Diantara deretan kuliner khas dan populer di Banyuwangi,
salah satunya adalah Rujak Soto. Sesuai dengan namanya, Rujak Soto adalah
perpaduan antara rujak dan soto.
Satu mangkuk rujak soto berisi lontong, mentimun,
sayur-sayuran matang, potongan tahu-tempe, dan irisan daging. Yang istimewa
tiap mangkok akan diberi bumbu rujak yang terdiri dari gilingan kacang tanah,
gula merah, pisang batu muda, petis, garam, dan cabai rawit.
Semua bahan ini lalu disiram kuah soto bening. Perpaduan
bumbu rujak dan kuah soto inilah yang membuat sajian tersebut dinamai rujak
soto. Bisa membayangkan perpaduan rasanya?
Makanan ini biasanya dihidangkan dengan tambahan kerupuk melinjo atau kerupuk
udang sebagai pelengkap. Oh ya, rasanya? Benar-benar gurih!
Rujak di Banyuwangi menyerupai lotek di sejumlah kota di
Jawa Tengah, yakni campuran sayur-mayur dengan bumbu kacang. Perbedaannya,
bumbu kacang untuk lotek biasanya kuat rasa bawangnya, juga dibubuhi sedikit
terasi dan jeruk purut untuk penyedap rasa. Sedangkan rujak Banyuwangi cukup
dibalur dengan petis. Paduan bumbu kacang tanah dan petis ini cocok betul untuk
sayur-mayur.
Lalu sejak kapan rujak sota masuk Kabupaten Banyuwangi? Menurut
budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan, pada tahun 1970-an ada lagu yang
berjudul Rujak Singgol yang menjelaskan beberapa nama rujak yang ada di wilayah
Banyuwangi.
"Di lagu yang berjudul Rujak Singgol disebutkan
beberapa nama rujak, namun nama rujak soto masih belum disebutkan dalam lagu
itu. Ada rujak uni, rujak locok, rujak lethok, rujak kecut, rujak cemplung.
Namanya semuanya mengarah kepada bahan nama yang digunakan rujak atau mengolah
rujak. Seperti rujak wuni yang dibuat dari buah wuni yang rasanya asam,"
jelasnya.
Menurut Hasnan, rujak soto baru muncul setelah tahun 1970-an
dan merupakan hasil dari keisengan penikmat rujak di Banyuwangi.
"Muncul juga rujak bakso dan pecel rawon. Tapi yang
identik dengan Banyuwangi adalah rujak soto karena rasa dan perpaduannya memang
unik. Seperti akhir dari lagu 'Rujak Singgul', Durung weruh rasane mageh arane,
nganeh anehi yang artinya, belum tahu rasanya, masih namanya saja sudah aneh.
Seperti itulah rujak soto," jelas Hasnan sambil menyanyikan lagu 'Rujak
Singgul'.
Membikin rujak soto sama saja dengan membikin dua menu
masakan dalam satu sajian. Seperti konsep two in one, dua dalam satu rasa.
Ibarat musik jazz, rujak soto adalah fusion, paduan dua rasa yang menyatu dalam
satu mangkuk. Memang terkesan ribet, namun tantangan rasanya boleh dicoba.
Jangan bilang pernah mengunjungi Banyuwangi kalau belum
menikmati rujak soto. Anda akan menikmati eksperimen kuliner campuran yang
rasanya unik dengan sensasi yang istimewa.
Ragam sajian Rujak Soto Banyuwangi. |
FESTIVAL RUJAK SOTO
Dalam rangka memasyarakatkan kuliner Rujak Soto sebagai salah satu menu khas Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Rujak Soto pada 20 September 2014. Acara yang berlangsung di Taman Blambangan Banyuwangi ini diikuti oleh 192 peserta yang berasal dari para penjual Rujak Soto, koki hotel dan restoran serta masyarakat umum.
Para peserta ditantang untuk mengolah dan menyajikan Rujak Soto secara massal dalam
balutan celemek dapur yang menawan. Bumbu-bumbu rujak soto juga dijejer, seperti
kacang, petis, udang, garam, gula merah, hingga pisang klutuk. Begitu juga
dengan bahan pelengkapnya, semisal sayur kankung, tauge, kerupuk udang, emping
melinjo, tahu, tempe, serta kuah soto dan isinya.
Dalam festival ini, yang menjadi poin utama dalam penilaian adalah
cara mengulek/mengolah bumbu. Proses pembuatan sampai dengan penyajian dibutuhkan waktu
sekitar 15 menit. Dalam batas waktu itu, rujak soto sudah harus siap dihidangkan.
Sebagai pelengkap festival ini, beberapa suguhan kuliner
khas lokal juga diperkenalkan sebagai pendamping, seperti sego gepuk remuk,
sayur lompong Osing, soto dan bakso Osing, tahu petis gandrung, pecel rawon,
sego tempong, dan rujak bakso dan kare kepala ikan Blambangan.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bersama Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, turut meracik rujak dalam Festival Rujak Soto di Banyuwangi, |
Salah satu peserta dengan busana wayang. |
Peserta dengan penampilan penari Seblang. |
0 komentar:
Posting Komentar