecil-kecil tapi kelompok kesenian ini pernah meraih penghargaan internasional dari PATA (Pasific Asia Travel Association) untuk kategori heritage and culture.
Penampilan Lalare Orkestra (via Youtube) |
26 Juli 2018
FESTIVAL VIDEO KREATIF BANYUWANGI
Potensi Desa-Kelurahan di Banyuwangi ditampilkan lewat
festival video kreatif ini. Diharapkan nantinya akan muncul destinasi wisata
baru yang mampu mengangkat promosi wisata di Banyuwangi. Peserta festival bisa
dari perangkat desa maupun masyarakat umum yang beranggotakan maksimal 5 orang.
Video akan mengeksplorasi potensi desa-kelurahan, termasuk layanan publik,
ekonomi dan sosial-budaya masyarakatnya.
28-29 Juli 2018
FESTIVAL BALAP PERAHU (Perahu Layar)
Dengan garis pantai terpanjang di Pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa festival yang mengangkat tradisi maritim masyarakatnya. Salah satunya melalui Festival Balap Perahu yang diadakan di Pantai Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. di Selat Bali.
Pesertanya adalah para nelayan yang beradu cepat di laut Selat Bali dengan perahu layar terkembang. Arus air dan tiupan angin menjadi penunjuk arah bagi peserta untuk menentukan laju perahu.
29 Juli 2018
BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL (BEC)
Inilah festival budaya kebanggaan warga Banyuwangi dan sudah masuk 10 besar event pariwisata Indonesia. Banyuwangi Ethno Carnival adalah karnaval busana etnik Banyuwangi yang setiap tahun memiliki tema lokal yang diangkat ke level global. Untuk tahun ini BEC mengambil tema Tradisi Puter Kayun. Karnaval BEC dimulai dari Taman Blambangan melewati jalan-jalan protokol hingga Kantor Bupati Banyuwangi sepanjang 2,2 km. Kamu wajib datang!
Inilah festival budaya kebanggaan warga Banyuwangi dan sudah masuk 10 besar event pariwisata Indonesia. Banyuwangi Ethno Carnival adalah karnaval busana etnik Banyuwangi yang setiap tahun memiliki tema lokal yang diangkat ke level global. Untuk tahun ini BEC mengambil tema Tradisi Puter Kayun. Karnaval BEC dimulai dari Taman Blambangan melewati jalan-jalan protokol hingga Kantor Bupati Banyuwangi sepanjang 2,2 km. Kamu wajib datang!
BEC 2017 bertema Majestic Ijen (via Kompas.com) |
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL AGUSTUS 2018
01 Agustus 2018
FESTIVAL DANDANG SEWU KALIBARU
Festival ini sebagai salah satu cara mempromosikan potensi
Kecamatan Kalibaru yang letaknya paling barat Banyuwangi, sebagai pengrajin
peralatan dapur berbahan dasar aluminium dan stainless steel yang sudah
berlangsung puluhan tahun.
Potensi Kalibaru sebagai sentra kerajinan dandang diangkat dalam Festival Dandang Kalibaru. |
04 Agustus 2018
FESTIVAL ANGKLUNG PAGLAK
Festival ini mengangkat alat musik tradisional Banyuwangi
berbahan bambu, yaitu Angklung Paglak. Angklung khas Banyuwangi ini dimainkan
oleh belasan pemusik per kelompok, dengan ritme musik mirip irama gamelan Bali
yang cepat, patah-patah, dengan dominasi gendang dan gending. Angklungnya
dihiasi dengan ornamen bergambar kepala ular. Festival ini mengambil lokasi di
Bandara Banyuwangi.
15 Agustus 2018
KARNAVAL KEBANGSAAN (Decovative Bike & Lampion)
Untuk memperingati HUT Republik Indonesia 2018 diadakan pawai sepeda hias dan lampion yang pesertanya para pelajar dengan menampilkan kreatifitas menghias sepedanya. Karnaval akan berlangsung di sepanjang jalan A Yani sampai di Taman Blambangan.
17 Agustus 2018
INDONESIA INDEPENDENCE DAY
Merupakan acara pawai kebangsaan yang rutin digelar setiap
tahun dalam rangka memperingati HUT Republik Indonesia. Dalam momen ini beragam
kesenian dan adat budaya nusantara ditampilkan untuk mengingatkan semangat
kebhinnekaan bangsa kepada semua warga Banyuwangi.
19 Agustus 2018
FESTIVAL TUMPENG SEWU
Suku Using atau Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi
dikenal memiliki banyak tradisi dan ritual. Salah satunya adalah Tumpeng Sewu.
Tumpeng Sewu adalah tradisi adat suku Using yang digelar seminggu sebelum Idul
Adha yang merupakan ritual tolak bala. Setiap rumah warga using di Kemiren akan
mengeluarkan minimal satu tumpeng yang diletakkan di depan rumahnya. Sebelum
makan tumpeng bersama-sama, warga diajak berdoa agar desanya dijauhkan dari
sumber bencana dan penyakit.
Pagi harinya sebelum diadakan selamatan massal, warga
melakoni ritual mepe kasur atau menjemur kasur. Uniknya semua kasur warga suku
Using warnanya seragam, yaitu hitam dengan bagian tepinya berwarna merah atau
istilah setempatnya "abang cemeng" yang memiliki makna filosofi
tersendiri.
