Berwisata ke Banyuwangi semakin mudah lo sobat traveler. Sebab sekarang sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi dan sebaliknya. Tidak hanya satu, tapi ada dua maskapai yang melayani rute ini setiap hari. Yaitu NAM Air dan Garuda Indonesia.
Sebelumnya, penerbangan dari Jakarta ke Banyuwangi harus melalui transit Surabaya. Tentu saja hal ini tidak nyaman buat penumpang, karena harus pindah pesawat. Selain itu ongkosnya jadi lebih mahal. Sekarang wisatawan maupun bisnisman dari Jakarta dan sekitarnya bisa langsung terbang ke Banyuwangi.
Sejak 16 Juni 2017 ada Sriwijaya Air melayani rute Jakarta-Banyuwangi PP dengan menggunakan bendera NAM Air. Untuk diketahui, maskapai penerbangan NAM Air adalah anak perusahaan dari Sriwijaya Air yang didirikan pada tahun 2013.
NAM Air terbang setiap hari dengan jadwal pukul 07.05 WIB dari Jakarta menuju Banyuwangi, dan pukul 09.05 WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta.
Untuk rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi, NAM Air menggunakan pesawat Boeing 737 seri 500 yang berkapasitas 150 penumpang. Pemesanan tiket secara online sudah bisa dilakukan melalui situs-situs tiket penerbangan online, seperti Tiket.com dan lainnya.
Cek Tiket NAM Air Jakarta-Banyuwangi
Selain NAM Air, Garuda juga tak mau kalah ikut membuka penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi PP setiap hari.
Tak pakai mikir lama, pihak Sriwijaya Group merespon penawaran tersebut. Ibaratnya gatuk-matuk, masak sih ceruk bisnis yang legit mau ditampik. Naluri bisnis pihak Sriwijaya Air mencium adanya potensi pasar yang menjanjikan.
Salah satu faktor utamanya, pariwisata Banyuwangi yang terus berkembang. Seperti terlihat dari jumlah wisatawan yang menanjak dan pembangunan sejumlah hotel berbintang baru di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
Sekadar diketahui, jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, melonjak menjadi 112.661 orang pada 2016. Naik hingga 1.339 persen! Wow! Kueren bingit.
Diluar gegap-gempita wisata, dunia usaha di Banyuwangi pun terus bergeliat penuh gairah. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menduduki peringkat ketiga di Jatim. Ini karena investasi terus tumbuh di Banyuwangi khususnya pada bidang argo, pertanian, dan pertambangan.
Belum lagi pasar masyarakat secara umum juga besar, termasuk dunia pendidikan dengan kehadiran 3 kampus negeri, seperti Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi, Politeknik Negeri Banyuwangi, dan sekolah pilot negeri. Ambil contoh, Unair-Banyuwangi saja memiliki sekitar 800 mahasiswa dari 17 provinsi, ini tentunya pasar yang potensial.
Di sisi lain, Banyuwangi juga kerap dijadikan tempat studi berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Jawa, terutama setelah Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) daerah berjuluk "The Sunrise of Java" ini dinyatakan sebagai kabupaten pertama dan satu-satunya yang mendapat peringkat A atau terbaik se-Indonesia.
Imbas tumbuhnya wisata dan capaian prestasi Banyuwangi, berbagai event MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) maupun seminar oleh instansi pemerintah dan BUMN/swasta pun mulai sering digelar di Kabupaten Banyuwangi.
Tak hanya itu, dengan dibukanya penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi PP, bisa menjaring penumpang dari sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Bali barat.
Jelas sebuah peluang yang layak dapat bintang, bukan?
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut pembukaan rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi ini seperti membuka pintu pasar terbesar pariwisata nusantara, yakni Jakarta.
Maka tak heran, bukan cuma Sriwijaya Air, ada maskapai lain yang juga menyatakan minat menggarap rute langsung Jakarta-Banyuwangi. Salah satunya yang sudah menyatakan keseriusannya adalah maskapai nasional Garuda Indonesia.
Pihak Garuda punya alasan kuat. Menurut data, 20% dari penerbangan Garuda rute Banyuwangi- Surabaya adalah penumpang yang transit ke Jakarta.
Artinya, 20% penumpang Garuda dari Banyuwangi ke Surabaya akan melanjutkan ke Jakarta. Karenanya, pihak Garuda optimis pembukaan penerbangan langsung Jakarta -Banyuwangi dan sebaliknya akan meningkatkan jumlah penumpang.