20 Agustus 2018
FESTIVAL SEGO LEMANG & KOPI UTHEK
Sego Lemeng dan Kopi Uthek adalah kuliner khas Suku Using Desa Banjar. Sego Lemeng atau
disebut juga Sego Lemang adalah nasi yang digulung dengan duan pisang dan diisi
dengan cacahan daging ayam dan ikan tuna/ikan asin. Selanjutnya dimasukkan dalam
bilah bambu lalu dibakar.
Sedangkan kopi uthek adalah kopi yang disuguhkan bersama
sepotong gula aren sebagai pendampingnya. Lokasi festival ini berada di Desa
Banjar, Kecamatan Licin.
22 Agustus 2018
FESTIVAL PENCAK SUMPING
Pencak atau mencak Sumping adalah pencak silat asli Banyuwangi yang sudah berlangsung turun temurun yang berasal dari Dusun Mondoluko.
Mencak sumping mempunyai gerakan yang khas dengan kuda-kuda rendah dan posisi tangan yang saling silang itu konon berawal dari perkelahian atau pertarungan silat antara dua orang yang menggunakan sumping (kue nagasari) sebagai media untuk menentukan mana yang menang dan kalah.
Mereka yang berhasil memasukan sumping ke dalam mulut
lawannya, dianggap menjadi pemenang dari pertarungan itu. Namun ada versi lain,
dinamai pencak sumping karena setiap penampilannya selalu disuguhi kue sumping.
Sehingga tradisi dan beladiri pencak silat yang ada di sana dinamai pencak
sumping. Festival Pencak Sumping akan dilangsungkan di Tamansuruh, Kecamatan Glagah.
Mencak sumping mempunyai gerakan yang khas dengan kuda-kuda rendah dan posisi tangan yang saling silang itu konon berawal dari perkelahian atau pertarungan silat antara dua orang yang menggunakan sumping (kue nagasari) sebagai media untuk menentukan mana yang menang dan kalah.
Pencak Sumping dari Dusun Mondoluko (via Youtube) |
24-25 Agustus 2018
STUDENT JAZZ FESTIVAL
Festival ini menampilkan kelompok musik yang terdiri dari
para pelajar Banyuwangi. Mereka akan memainkan berbagai judul lagu pop, rock,
hingga lagu daerah Banyuwangi dalam aransemen musik jazz. Festival ini akan berlangsung
di Gesibu.
26 Agustus 2018
SEBLANG BAKUNGAN
Seblang Bakungan adalah upacara penyucian desa. Upacara ini
dilakukan pada hari Minggu malam Senin seminggu setelah Hari Raya Idul Adha.
Tujuannya untuk menolak bala dengan cara mengadakan pertunjukan Seblang di
malam hari. Berbeda dengan Seblang Olehsari yang dimainkan oleh wanita yang
masih suci, Seblang Bakungan dilakukan oleh seorang wanita tua.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL SEPTEMBER 2018
06-08 September 2018
JOB FAIR BANYUWANGI
Ajang ini mempertemukan secara langsung antara perusahaan dengan calon tenaga kerja yang dibutuhkan. Bursa kerja ini menyediakan ribuan lowongan kerja yang diikuti puluhan hingga ratusan perusahaan di Banyuwangi. Acara ini rutin digelar Pemkab Banyuwangi setiap tahun untuk membantu calon tenaga kerja mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. Job fair ini berlangsung di GOR Banyuwangi.
09 September 2018
PETIK LAUT PANCER
Petik laut adalah ritual larung sesaji ke tengah laut. Ritual ini digelar setiap tahun tepatnya pada satu Syura atau satu Muharam menurut kalender Islam. Ritual ini merupakan bentuk wujud syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang melimpah. Juga sarana berdoa agar diberikan keselamatan saat nelayan beraktifitas di laut. Ritual petik laut Pancer telah dilakukan sejak empat puluh tahun lalu, yang dilakukan oleh para sesepuh dan warga Pancer yang bekerja sebagai nelayan.
10 September 2018
FESTIVAL GREBEG SURO
Grebeg Tumpeng Suro Pekulo adalah acara yang diselenggarakan untuk menyambut pergantian tahun baru Islam (Muharam) atau dalam kalender masyarakat Jawa dikenal dengan bulan Suro. Nama Pekulo berasal dari "Bek Ulo" yang artinya penuh ular yang ada di wilayah tersebut tidak mengganggu kehidupan manusia.
Dalam tradisi tersebut, masyarakat membuat tumpeng raksasa yang dibuat secara swadaya untuk diarak keliling desa. Tumpeng tersebut dilengkapi dengan lauk pauk beraneka macam. Ada juga tumpeng yang dibuat dari palawija hasil pertanian masyarakat setempat. Lokasi festival ini di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono.
Grebeg Tumpeng Suro Pekulo adalah acara yang diselenggarakan untuk menyambut pergantian tahun baru Islam (Muharam) atau dalam kalender masyarakat Jawa dikenal dengan bulan Suro. Nama Pekulo berasal dari "Bek Ulo" yang artinya penuh ular yang ada di wilayah tersebut tidak mengganggu kehidupan manusia.
Dalam tradisi tersebut, masyarakat membuat tumpeng raksasa yang dibuat secara swadaya untuk diarak keliling desa. Tumpeng tersebut dilengkapi dengan lauk pauk beraneka macam. Ada juga tumpeng yang dibuat dari palawija hasil pertanian masyarakat setempat. Lokasi festival ini di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono.
12 September 2018
FISH MARKET FESTIVAL
Tujuan dari festival ini adalah meningkatkan nilai jual dari hasil tangkap ikan nelayan. Dalam acara ini berbagai kegiatan pengelolaan hasil tangkap ikan ditampilkan. Mulai dari bakar ikan, tumpeng ikan dan lomba kebersihan los (tempat penjualan ikan). Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masayrakat nelayan untuk mengelola hasil tangkap ikan dengan baik. Selain itu juga bertujuan untuk menjadikan kawasan pelabuhan ikan menjadi wahana ekowisata. Lokasi festival ini dipusatkan di TPI Pancer, Pesanggaran.
Tujuan dari festival ini adalah meningkatkan nilai jual dari hasil tangkap ikan nelayan. Dalam acara ini berbagai kegiatan pengelolaan hasil tangkap ikan ditampilkan. Mulai dari bakar ikan, tumpeng ikan dan lomba kebersihan los (tempat penjualan ikan). Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masayrakat nelayan untuk mengelola hasil tangkap ikan dengan baik. Selain itu juga bertujuan untuk menjadikan kawasan pelabuhan ikan menjadi wahana ekowisata. Lokasi festival ini dipusatkan di TPI Pancer, Pesanggaran.
13-15 September 2018
FESTIVAL MUHARRAM & ANAK YATIM
Mengawali tahun baru Islam di bulan Muharam, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Muharram dan Anak Yatim. Dalam festival ini seribu anak yatim dari seluruh Banyuwangi diundang untuk berdoa dan bermain bersama.
Event ini digelar untuk memuliakan dan berbagi kebahagiaan bersama anak-anak yatim, selain itu juga untuk memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk berbagi kasih sayang kepada anak-anak yatim. Lewat festival ini pula, Banyuwangi menggugah kepedulian agar orang berempati terhadap anak yatim dan menebarkan kasih sayang kepada mereka. Festival ini diadakan di halaman Pemkab Banyuwangi.
Mengawali tahun baru Islam di bulan Muharam, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Muharram dan Anak Yatim. Dalam festival ini seribu anak yatim dari seluruh Banyuwangi diundang untuk berdoa dan bermain bersama.
Event ini digelar untuk memuliakan dan berbagi kebahagiaan bersama anak-anak yatim, selain itu juga untuk memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk berbagi kasih sayang kepada anak-anak yatim. Lewat festival ini pula, Banyuwangi menggugah kepedulian agar orang berempati terhadap anak yatim dan menebarkan kasih sayang kepada mereka. Festival ini diadakan di halaman Pemkab Banyuwangi.
16 September 2018
KEBOAN ALIYAN
Keboan merupakan adat tradisi masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rojojampi yang dilaksanakan setiap awal bulan Suro. Tradisi ini memang agak berbau mistis sekaligus unik. Pada malam hari sebelum kegiatan berlangsung sudah banyak warga yang mengalami kesurupan. Bahkan warga desa setempat yang hidup dirantau, banyak yang menyempatkan pulang. Sebab ada kekuatiran mereka mengalami kesurupan di bumi rantau.
Inti adat Keboan ini sama dengan daerah lain, yaitu bersih desa. Bedanya, yang kesurupan pada Keboan Desa Aliyan tidak dicat hitam-hitam seperti tradisi Kebo-Keboan Desa Alasmalang. Ini yang membedakan tradisi kebo-keboan di kedua desa tersebut.
Keboan merupakan adat tradisi masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rojojampi yang dilaksanakan setiap awal bulan Suro. Tradisi ini memang agak berbau mistis sekaligus unik. Pada malam hari sebelum kegiatan berlangsung sudah banyak warga yang mengalami kesurupan. Bahkan warga desa setempat yang hidup dirantau, banyak yang menyempatkan pulang. Sebab ada kekuatiran mereka mengalami kesurupan di bumi rantau.
Inti adat Keboan ini sama dengan daerah lain, yaitu bersih desa. Bedanya, yang kesurupan pada Keboan Desa Aliyan tidak dicat hitam-hitam seperti tradisi Kebo-Keboan Desa Alasmalang. Ini yang membedakan tradisi kebo-keboan di kedua desa tersebut.
22 September 2018
IJEN SUMMER JAZZ
Sama-sama mengusung konsep jazz gunung, Ijen Summer Jazz yang diselenggarakan di Jiwa Jawa Resort, Ijen memberikan pengalaman berbeda dengan pertunjukan Jazz Gunung Bromo. Jika di Bromo kapasitas penontonnya bisa ribuan, Jazz Ijen hanya menyiapkan kursi untuk 300 orang saja. Secara konsep lebih eksklusif dan keintiman serta interaksi antara penonton dengan musisi yang tampil lebih terbangun.