Selama ini, rute ke Banyuwangi baru tersedia dari Surabaya sebanyak tiga kali dalam sehari yang dilayani Garuda Indonesia dan Wings Air.
Garuda sendiri terbang dua kali sehari dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) sebesar 80 persen. Secara bisnis sangat bagus.
Lihat : Info Penerbangan ke Banyuwangi
Dibukanya direct flight Jakarta-Banyuwangi akan membuat lebih hemat waktu. Jika sebelumnya seseorang dari Jakarta harus transit ke Surabaya terlebih dahulu, kini diperpendek waktunya karena pesawat langsung menuju ke Banyuwangi.
Pengguna jasa transportasi udara diuntungkan lantaran bisa mendapat akses layanan transportasi lebih cepat. Hal ini tentunya diharapkan membawa dampak positif pada pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang yang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal.
Terupdate : Citilink pun sudah melayani rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi PP.
Sebelumnya, penerbangan dari Jakarta ke Banyuwangi harus melalui transit Surabaya. Tentu saja hal ini tidak nyaman buat penumpang, karena harus pindah pesawat. Selain itu ongkosnya jadi lebih mahal. Sekarang wisatawan maupun bisnisman dari Jakarta dan sekitarnya bisa langsung terbang ke Banyuwangi.
Mulai 16 Juni 2017 NAM Air melayani rute Jakarta-Banyuwangi PP (via Tribunnews.com) |
Sejak 16 Juni 2017 ada Sriwijaya Air melayani rute Jakarta-Banyuwangi PP dengan menggunakan bendera NAM Air. Untuk diketahui, maskapai penerbangan NAM Air adalah anak perusahaan dari Sriwijaya Air yang didirikan pada tahun 2013.
NAM Air terbang setiap hari dengan jadwal pukul 07.05 WIB dari Jakarta menuju Banyuwangi, dan pukul 09.05 WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta.
Untuk rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi, NAM Air menggunakan pesawat Boeing 737 seri 500 yang berkapasitas 150 penumpang. Pemesanan tiket secara online sudah bisa dilakukan melalui situs-situs tiket penerbangan online, seperti Tiket.com dan lainnya.
Cek Tiket NAM Air Jakarta-Banyuwangi
Selain NAM Air, Garuda juga tak mau kalah ikut membuka penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi PP setiap hari.
Penerbangan perdana Garuda Indonesia dengan rute
Jakarta-Banyuwangi rencananya dimulai pada 21 Juni 2017. Yang menarik ada tiga menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang ikut serta dalam penerbangan perdana ini.
Ketiga menteri tersebut adalah Menteri Pariwisata Arief
Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukito.
Keikutsertakan para menteri ini bukan sekedar ingin ikut jalan-jalan lo. Kedatangan Arief Yahya bersama Enggartiarso Lukito sekaligus meresmikan soft opening hotel bintang empat pertama kali di kabupaten itu, El Royale Hotel and Resort Banyuwangi.
ALASAN HARUS ADA PENERBANGAN LANGSUNG JAKARTA-BANYUWANGI
Terealisasinya penerbangan langsung ini tak lepas dari strategi jemput bola yang dimainkan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas kepada petinggi Sriwijaya.
Tak pakai mikir lama, pihak Sriwijaya Group merespon penawaran tersebut. Ibaratnya gatuk-matuk, masak sih ceruk bisnis yang legit mau ditampik. Naluri bisnis pihak Sriwijaya Air mencium adanya potensi pasar yang menjanjikan.
Salah satu faktor utamanya, pariwisata Banyuwangi yang terus berkembang. Seperti terlihat dari jumlah wisatawan yang menanjak dan pembangunan sejumlah hotel berbintang baru di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
Sekadar diketahui, jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, melonjak menjadi 112.661 orang pada 2016. Naik hingga 1.339 persen! Wow! Kueren bingit.
Diluar gegap-gempita wisata, dunia usaha di Banyuwangi pun terus bergeliat penuh gairah. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menduduki peringkat ketiga di Jatim. Ini karena investasi terus tumbuh di Banyuwangi khususnya pada bidang argo, pertanian, dan pertambangan.