Sama-sama mengusung konsep jazz gunung, Ijen Summer Jazz yang diselenggarakan di Jiwa Jawa Resort, Ijen memberikan pengalaman berbeda dengan pertunjukan Jazz Gunung Bromo. Jika di Bromo kapasitas penontonnya bisa ribuan, Jazz Ijen hanya menyiapkan kursi untuk 300 orang saja. Secara konsep lebih eksklusif dan keintiman serta interaksi antara penonton dengan musisi yang tampil lebih terbangun.
Panggung Ijen Summer Jazz (via Liputan6.com) |
23 September 2018
KEBO-KEBOAN ALAS MALANG
Ini merupakan upacara tahunan setiap bulan Suro yang terunik di negeri ini, karena berhubungan dengan ritu kesuburan, syukuran serta doa kepada Tuhan agar para petani Desa alasmalang, Kecamatan Singojuruh khususnya, diberi keselamatan dan kesejahteraan serta mendapatkan panen yang melimpah di masa yang akan datang.
Prosesi adat Kebo-Keboan diawasli acara Ider Bumi yang diikuti oleh beberapa laki-laki bertubuh kekar dengan dandanan dan bertingkah aneh seperti kerbau yang dihalau oleh para petani lengkap dengan bajaknya. Seorang putri cantik melambangkan Dewi Sri ditandu oleh beberapa orang dengan pakaian khas.
Puncak acara adalah prosesi membajak sawah dan menanam bibit padi. Masyarakat berebut mendapatkan bibit padi itu karena dipercaya bisa digunakan sebagai tolak bala maupun keberuntungan. Sedangkan para kerbau manusia seperti kesurupan mengejar siapapun yang mencoba mengambil bibit padi yang ditanam. Bisa dibayangkan, suasananya sangat seru dan meriah.
Ini merupakan upacara tahunan setiap bulan Suro yang terunik di negeri ini, karena berhubungan dengan ritu kesuburan, syukuran serta doa kepada Tuhan agar para petani Desa alasmalang, Kecamatan Singojuruh khususnya, diberi keselamatan dan kesejahteraan serta mendapatkan panen yang melimpah di masa yang akan datang.
Prosesi adat Kebo-Keboan diawasli acara Ider Bumi yang diikuti oleh beberapa laki-laki bertubuh kekar dengan dandanan dan bertingkah aneh seperti kerbau yang dihalau oleh para petani lengkap dengan bajaknya. Seorang putri cantik melambangkan Dewi Sri ditandu oleh beberapa orang dengan pakaian khas.
Serunya Kebo-keboan Alas Malang (via Banyuwangi.Merdeka.com) |
26 September 2018
PETIK LAUT MUNCAR
Sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang didapat dari laut, setiap tahun para nelayan Muncar melaksanakan acara adat Petik Laut Muncar. Tradisi petik laut ini adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Tradisi ini sudah digelar sejak tahun 1901 dan selalu diadakan pada tanggal 15 Muharam bertepatan dengan pasang air laut. Acara Petik Laut Muncar berlangsung di pelabuhan Muncar.
Sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang didapat dari laut, setiap tahun para nelayan Muncar melaksanakan acara adat Petik Laut Muncar. Tradisi petik laut ini adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Tradisi ini sudah digelar sejak tahun 1901 dan selalu diadakan pada tanggal 15 Muharam bertepatan dengan pasang air laut. Acara Petik Laut Muncar berlangsung di pelabuhan Muncar.
26-29 September 2018
INTERNATIONAL TOUR DE BANYUWANGI-IJEN (ITdBI)
Jika kamu ingin melihat balap sepeda terbaik di Indonesia, kamu wajib datang ke Banyuwangi. ITdBI sudah diselenggarakan sejak 2012 dan telah masuk agenda resmi UCI dan diakui sebagai salah satu ajang balap sepeda terbaik di Indonesia serta masuk dalam tujuh kejuaraan balap sepeda terbaik di Asia. ITdBI masuk kategori 2.2. dan mendapat predikat excellence dengan nilai 90 poin dalam dua tahun terakhir berturut-turut dari UCI. Tahun ini lomba balap sepeda ini berlangsung dalam dalam 4 etape/hari, dimana rute neraka akan dilakoni para pebalap saat menjalani rute yang finish di kawasan Paltuding Ijen. Ketepatan strategi dan ketahanan stamina akan menentukan pemenangnya.
Jika kamu ingin melihat balap sepeda terbaik di Indonesia, kamu wajib datang ke Banyuwangi. ITdBI sudah diselenggarakan sejak 2012 dan telah masuk agenda resmi UCI dan diakui sebagai salah satu ajang balap sepeda terbaik di Indonesia serta masuk dalam tujuh kejuaraan balap sepeda terbaik di Asia. ITdBI masuk kategori 2.2. dan mendapat predikat excellence dengan nilai 90 poin dalam dua tahun terakhir berturut-turut dari UCI. Tahun ini lomba balap sepeda ini berlangsung dalam dalam 4 etape/hari, dimana rute neraka akan dilakoni para pebalap saat menjalani rute yang finish di kawasan Paltuding Ijen. Ketepatan strategi dan ketahanan stamina akan menentukan pemenangnya.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL OKTOBER 2018
03-06 Oktober 2018
FESTIVAL KUNTULAN CARUK
Festival ini akan menampilkan kuntulan, kesenian khas Banyuwangi dengan kolaborasi dan bersahut-han (caruk) antar sanggar tari dan pelajar.
Festival ini akan menampilkan kuntulan, kesenian khas Banyuwangi dengan kolaborasi dan bersahut-han (caruk) antar sanggar tari dan pelajar.
06-07 Oktober 2018
FESTIVAL PERAHU HIAS
Festival ini menghadirkan lomba perahu hias dan replikasi kapal yang dekoratif, mulai kapal pesiar, kapal layar, kapal penumpang, kapal tongkat dan kapal KRI Dewaruci di Sungai Sampean, Kecamatan Bangorejo.
Festival ini menghadirkan lomba perahu hias dan replikasi kapal yang dekoratif, mulai kapal pesiar, kapal layar, kapal penumpang, kapal tongkat dan kapal KRI Dewaruci di Sungai Sampean, Kecamatan Bangorejo.
16-17 Oktober 2018
COFFEE PROCESSING FESTIVAL
Festival ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk kopi rakyat di Banyuwangi. Pemkab pun menghadirkan pakar kopi untuk memberikan edukasi bagaimana menghasilkan produk kopi berkualitas terbaik. Para peserta terdiri dari pekebun kopi dan pelaku usaha kopi. Tahun ini festival akan berlangsung di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro.
Festival ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk kopi rakyat di Banyuwangi. Pemkab pun menghadirkan pakar kopi untuk memberikan edukasi bagaimana menghasilkan produk kopi berkualitas terbaik. Para peserta terdiri dari pekebun kopi dan pelaku usaha kopi. Tahun ini festival akan berlangsung di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro.
20 Oktober 2018
FESTIVAL GANDRUNG SEWU
Gandrung Sewu menampilkan seribu lebih penari Gandrung menari massal di Pantai Boom dengan latar Selat Bali. Setiap tahun menampilkan tema yang berbeda. Awalnya tari Gandrung sempat dianggap tabu dan kehadirannya menjadi polemik panjang di masyarakat Banyuwangi yang terkenal agamis.
Namun dengan mengubah pakem tari Gandrung menjadi tarian selamat datang di Kabupaten Banyuwangi, polemik pun selesai, apalagi setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 menetapkan Tari Gandrung sebagai "warisan budaya tak benda", stigma negatif tentang keberadaan penari Gandrung di masa lalu pun berlalu ditelan waktu.
Popularitas Gandrung Sewu meroket di tanah kelahirannya, kecintaan dan kebanggaan warga Banyuwangi terhadap tari Gandrung ditunjukkan dengan begitu mudahnya mendapatkan bakat-bakat penari di kalangan generasi muda. Untuk mendapatkan seribu penari Gandrung pada pagelaran Gandrung Sewu pun harus dilakukan melalui seleksi yang ketat. Hal ini karena peminatnya luar biasa banyaknya meskipun mereka harus keluar biaya tidak sedikit untuk persiapan dan penampilannya.
Tahun ini Gandrung Sewu masuk Top 100 Nasional Events Kementerian Pariwisata, dan sangat pantas masuk dalam daftar rencana berwisatamu ke Banyuwangi.
Gandrung Sewu menampilkan seribu lebih penari Gandrung menari massal di Pantai Boom dengan latar Selat Bali. Setiap tahun menampilkan tema yang berbeda. Awalnya tari Gandrung sempat dianggap tabu dan kehadirannya menjadi polemik panjang di masyarakat Banyuwangi yang terkenal agamis.
Namun dengan mengubah pakem tari Gandrung menjadi tarian selamat datang di Kabupaten Banyuwangi, polemik pun selesai, apalagi setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 menetapkan Tari Gandrung sebagai "warisan budaya tak benda", stigma negatif tentang keberadaan penari Gandrung di masa lalu pun berlalu ditelan waktu.
Popularitas Gandrung Sewu meroket di tanah kelahirannya, kecintaan dan kebanggaan warga Banyuwangi terhadap tari Gandrung ditunjukkan dengan begitu mudahnya mendapatkan bakat-bakat penari di kalangan generasi muda. Untuk mendapatkan seribu penari Gandrung pada pagelaran Gandrung Sewu pun harus dilakukan melalui seleksi yang ketat. Hal ini karena peminatnya luar biasa banyaknya meskipun mereka harus keluar biaya tidak sedikit untuk persiapan dan penampilannya.
Pesona Gandrung Sewu (via Banyuwangi.Merdeka.com) |
22 Oktober 2018
FESTIVAL SANTRI
Festival Santri adalah cara Pemkab Banyuwangi mengangkat eksistensi pondok pesantren sebagai salah satu kekuatan SDM daerah. Melalui festival ini Pemkab Banyuwangi menunjukkan apresiasinya terhadap pondok pesantren sebagai lembaga yang ikut berperan dalam mencerdaskan umat. Festival ini menampilkan berbagai lomba ilmiah seperti baca kitab, tahfidz, penulisan arab, pidato, menulis arab, dan kaligrafi. Selain itu juga ada lomba yang bersifat hiburan seperti sepakbola api dan voli sarungan. Pelaksanaan Festival Santri di Stadion Diponegoro.