Belum lagi pasar masyarakat secara umum juga besar, termasuk dunia pendidikan dengan kehadiran 3 kampus negeri, seperti Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi, Politeknik Negeri Banyuwangi, dan sekolah pilot negeri. Ambil contoh, Unair-Banyuwangi saja memiliki sekitar 800 mahasiswa dari 17 provinsi, ini tentunya pasar yang potensial.
Di sisi lain, Banyuwangi juga kerap dijadikan tempat studi berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Jawa, terutama setelah Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) daerah berjuluk "The Sunrise of Java" ini dinyatakan sebagai kabupaten pertama dan satu-satunya yang mendapat peringkat A atau terbaik se-Indonesia.
Imbas tumbuhnya wisata dan capaian prestasi Banyuwangi, berbagai event MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) maupun seminar oleh instansi pemerintah dan BUMN/swasta pun mulai sering digelar di Kabupaten Banyuwangi.
Selama tahun 2016 lalu, terdapat lebih dari 24.000 orang
yang mengunjungi Banyuwangi dari berbagai instansi pemerintahan seluruh
Indonesia untuk studi banding. Satu
instansi rata-rata membawa 80 rombongan. Mayoritas ke Banyuwangi untuk
mempelajari sejumlah inovasi, terutama penerapan SAKIP.
Jelas sebuah peluang yang layak dapat bintang, bukan?
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut pembukaan rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi ini seperti membuka pintu pasar terbesar pariwisata nusantara, yakni Jakarta.
Maka tak heran, bukan cuma Sriwijaya Air, ada maskapai lain yang juga menyatakan minat menggarap rute langsung Jakarta-Banyuwangi. Salah satunya yang sudah menyatakan keseriusannya adalah maskapai nasional Garuda Indonesia.
Pihak Garuda punya alasan kuat. Menurut data, 20% dari penerbangan Garuda rute Banyuwangi- Surabaya adalah penumpang yang transit ke Jakarta.
Artinya, 20% penumpang Garuda dari Banyuwangi ke Surabaya akan melanjutkan ke Jakarta. Karenanya, pihak Garuda optimis pembukaan penerbangan langsung Jakarta -Banyuwangi dan sebaliknya akan meningkatkan jumlah penumpang.
Selama ini, rute ke Banyuwangi baru tersedia dari Surabaya sebanyak tiga kali dalam sehari yang dilayani Garuda Indonesia dan Wings Air.
Garuda sendiri terbang dua kali sehari dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) sebesar 80 persen. Secara bisnis sangat bagus.
Lihat : Info Penerbangan ke Banyuwangi
Dibukanya direct flight Jakarta-Banyuwangi akan membuat lebih hemat waktu. Jika sebelumnya seseorang dari Jakarta harus transit ke Surabaya terlebih dahulu, kini diperpendek waktunya karena pesawat langsung menuju ke Banyuwangi.
Pengguna jasa transportasi udara diuntungkan lantaran bisa mendapat akses layanan transportasi lebih cepat. Hal ini tentunya diharapkan membawa dampak positif pada pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang yang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal.
Terupdate : Citilink pun sudah melayani rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi PP.
BAGAIMANA DENGAN AKOMODASI DI BANYUWANGI ?
Jelas dengan makin meningkatkan angka kunjungan ke Banyuwangi dibutuhkan sarana akomodasi yang memadai, terutama untuk menampung para wisatawan selama berada di Banyuwangi, mulai dari para backpacker, komunitas hingga wisatawan keluarga.
Padahal saat ini pada musim liburan atau event tertentu seperti long week end dan tahun baru, banyak wisatawan yang kesulitan mendapatkan kamar hotel. Pihak hotel dan homestay sampai harus menolak tamu karena sudah full booked.
Hal ini terjadi lantaran jumlah hotel di Banyuwangi terbatas dan sengaja dibatasi pertumbuhannya. Sebagai alternatifnya, wisatawan dapat menginap di homestay. Pihak pemda Banyuwangi sendiri memiliki dua buah homestay berkonsep dormitory untuk backpacker di tengah kota, dan masih ada lagi yang dalam tahap pembangunan.
Padahal saat ini pada musim liburan atau event tertentu seperti long week end dan tahun baru, banyak wisatawan yang kesulitan mendapatkan kamar hotel. Pihak hotel dan homestay sampai harus menolak tamu karena sudah full booked.