Festival Santri adalah cara Pemkab Banyuwangi mengangkat eksistensi pondok pesantren sebagai salah satu kekuatan SDM daerah. Melalui festival ini Pemkab Banyuwangi menunjukkan apresiasinya terhadap pondok pesantren sebagai lembaga yang ikut berperan dalam mencerdaskan umat. Festival ini menampilkan berbagai lomba ilmiah seperti baca kitab, tahfidz, penulisan arab, pidato, menulis arab, dan kaligrafi. Selain itu juga ada lomba yang bersifat hiburan seperti sepakbola api dan voli sarungan. Pelaksanaan Festival Santri di Stadion Diponegoro.
29-31 Oktober 2018
STUDENT OF TOURISM OLYMPIAD
Kompetisi pariwisata antar SLTA dan mahasiswa pariwisata tingkat nasional di Politeknik Banyuwangi dengan kegiatan pembuatan paket wisata Banyuwangi yang paling menarik, cerdas cermat pariwisata dan lomba ide kreatif event baru untuk Banyuwangi Festival 2019.
Kompetisi pariwisata antar SLTA dan mahasiswa pariwisata tingkat nasional di Politeknik Banyuwangi dengan kegiatan pembuatan paket wisata Banyuwangi yang paling menarik, cerdas cermat pariwisata dan lomba ide kreatif event baru untuk Banyuwangi Festival 2019.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL NOVEMBER 2018
03-11 November 2018
FESTIVAL GENDHING USING
Kontes menyanyi lagu Using menjadi salah satu agenda Banyuwangi Festival 2018. Lomba ini hasil kerjasama Dinas Pariwisata dengan Bharawangi Record dan Jaringan Radio Suara Banyuwangi. Festival yang awalnya bertajuk Festival Lagu Tradisional kemudian dikemas menjadi Festival Gendhing Using pada 2017. Perubahan tajuk tersebut merupakan upaya totalitas dalam membumikan budaya lokal. Tahun ini festival akan berlangsung di Grand Harvest Resort, Kecamatan Licin.
Kontes menyanyi lagu Using menjadi salah satu agenda Banyuwangi Festival 2018. Lomba ini hasil kerjasama Dinas Pariwisata dengan Bharawangi Record dan Jaringan Radio Suara Banyuwangi. Festival yang awalnya bertajuk Festival Lagu Tradisional kemudian dikemas menjadi Festival Gendhing Using pada 2017. Perubahan tajuk tersebut merupakan upaya totalitas dalam membumikan budaya lokal. Tahun ini festival akan berlangsung di Grand Harvest Resort, Kecamatan Licin.
03-11 November 2018
BANYUWANGI PAINTING & PHOTOGRAPHY EXIBITION
Pameran seni lukis, patung dan fotografi digelar untuk menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan kehidupan berkesenian di Banyuwangi. Diharapkan melalui sektor seni rupa dapat memberikan kontribusi dan membuka peluang perekonomian serta menjalin jaringan-jaringan ekonomi kreatif.
Pameran seni lukis, patung dan fotografi digelar untuk menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan kehidupan berkesenian di Banyuwangi. Diharapkan melalui sektor seni rupa dapat memberikan kontribusi dan membuka peluang perekonomian serta menjalin jaringan-jaringan ekonomi kreatif.
10 November 2018
FESTIVAL NGOPI SEPULUH EWU
Sepuluh ribu cangkir kopi disediakan di teras rumah dan bisa disruput secara gratis oleh siapapun yang datang. Inilah yang terjadi dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Masyarakat suku Using di Desa adat Kemiren punya tradisi minum kopi yang unik dan khas. Mereka memegang teguh ujaran nenek moyang yang dalam Bahasa Using berbunyi "welurine mbah Buyut Kemiren ngombe kopi cangkir tutup", yang berarti meminum kopi dengan cangkir yang ada tutupnya.
Warga Kemiren terbiasa menerima tamu dengan menyuguhkan secangkir kopi dalam cangkir mungil lengkap dengan tatakan dan tutup cangkirnya. Saat menyajikan kopi kepada tamunya, mereka punya tatanan tersendiri, yaitu gupuh, lungguh, suguh. Dalam laku sosial masyarakat Kemiren, kopi punya peran penting. Mereka punya kelakar: kalau orang ngumpul ya harus ngopi, kalau ngeteh itu untuk orang sakit.
Nah, maukah ngumpul bersama ribuan orang sekaligus ngopi bersama-sama? Datang saja ke Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren.
Sepuluh ribu cangkir kopi disediakan di teras rumah dan bisa disruput secara gratis oleh siapapun yang datang. Inilah yang terjadi dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Masyarakat suku Using di Desa adat Kemiren punya tradisi minum kopi yang unik dan khas. Mereka memegang teguh ujaran nenek moyang yang dalam Bahasa Using berbunyi "welurine mbah Buyut Kemiren ngombe kopi cangkir tutup", yang berarti meminum kopi dengan cangkir yang ada tutupnya.
Warga Kemiren terbiasa menerima tamu dengan menyuguhkan secangkir kopi dalam cangkir mungil lengkap dengan tatakan dan tutup cangkirnya. Saat menyajikan kopi kepada tamunya, mereka punya tatanan tersendiri, yaitu gupuh, lungguh, suguh. Dalam laku sosial masyarakat Kemiren, kopi punya peran penting. Mereka punya kelakar: kalau orang ngumpul ya harus ngopi, kalau ngeteh itu untuk orang sakit.
Nikmatnya ngopi rame-rame di Festival Ngopi Sepuluh Ewu (via Antarafoto.com) |
16 November 2018
FESTIVAL CANTING SEWU
Canting adalah alat untuk memindahkan atau mengambil cairan yang digunakan untuk membuat batik tulis. Bagaimana kalau seribu orang nyanting bersama-sama? Jangan cuma melihat, bagaimana kalau ikut juga sebagai pesertanya? Datang saja ke Dusun Simbas, Tampo, Kecamatan Cluring.
Canting adalah alat untuk memindahkan atau mengambil cairan yang digunakan untuk membuat batik tulis. Bagaimana kalau seribu orang nyanting bersama-sama? Jangan cuma melihat, bagaimana kalau ikut juga sebagai pesertanya? Datang saja ke Dusun Simbas, Tampo, Kecamatan Cluring.
17 November 2018
BANYUWANGI BATIK FESTIVAL
Pesona dan keragaman kekayaan batik Banyuwangi ditampilkan melalui festival ini. Banyuwangi Batik Festival menegaskan keseriusan Pemkab Banyuwangi meningkatkan level batik daerahnya. Mahakarya yang ditampilkan oleh sepuluh desainer nasional berkolaborasi dengan 15 IKM lokal akan menyuguhkan tampilan apik di panggung festival yang digelar di Taman Blambangan.
Pesona dan keragaman kekayaan batik Banyuwangi ditampilkan melalui festival ini. Banyuwangi Batik Festival menegaskan keseriusan Pemkab Banyuwangi meningkatkan level batik daerahnya. Mahakarya yang ditampilkan oleh sepuluh desainer nasional berkolaborasi dengan 15 IKM lokal akan menyuguhkan tampilan apik di panggung festival yang digelar di Taman Blambangan.
20 November 2018
FESTIVAL ENDHOG-ENDHOGAN
Festival Endog-endogan ditujukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi endog-endogan ini merupakan tradisi khas masyarakat Banyuwangi yang telah berlangsung puluhan tahun dan salah satu budaya yang dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi yang tidak ada di tempat lain.
Dalam festival ini masyarakat mengarak bunga telur, yaitu telur itik rebus yang dihias dengan bunga kertas dan ornamen lain, lalu ditancapkan di batang pisang yang disebut jodang. Ada juga ancak atau tempat makan yang terbuat dari pelepah daun pisang yang diisi dengan lauk pauk, yang nantinya akan dimakan bersama-sama. Tradisi ini dikenal oleh masyarakat Banyuwangi dengan tradisi Endog-endogan.
Festival Endog-endogan ditujukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi endog-endogan ini merupakan tradisi khas masyarakat Banyuwangi yang telah berlangsung puluhan tahun dan salah satu budaya yang dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi yang tidak ada di tempat lain.
Dalam festival ini masyarakat mengarak bunga telur, yaitu telur itik rebus yang dihias dengan bunga kertas dan ornamen lain, lalu ditancapkan di batang pisang yang disebut jodang. Ada juga ancak atau tempat makan yang terbuat dari pelepah daun pisang yang diisi dengan lauk pauk, yang nantinya akan dimakan bersama-sama. Tradisi ini dikenal oleh masyarakat Banyuwangi dengan tradisi Endog-endogan.
24 November 2018
PARADE DALANG CILIK & WAYANG KREATIF
Merupakan wadah seniman cilik Banyuwangi unjuk kebolehannya dalam memainkan seni wayang kulit dan juga mengasah kemampuan generasi muda dalam membuat wayang kreasi dengan lebih kreatif. Kegiatan ini mengambil lokasi di Kecamatan Tegal Dlimo.
Merupakan wadah seniman cilik Banyuwangi unjuk kebolehannya dalam memainkan seni wayang kulit dan juga mengasah kemampuan generasi muda dalam membuat wayang kreasi dengan lebih kreatif. Kegiatan ini mengambil lokasi di Kecamatan Tegal Dlimo.
27 November 2018
FESTIVAL SHOLAWAT
Festival ini mengajak masyarakat bersholawat dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad dengan iringan rancak rebana, diselingi pesan-pesan kebangsaan. Acara ini berlangsung di Stadion Diponegoro.
Festival ini mengajak masyarakat bersholawat dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad dengan iringan rancak rebana, diselingi pesan-pesan kebangsaan. Acara ini berlangsung di Stadion Diponegoro.
JADWAL BANYUWANGI FESTIVAL DESEMBER 2018
FESTIVAL KEBAYA
Agak ironis sebenarnya, kebaya yang sudah menjadi bagian dari busana resmi nasional Indonesia, jarang mendapatkan apresiasi. Terbukti baru kali ini kebaya diangkat dalam sebuah pagelaran bertajuk Festival Kebaya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Banyuwangi. Ya, inilah untuk pertama kalinya kebaya difestivalkan dan tak tanggung-tanggung, pada penyelenggaraan yang pertama kali tahun lalu, sejumlah desainer kebaya nasional dilibatkan. Ada nama-nama seperti Ferry Sunarto, Priscilla Saputro, Lenny Agustin, Deden Siswanto, Afif Syakur, Dwi Iskandar, Devy Rose, Inge Chu, Phangsanny, Dedy Delmora, dan Aura Putri.