Hal ini terjadi lantaran jumlah hotel di Banyuwangi terbatas dan sengaja dibatasi pertumbuhannya. Sebagai alternatifnya, wisatawan dapat menginap di homestay. Pihak pemda Banyuwangi sendiri memiliki dua buah homestay berkonsep dormitory untuk backpacker di tengah kota, dan masih ada lagi yang dalam tahap pembangunan.
Di Banyuwangi memang sedang digencarkan pembangunan homestay, bahkan pihak Kemenpar mendorong pembangunan 1000 buah homestay yang tersebar di 17 desa yang mempunyai potensi pariwisata.
Ijen Miner Family Homestay, salah satu homestay di wilayah perkampungan penambang belerang Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi yang bisa dipesan secara online melalui situs AGODA |
Mengapa Banyuwangi bersemangat membangun homestay dalam jumlah besar?
Ada sejumlah alasan. Salah satunya, keberadaan homestay diharapkan menjadi alternatif penginapan bagi wisatawan karena hotel-hotel di Banyuwangi umumnya terpusat di wilayah kota, sedangkan destinasi wisatanya tersebar di wilayah yang berjarak cukup jauh.
Alasan yang lebih mendasar, pemerintah daerah Banyuwangi sedang menerapkan program kebijakan strategis yaitu di obyek wisata tidak boleh ada hotel, karena pembangunan hotel sudah diatur dalam tata ruang di wilayah kota saja. Jumlah hotel di Banyuwangi dibatasi dan saat ini ada moratorium (penghentian sementara) perijinan pembangunan hotel baru di Banyuwangi hingga batas waktu yang belum ditentukan. Tujuannya untuk menjaga iklim sehat investasi di Banyuwangi.
Sebagai gantinya, pemda Banyuwangi mendorong pembangunan homestay yang dikelola oleh masyarakat. Dengan berdirinya homestay akan mendorong masyarakat berperan aktif dan meningkatkan ekonomi lokal. Sampai awal 2017 tercatat sudah berdiri 350 homestay di Banyuwangi yang sebagian dikelola oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) setempat. Bisa dibayangkan jika program 1000 homestay kelak tercapai, dampaknya tentu luar biasa bagi peningkatan kesejahteraan warga Banyuwangi.
Sedangkan untuk kelas hotel bintang, saat ini sudah ada dua hotel yang beroperasi, yaitu Hotel Santika dan El Royale Hotel & Resort. Selain itu ada tiga hotel lain yang masih menyelesaikan pembangunannya. Ketiga hotel tersebut adalah Hotel Aston di jalan Brawijaya, Hotel Singgasana dan Hotel Solong di lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro.
UPDATED :
Jakarta-Banyuwangi
Pk. 07.05- 08.30
Pk. 14.10-15.35
Banyuwangi-Jakarta
Pk. 09.05-10.30
Pk. 16.15-17.40
NAM AIR TERBANG DUA KALI SEHARI JAKARTA-BANYUWANGI PP
Terhitung sejak 20 Agustus 2017, NAM Air menambah frekuensi terbang rute langsung (direct flight) Jakarta-Banyuwangi PP menjadi dua kali dalam sehari.
Perjalanan Jakarta-Banyuwangi ditempuh dalam waktu 120 menit menggunakan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 120 kursi, terdiri atas 8 kursi kelas bisnis dan 112 kursi kelas ekonomi.
Penambahan frekuensi penerbangan NAM Air dilakukan menyusul respons positif masyarakat sejak rute Jakarta-Banyuwangi dibuka pertengahan juni 2017. Sepanjang bulan Juli, tingkat keterisian penumpang mencapai 90%.
Jadwal Penerbangan NAM Air Jakarta-Banyuwangi
Perjalanan Jakarta-Banyuwangi ditempuh dalam waktu 120 menit menggunakan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 120 kursi, terdiri atas 8 kursi kelas bisnis dan 112 kursi kelas ekonomi.
Penambahan frekuensi penerbangan NAM Air dilakukan menyusul respons positif masyarakat sejak rute Jakarta-Banyuwangi dibuka pertengahan juni 2017. Sepanjang bulan Juli, tingkat keterisian penumpang mencapai 90%.
Jadwal Penerbangan NAM Air Jakarta-Banyuwangi
Jakarta-Banyuwangi
Pk. 07.05- 08.30
Pk. 14.10-15.35
Banyuwangi-Jakarta
Pk. 09.05-10.30
Pk. 16.15-17.40
0 komentar:
Posting Komentar