Tak ketinggal puluhan desainer lokal Banyuwangi dilibatkan, setelah ditempa dengan pelatihan dari Indonesia Fashion chamber selama tiga bulan, mulai dari teknis pengerjaan kebayaan hingga manajemen usaha. Intinya, Banyuwangi sangat serius mengangkat potensi desainer lokal.
Lewat festival yang diselenggarakan secara berkesinambungan, diharapkan akan muncul desain kebaya khas Banyuwangi yang lahir dari tangan desainer asal Banyuwangi. Dan Banyuwangi diharapkan menjadi salah satu pusat model kebaya yang diperhitungkan di tingkat nasional.
08 Desember 2018
FESTIVAL KUWUNG
Dari semua acara perhelatan Banyuwangi Festival, Festival Kuwung tercatat sebagai acara tahunan tertua yang biasa diselenggarakan di Banyuwangi. Acara ini selalu berlangsung pada bulan Desember karena sekaligus untuk menyambut Hari Jadi Banyuwangi yang jatuh pada 21 Desember.
Sesuai namanya, Kuwung yang berasal dari bahasa Using yang berarti pelangi, Festival Kuwung menampilkan beragam seni dan budaya asli Banyuwangi. Ini yang menjadi pembeda dengan festival lain.
Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, pada Festival Kuwung beragam tradisi-budaya khas Banyuwangi akan ditampilkan. Selain itu pihak panitia juga mengundang kabupaten lain untuk menampilkan keseniannya. Ini membuat festival semakin meriah dan berwarna-warni.
Satu lagi yang jadi ciri khas Festival Kuwung, penyelenggaraannya di malam hari. Paduan gerak tari dengan paduan tata lampu yang mewah, membuat suasana jalanan gemerlap oleh kilauan cahaya lampu. Bagaimana dengan kemungkinan turun hujan, bukankah Desember sudah masuk hujan hujan? Alhamdullilah, selama ini belum pernah turun hujan disaat penyelenggaraan Festival Kuwung. Inilah Banyuwangi!
Festival Kuwung bukan sekedar karnaval atau pawai budaya, melainkan menjadikan jalanan sebagai panggung pertunjukan seni tari dan teater. Parade kesenian lokal Banyuwangi ini dimulai dari depan Kantor Bupati Banyuwangi dan finish di Taman Blambangan.
Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, pada Festival Kuwung beragam tradisi-budaya khas Banyuwangi akan ditampilkan. Selain itu pihak panitia juga mengundang kabupaten lain untuk menampilkan keseniannya. Ini membuat festival semakin meriah dan berwarna-warni.
Penampilan etnis Madura di Festival Kuwung 2016 membawakan tarian tentang petani kakao (via Kompas.com) |
Festival Kuwung bukan sekedar karnaval atau pawai budaya, melainkan menjadikan jalanan sebagai panggung pertunjukan seni tari dan teater. Parade kesenian lokal Banyuwangi ini dimulai dari depan Kantor Bupati Banyuwangi dan finish di Taman Blambangan.
22 Desember 2018
FESTIVAL PRESTASI
Merupakan acara malam puncak hari jadi Banyuwangi dengan inti acara pemberian penghargaan kepada masyarakat Banyuwangi yang berprestasi baik di tingkat nasionaol maupun internasional. Pada tahun 2017, Tukul Arwana dan penyanyi Sammy Simorangkir didaulat sebagai bintang tamu.
Tukul Arwana dan Sammy Simorangkir jadi host dalam Festival Prestasi 2017 (via Tribunnews.com) |
31 Desember 2018
FESTIVAL OLD & NEW
Memperingati malam tahun baru dengan rangkaian acara doa bersama dan malam refleksi akhir tahun dan diakhiri dengan pesta kembang api sebagai tanda pergantian tahun.
APLIKASI BANYUWANGI FESTIVAL
Aplikasi berbasis android ini cukup ringan, hanya 12 MB
saja. Didalamnya tersaji jadwal dan info ringkas seluruh event Banyuwangi
Festival 2018.
Sedangkan bagi pengguna IOS masih harus bersabar menunggu
karena pengembangan aplikasi untuk sistem itu masih dalam proses.
Unduh aplikasi Banyuwangi Festival 2018 untuk info lebih detil. |
Banyuwangi pun menjadi kota pertama di Indonesia yang mensosialisasikan agenda wisatanya lewat aplikasi. Dan ini bukan aplikasi pertama yang dibuat Banyuwangi. Sebelumnya sudah ada aplikasi Banyuwangi in Your Hand yang berbasis teknologi augmented reality, yang memungkinkan kamu melihat keindahan panorama Banyuwangi secara riil.
Monggo gan disedot aplikasinya DISINI, maka Banyuwangi Festival ada digenggamanmu.
alangkah senangnya jadi warga Banyuwangi, setahun penuh disuguhi berbagai macam festival. Sementara, kabupatenku, Jember, semakin lama semakin mundur. semakin tenggelam dari hiruk pikuk pembangunan di sekelilingnya.
BalasHapus--
Travel Jember Surabaya